Minggu, 31 Desember 2017

ADAB BERINTERAKSI DENGAN AL QURAN Bag.2

Kitab At-Tibyan Fi Adaabi Hamaalati Al Quran

Diharamkan menafsirkan Al-Qur’an tanpa ilmu dan berbicara tentang
makna-maknanya bagi siapa yang bukan ahlinya. Banyak hadits berkenaan
dengan perkara tersebut dan ijmak berlaku atasnya.

Sedangkan penafsirannya oleh ulama, itu sesuatu yang diharuskan dan
baik. Dan ijmak telah menetapkan atas hal itu. Maka siapa yang ahli menafsirkan
dan mempunyai alat-alat untuk mengetahui maknanya dan benar sangkaannya terhadap apa yang dimaksud, dia pun bisa menafsirkannya jika dapat diketahui
dengan ijtihad. Seperti makna-makna dan hukum-hukum yang terang ataupun
yang samar, tentang keumuman dan kakhususan serta I’raab dan lainnya.
Kalau tidak dapat diketahui maknanya dengan ijtihad seperti perkara￾perkara yang jalannya adalah menukil dan menafsirkan lafaz-lafaz bahasa, maka
tidak bisa berbicara berkenaang dengannya. Kecuali dengan nukilan yang sahih oleh ahlinya yang dapat diambil kira. 

Sementara orang yang bukan ahlinya
karena tidak mempunyai alat-alatnya, maka haramlah atasnya menafsirkan
maknanya. Bagaimanapun dia bisa menukil tafsirnya dari ahlinya yang layak.
Kemudian, orang-orang yang menafsirkan dengan pendapat mereka
tanpa dalil yang sahih ada beberapa golongan.

• Di antara mereka ada yang berhujah dengan ayat untuk membenarkan
madzhabnya dan menguatkan pikirannya, meskipun tidak benar sangkaannya
bahwa itulah yang dimaksud dengan ayat itu. Dia hanya ingin mengalahkan
lawannya.

• Ada yang ingin menyeru kepada kebaikan dan berhujah dengan suatu
ayat tanpa mengetahui petunjuk atas apa yang dikatakannya.

• Bahkan ada yang menafsirkan lafaz-lafaz Arabnya tanpa memahami
makna-makna dari ahlinya, padahal hal itu tidak bisa diambil kecuali dengan
mendengar dari ahli bahasa Arab dan ahli tafsir, seperti penjelasan makna. lafaz
dan I’rabnya, hadzaf, ringkasan, idhmaar, hakekat dan majaz, keumuman dan
kekhususan, ijmaal dan bayan, pendahuluan dan pengakhiran dan sebagainya
dari hal-hal yang berbeda dengan zahirnya.

Disamping itu tidak cukup mengetahui bahasa Arab saja, tetapi mesti
menmgetahui apa yang dikatakan oleh ahli tafsir berkenaan dengannya.
Kadang-kadang mereka bersepakat untuk meninggalkan zahirnya atau
mendatangkan kekususannya atau yang idhmaar dan sebagainya dari sesuatu
yang berbeda dengan zahirnya.
Apabila lafaznya mempunyai beberapa makna, kemudian dia mengetahui
di suatu tempat bahwa yang dimaksud adalah salah satu makna dari beberapa
makna yang dimaksudnya. Kemudian dia menafsirkan dengan apa yang datang
kepadanya, maka ini semua adalah tafsir menurut pendapatnya (tafsir bir ra’yi)
dan hukumnya haram. Wallahua’lam.

Sabtu, 30 Desember 2017

I'ROB CINTA DALAM NAHWU : SEBUAH KEMESRAAN DALAM ILMU NAHWU BAB TANDA-TANDA I'ROB

Membicarakan ilmu nahwu itu selalu menarik bagi orang-orang yang demen ilmu nahwu apalagi yang sedang di landa kasmaran terkadang matari-materi dalam ilmu nahwu dijadikan alat untuk merayu atau hanya untuk sekedar mengungkapkan rasa yang terpendam melalui romantisnya ilmu nahwu.

Banyak materi dalam ilmu nahwu yang dapat di jadikan ungkapan-ungkapan rayuan gombal tetapi rayuan-rayuan ini hanya dapat berfungsi bila ditujukan kepada sesama orang yang paham dengan ilmu nahwu. Kalau yang dirayu tidak paham Ilmu nahwu maka akan  terjadi roaming.

Tidak hanya sekadar dapat digunakan untuk rayuan-rayuan saja tetapi dalam ilmu nahwu juga terdapat hikmah-hikmah atau filosofi yang dapat menjadi pedoman hidup seseorang.


Dalam Bab Ma'rifati Alamatil I'rob dijelaskan bahwa i'rob rafa tanda aslinya adalah dlommah. Rafa adalah tinggi atau luhur, berderajat tinggi mulia. Sedangkan Dommah adalah berkumpul, gabung atau bersatu. Irob Nasob (kerja keras) tandanya adalah fathah (terbuka). Irob Khofed atau jer (rendah) tandanya adalah kasroh (pecah). Irob Jazem (Pasti) tandanya sukun (tenang).

Adinda hidupku akan memperoleh derajat Rofa' (Tinggi) bila aku dapat dlommah (bersatu) dengan hatimu. Maukah adinda menjadi dlommah denganku sebagai tanda mencapai tingginya derajat??

Ya, adinda terima menjadi dlommah kakanda, tetapi kakanda harus Nasob kan dulu diri kakanda. (I'rob Nasob. Nasob artinya kerja keras) agar hati dinda menjadi ter-fathah-kan (Fathah artinya terbuka).

Bila itu permintaan adinda maka kakanda akan senantiasa menasobkan diri tapi tolong jangan adinda membalasnya dengan khofed (irob khofed. khofed artinya rendah/merendahkan) kepada kakanda sehingga hati kakanda menjadi kasrah (pecah).

Baca juga Filosofi Kalimat Isim dan Fi'il

Wahai kakanda, adinda tidak akan berbuat sekeji itu terhadap kakanda. Adinda hanya ingin jazem (irob jazem. jazem artinya kepastian atau ketentuan) agar hati adinda sukun (tenang).

Mari kita selesaikan dulu tholabul ilminya. Setelah itu mari kita arungi bersama-sama kehidupan ini hingga akhirat nanti.

@amaddayumiddu


ADAB BERINTERAKSI DENGAN AL QURAN Bag. 1

Kitab At Tibyan Fi Adabi Hamalati Al Quran

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari Tamim Ad-Daariy ra, katanya:
Nabi saw bersabda:

“Agama itu nasihat. Kami berkata, ‘Untuk siapa? Nabi saw
menjawab, ‘Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin
dan orang-orang awam mereka.”

Para ulama rahimahullah berkata, nasihat untuk Kitab Allah swt adalah,
“Beriman bahwa ia adalah kalam Allah dan wahyu-Nya, tidak ada sesuatupun
dari makhluk yang menyerupainya dan seluruh makhluk tidak ada yang
mampu berbuat seperti itu.”
Kemudian mengagungkan dan membacanya dengan sebenar-benarnya
dan sebaik-baiknya. Bersikap khusyuk ketika membacanya, seperti makhraj
huruf-hurufnya yang tepat, membelanya dari penakwilan orang-orang yang
menyelewengkannya dan gangguan orang-orang yang melampaui batas,
membenarkan isinya, menjalankan hukum-hukumnya, memahami ilmu-ilmu
dan perumpamaan-perumpamaannya, memperhatikan nasihat-nasihatnya,
memikirkan keajaiban-keajaiban dan mengamalkan ayat-ayatnya yang muhkam
(jelas) dan menerima ayat-ayatnya yang mutasyabih (samar) mencari keumuman
dan kekhususan, nasikh dan mansukhnya, menyebarkan keumuman dan
kekhususan ilmu-ilmunya, menyeri kepadanya.

Kaum muslimin sependapat atas wajibnya mengagungkan Al-Qur’an
yang mulia secara mutlak, menyucikan dan menjaganya. Dan mereka
sependapat bahwa siapa yang mengingkari satu huruf daripadanya yang telah
disetujui atau menambah satu huruf yang tidak pernah dibaca oleh seorang pun
sedang dia mengetahui hal itu, maka dia kafir.

Imam Al-Hafizh Abul Fadhl Al-Qadhi Iyadh rahimahullah berkata,
“Ingatlah bahwa siapa yang meremehkan Al-Qur’an atau sebagian daripadanya
atau memakainya atau mengingkari satu huruf daripadanya atau mendustakan
sesuatu hukum atau kabar yang ditegaskan di dalamnya atau membenarkan
sesuatu yang dinafikannya atau menafikan sesuatu yang ditetapkannya, sedang
dia mengetahui hal itu atau meragukan sesuatu dari hal itu, maka dia telah kafir
berdasarkan ijma’ul muslimin.

Demikian jugalah jika dia mengingkari, memaki atau meremeh terhadap Taurat, Injil atau Kitab-kitab
Allah Yang diberitakan maka dia telah kafir.

Katanya: Para ulama muslimin sependapat bahwa Al-Qur’an yang dibaca
di negeri-negeri dan tertulis di dalam Mushaf yang berada di tangan kaum
muslimin dan dihimpun di antara dua sampul mulai dari Al-Hamdulillahi rabbil
‘aalamiin hingga akhir Qul A’uudzu birabbin naas adalah Kalamullah dan
wahyu-Nya yang diberitakan kepada Nabi-Nya Muhammad saw.

Dan mereka sependapat bahwa semua yang terdapat di dalamnya adalah
benar dan barangsiapa yang menguranginya dengan sengaja atau menggantikan
sehuruf dengan huruf lain atau menambah sehuruf di dalamnya yang tidak
tercatat dalam Mushaf yang telah disetujui itu serta menyatakan dengan sengaja
bahwa ia bukan termasuk Al-Qur’an, maka dia telah kafir.
Abu Usman Al-Haddad berkata, “Semua ahli tauhid bersepakat bahwa
mengingkari stu huruf dari Al-Qur’an adalah kufur.”
Fuqaha Baghadad sependapat untuk menyuruh bertaubat Ibnu Syahbudz
Al-Muqri seorang imam qari (yang mahir membaca) Al-Qur’an terkemuka
bersama Ibnu Mujahid karena membaca dan mengajarkan bacaan dengan huruf￾huruf yang ganjil dan tidak terdapat dalam Mushaf. Mereka menyuruh
membuat pernyataan untuk berhenti dan bertaubat dengan kesaksiaam mereka
di majelis Al-Waziir Ubay bin Maqlah tahun 323 H. Muhammad bin Abu Zaid
berfatwa berkenaan dengan orang yang mengatakan kepada seorang anak
kecil,” Mudah-mudahan Allah swt mengutuk gurumu dan apa yang
diajarkannya kepadamu?”
Katanya: “Aku maksudkan adab yang tidak baik dan tidak saya
maksudkan Al-Qur’an.” Muhammad berkata: “Orang yang mengatakan itu
perlu dihukum.” Sementara yang mengutuk Mushaf, maka dia bisa dibunuh.
Inilah akhir pendapat Al-Qadhi Iyadh rahimahullah. 

Senin, 25 Desember 2017

Kenapa Kau Berteriak Ketika Marah

Seorang Ulama berjalan dg para muridnya, mereka melihat ada sebuah Keluarga yg sedang Bertengkar, dan saling Berteriak....
Ulama tersebut berpaling kepada muridnya dan bertanya :
"Wahai muridku,..
Mengapa orang saling berteriak jika mereka sedang Marah..? "
Salah satu Murid menjawab :
" Karena kehilangan Kesabarannya,makanya mereka  Berteriak..."
Si Ulama Bertanya kembali :
" Tetapi.., mengapa harus Berteriak kepada orang yg tepat berada di sebelahnya..?
Bukankah pesan yg ia sampaikan, bisa ia ucapkan dgn cara Halus...? "
Tanya sang Ulama menguji murid-muridnya.
Muridnya pun saling beradu jawaban, namun tidak satupun jawaban yg mereka sepakati.
Akhirnya sang Ulama berkata :
"Apabila dua orang sedang Marah, maka hati mereka saling Menjauh....
Untuk dapat Menempuh jarak yg Jauh itu, mereka harus Berteriak agar Perkataannya dapat Terdengar....
Semakin Marah,...maka akan Semakin Keras Teriakannya.
*Karena Jarak kedua hati semakin Jauh....  *
Begitu juga sebaliknya , di saat kedua insan Saling Jatuh Cinta....
Mereka tidak Saling Berteriak antara yang satu dengan yang  lain....
Mereka Berbicara Lembut, karena Hati mereka Berdekatan....
Jarak antara kedua Hati sangat Dekat..."
Bila mereka semakin lagi saling mencintai, apa yang terjadi ?
Mereka tidak lagi Bicara Mereka hanya Berbisik dan saling mendekat dalam kasih-sayang
Pada akhirnya, mereka bahkan tidak perlu lagi Berbisik,
Mereka cukup hanya dengan Saling Memandang.....
Sedekat itulah dua insan yg Saling Mengasihi..."
Sang Ulama memandangi Muridnya dan mengingatkan dengan lembut :
" Jika terjadi Pertengkaran diantara kalian, jangan biarkan Hati kalian Menjauh...
Jangan Ucapkan Perkataan yg membuat Hati kian Menjauh....
Karena jika kita biarkan,.. suatu hari jaraknya tidak akan lagi bisa ditempuh...."
Semoga kita dijauhkan dari sifat-sifat amarah,
Di anugrahi kelapangan dada dan kesabaran..
Aamiin Yaa Robbal Alamiin..

Jauhi Prasangka Buruk Terhadap Saudaramu

Setiap manusia ada dua sisi yang dimilikinya, hitam dan putih. sebagaimana ada dua malaikat yang setia mencatat setiap ke hitam an dan ke putih an amal kita. Hitam dan Putih manusia tidak bisa lepas karena manusia adalah tempatnya lupa dan khilaf.

khilaf dapat dibersihkan melalui taubat. Allah swt telah menjamin hambanya yang mau bertaubat maka akan diampuni segala dosa-dosa yang diperbuat karena kelalaiannya atau kesengajaannya.

Sudah semestinya sesama manusia tidak boleh berprasangka buruk, karena apa yang dianggap buruk oleh manusia belum tentu buruk di hadapan Allah swt. Jauhi prasangka buruk tapi ambilah pelajaran dari setiap kejadian yang menimpa diri kita atau saudara-saudara kita. Prasangka buruk sering kali menimbulkan rasa iri, amarah dan kebencian. 

Apapun Setiap kesalahan manusia pasti disediakan pintu taubat dari Allah swt. Prasangka buruk kepada sesama akan menimbulkan kesombongan dalam diri kita, merasa diri sendiri baik daripada orang lain itu merupakan sebuah penyakit hati yang sangat membahayakan. 

Mendoakan sesama manusia agar selalu dalam rahmatNYA itu jauh lebih baik daripada menyangka-nyangka buruk orang lain. Berintropeksi diri jauh lebih disarankan daripada menilai-nilai baik buruk orang lain. Semoga hati kita selalu dibersihkan dari yang namanya penyakit hati. Aamiin.

Para Penghafal Quran

Seorang muslim yang taat hendaklah tiap-tiap waktunya juga di isi dengan membaca kitab-Nya, Al-quran. Banyak sekali hadist nabi yang menjelaskan tentang keutamaan membaca al quran. Bacalah dan renungilah.

Al quran dapat menjadi syafaat kapada yang membacanya. para salafus solih selalu mengkhatamkn al quran minimal satu bulan sekali, bahkan ada sahabat yang menghatamkan al quran tiga kali dalam sehari semalam. semua itu demi menjadikan al quran syafaat kelak di hari kiamat.  hari dimana hanya amal baik yang dapat menolongnya yang tentunya atas rahmat Allah swt.


Dari masa sahabat hingga sekarang umat islam banyak yang mengabdikan dirinya untuk menghafalkan al quran semata mata hanya mengharap ridlo Allah swt.  Dari sekian banyak para penghafal al quran terdapat santriwati Pondok Pesantren TarbiyatuL Aulaad Cilacap yang dengan giat mengisi hari-harinya dengan menghafal al quran.


Ponpes Taarbiyatul Aulaad merupakan pesantren yang fokus pada pencetakan generasi yang hafal al quran. Banyak santriwati yang dari berbagai daerah termasuk daerah luar kabupaten cilacap yaitu pemalang yang berbondong-bondong datang ke ponpes ini untuk menjadi generasi hafal al quran.


Dan akhwat ini merupakan santriwati di ponpes tarbiyatul aulaad yaitu Ulvha, Nila Amalia dan Irma dari pemalang yang sedang menghafalkan al quran. semoga lekas menjadi bidadari yang qurani. Aamiin.

Minggu, 24 Desember 2017

Wahai Kawanku Selamat Menikah

Alhamdulillah dalam hitungan jam lagi seorang kawan akan melangsungkan prosesi sakral yaitu pernikahan. Semoga acara tersebut dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan.
Wahai kawanku, Niatkanlah sebaik-baiknya pernikahan itu hanya karena mengharap ridlo ilahi.
Wahai kawanku, Kelak kamu akan menjadi pemimpin keluarga maka jaga lah istri dan anak-anakmu dari api neraka.
Wahai kawanku, Pergaulilah istri dengan sebaik-baiknya pergaulan. maka engkau akan mendapati rumahmu sebagai surga.
Wahai kawanku semoga keberkahan selalu menaungi kehidupanmu.

Aamiin

Filosofi Jendela

Ya, Bahwasanya keteladanan bisa diambil dari mana saja selama hal itu dapat menjadikan diri kita lebih baik. Teladani lah segala sesuatu yang mempunyai nilai-nilai positif.

Setiap makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini dapat kita teladani. kita dapat meneladani yang selalu saling menyapa jika bertemu sesamanya. Hal seperti inilah yang dapat menguatkan tali persaudaraan.

Bagaimanapun juga kita dapat meneladani benda-benda yang yang ada disekeliling kita ataupun benda-benda yang ada dirumah kita. Lihatlah jendela dalam rumahmu, bukankah rumah yangtanpa jendela terasa sangat pengap, tak ada sirkulasi udara. Kita pun harus seperti jendela yang bisa menjadi jembatan orang-orang untuk meraih nafas yang segar yaitu kesuksesan.

Ah, Betapa hinanya diri kita didunia ini jika seluruh hidup kita tidak dipergunakan untuk memberikan maslahat bagi sesama. Padahal pertolongan Allah swt terdapat pada pertolongan kita kepada saudara sesama kita.

Mari Berdayakan diri kita untuk kebaikan sesama makhluk. Maka kita akan bahagia.

Sabtu, 23 Desember 2017

SORGA NERAKA DI KAKI IBU

Emha Ainun Nadjib
Ibu saya berkata: “Sorga berada di bawah telapak kaki Ibu itu artinya bukan bahwa Ibumu ini berkuasa atasmu, sehingga tidak ada kebaikan bagimu kecuali mematuhi apa saja kata Ibu kepadamu”.
“Sorgamu ada di kakiku, Nak. Jadi amanat Tuhan kepada Ibumu sangat berat. Ibu wajib mensorgakan hidupmu. Ibumu harus memproses kesorgaanmu di dunia dan akhirat. Ibumu wajib bersikap terbuka dan adil agar engkau bisa merundingkan masa depan sorgamu sebaik-baiknya”.
“Sorga di kakiku ini disediakan untukmu, Nak. Tapi neraka di kakiku disediakan buat kita berdua. Kalau tak kusediakan pendidikan jalan ke sorga untukmu, Ibumu tercampak ke dalam neraka. Kalau hati Ibumu marah atau sakit hati kepadamu tanpa dasar yang Tuhan merelakannya, maka neraka bukan untukmu, melainkan untuk Ibumu”.
“Nak, kalau Ibumu menyediakan jalan neraka bagimu, ingatkanlah aku. Namun kalau kusediakan jalan sorga bagimu, engkau wajib patuh kepadaku”.

Rabu, 06 Desember 2017

Mutiara Hadis : Penghuni Surga Banyak Orang Miskin

Penghuni Surga Banyak Orang Miskin

عن حارثة بن وهْبٍ رضي الله عنه قَالَ: سمعت رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: ((ألا أُخْبِرُكُمْ بِأهْلِ الجَنَّةِ؟ كُلُّ ضَعِيف مُتَضَعَّف، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لأَبَرَّهُ، أَلا أُخْبِرُكُمْ بِأهْلِ النَّارِ؟ كُلُّ عُتُلٍّ جَوّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Harist bin Wahab rodhiallohu anhu berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
“Maukah kuberitahu pada kalian siapakah ahli surga itu? Mereka itu adalah setiap orang yang lemah dan dianggap lemah oleh para manusia, tetapi jika ia bersumpah atas nama Allah, pastilah Allah mengabulkan apa yang disumpahkannya. Maukah kuberitahu pada kalian siapakah ahli neraka itu? Mereka itu adalah setiap orang yang keras, kikir dan gemar mengumpulkan harta lagi sombong” (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits

1- Orang yang lemah yang dimaksud adalah orang yang diremehkan orang lain karena keadaan yang lemah di dunia (alias: miskin). Ini cara baca mutadho’af dalam hadits. Bisa juga dibaca mutadho’if yang artinya orang yang rendah diri dan tawadhu’. Al Qadhi menyatakan bahwa yang dimaksud orang yang lemah adalah orang yang lembut hatinya dan tawadhu’. Lihat Syarh Shahih Muslim, 17: 168.
1476).
2- Hadits tersebut memberikan pelajaran kepada kita, besuk orang yang masuk surga kebanyakan orang-orang miskin yang diremehkan orang atau orang yang rendah hati dan tawadhuk dan kebanyakan besuk orang-orang masuk neraka orang yang sombong karena banyak harta tapi keras dan kikir.
3- Pengemis jalanan bukanlah orang miskin karena rata-rata pengemis jalanan adalah orang mampu nan kuat yang malas bekerja, padahal di balik itu juga mereka kaya.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْمِسْكِينُ الَّذِى تَرُدُّهُ الأُكْلَةُ وَالأُكْلَتَانِ ، وَلَكِنِ الْمِسْكِينُ الَّذِى لَيْسَ لَهُ غِنًى وَيَسْتَحْيِى أَوْ لاَ يَسْأَلُ النَّاسَ إِلْحَافًا

“Namanya miskin bukanlah orang yang tidak menolak satu atau dua suap makanan. Akan tetapi miskin adalah orang yang tidak punya kecukupan, lantas ia pun malu atau tidak meminta dengan cara mendesak” (HR. Bukhari no. 1476).
4- Ibnu Baththol berkata, “Ibadah orang-orang lemah dan doa mereka lebih ikhlas dan lebih terasa khusyu’ karena mereka tidak punya ketergantungan hati pada dunia dan perhiasannya. Hati mereka pun jauh dari yang lain kecuali dekat pada Allah saja. Amalan mereka bersih dan do’a mereka pun mudah diijabahi (dikabulkan)”. Al Muhallab berkata, “Yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maksudkan adalah dorongan bagi Sa’ad agar bersifat tawadhu’, tidak sombong dan tidak usah menoleh pada harta yang ada pada mukmin yang lain” (Lihat Syarh Al Bukhari li Ibni Baththol, 9: 114).
5- Moga Alloh memberikan kita taufik dan hidayah untuk semakin peduli pada orang-orang miskin, apalagi kerabat dekat kita.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran.

- Perintah untuk selalu sabar bersama orang-orang yang shaleh lagi rendah hati.

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.
[Surat Al-Kahfi 28].Lr

Senin, 04 Desember 2017

Renungan Petuah Gus Mus

KH. Mustofa Bisri
Renungan Gus Mus (KH MUSTHOFA BISRI)
JANGAN  HANCURKAN DAKWAH DENGAN SIKAPMU YANG NGAWUR DAN TIDAK DEWASA       .         
 
* Saya kadang merasa aneh melihat saudara saya *umat Islam* yang memiliki sifat seperti anak-anak,
Ingin menang sendiri, mudah marah dan memaksakan kehendaknya agar orang lain sama dengan dirinya...
Padahal Alquran sudah mengatakan untuk Berbuat Adil karena itu bisa mendekatkan kepada ketaqwaan.... Tapi begitulah sifat anak2 kadang tidak bisa menerima nasehat yang baik sekalipun untuk dirinya sendiri
* Atheis dimusuhi karena tidak bertuhan.
* Bertuhan dimusuhi karena tuhannya beda.
* Tuhannya sama dimusuhi karena nabinya beda.
* Nabinya sama dimusuhi karena alirannya beda.
* Alirannya sama dimusuhi karena pendapatnya beda.
* Pendapatnya sama dimusuhi karena partainya beda.
* Partainya sama dimusuhi karena pendapatannya beda.
* Apa kamu mau hidup sendirian di muka bumi untuk memuaskan nafsu keserakahan?.
* Kau tahu apa yang dilakukan Sayyidul Wujud Muhammad SAW pada seorang *yahudi tua yang tiap hari meludahi & melempari kotoran padanya?*
Ia jenguk dan doakan sang yahudi ketika yahudi itu sakit.
* Kau tahu apa yang dilakukan Muhammad SAW pada seorang *yahudi buta yang tiada hari tanpa mencacinya?* Ia suapi setiap hari dengan tangannya sendiri yang mulia tanpa sang yahudi tahu bahwa yang menyuapinya adalah Muhammad SAW yang selalu ia caci.
* Itulah Islam. _
* Ber-Islamlah seperti Islam-nya Muhammad SAW, bukan Islam ala egomu*_.
* Jangan sampai kau hanya ber-Islam, tapi kau kehilangan Muhammad SAW
*Jangan lemahkan Islam yang kuat dengan tindakan kerdilmu.
* Jangan hinakan Islam yang suci dengan perbuatan nista

BAHTSUL MASAIL TENTANG SMS MERESAHKAN

HASIL KEPUTUSAN BAHTSUL MASA’IL FMPP XXI SE JAWA-MADURA
DALAM RANGKA PERINGATAN SATU ABAD PP. LIRBOYO
02-03 jUNI 2010
===================================================

SMS MERESAHKAN

Deskripsi
“Tanzilal ‘azizir rahim litundzira qauman ma undzira aba’uhum fahum la yu’minun”. Krm ayat surat Yasin ini mnimal ke-10 org, insya Allah 2 jam kmdian kmu akn mndngar kbar baik n mndptkan kbhgiaan. Dmi Allah ini amanah dr Habib Muh bin Hasan Al-Athas Pekalongan. Mhn jgn dihpus sblm disbrkan ke-10 org. Jk tdk, kmu akn mndptkan ssuatu yg tdk diinginkn”.

Begitulah diantara kalimat SMS gelap yang belakangan marak tersebar di pemilik hand phone. SMS seperti ini banyak menimbulkan keresahan, karena di samping menjanjikan kejutan-kejutan atau kebahagiaan tak terduga, juga menimbulkan ketakutan-ketakutan psikologis karena dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat keramat seperti Rasulullah saw., wali, habib, kyai, ayat-ayat Al-Qur’an dll. Fenomena seperti ini menyebabkan banyak masyarakat yang tergoda dengan iming-iming atau khawatir dengan ancaman-ancaman dalam SMS, sehingga memilih bespekulasi mencari keuntungan atau mencari selamat dengan menuruti perintah dalam SMS tersebut untuk menyebarkan kembali.
Pertanyaan:

a. Bagaimana hukum mempercayai janji-janji atau ancaman-ancaman bagi penerima SMS seperti dalam deskripsi?
b. Bagaimana hukum menyebarkan kembali SMS tersebut?
Sa’il: PP. HM Ceria

Jawaban

a. Haram, karena termasuk membenarkan sesuatu yang ghaib yang tidak ada dasarnya baik secara adat, akal atau syariat.

b. Haram, karena menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya dan berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat.

Referensi
1. Buraiqah Mahmudiyyah juz 1 hal. 274
2. Anwar Al Buruq juz 4 hal. 263
3. Al Fatawi Al Haditsiyyah juz 1 hal. 469
4. Fath Al Bari juz 1 Hal. 80
5. Faidl al Qadir juz 6 hal. 30
6. Fath Al ‘Aly juz 1 hal. 209
7. Buraiqah Mahmudiyyah juz 3 hal. 124
8. Faidl al Qadir juz 5 hal. 2
9. Az Zawajir “aniqtirafil Kaba-ir juz 2 hal. 169- 176
10. Al Fiqh Al Islami juz 4 hal. 388

1. بريقة محمودية ألجزء الأول صحـ 274

( وعد التطير من الموهوم يوهم الجواز) بل يدل لقوله (كقرينيه) أي الكي والرقية (بل هو حرام اختلف في كونه كفرا) لنسبة التأثير إلى غيره تعالى (ذكره قاضي خان وغيره) قيل عن البزازية صاحت الطير فقال رجل يموت المريض أو خرج إلى السفر فرجع لصياح العقعق كفر عند بعضهم وقيل لا وهو الأصح كما نقل عن عمدة المفتي لأنه على وجه التفاؤل والأحاديث في منع الطيرة كثيرة نحو { لا عدوى ولا طيرة ولا هامة ولا صفر ولا غول } ونحو { الطيرة شرك } (فظهر أن الطب ليس بفرض) ولا واجب (بل هو مستحب عندنا) وقد سبق من الأحاديث { لكل داء دواء فإذا أصيب دواء الداء برئ بإذن الله تعالى } . عن النووي في شرح مسلم فيه استحباب الدواء وهو مذهب أصحابنا وجمهور السلف وعامة الخلف . قال القاضي في هذه الأحاديث صحة علم الطب وجوازه واستحبابه ورد لمنكر التداوي كغلاة الصوفية لأن فاعل الكل هو الله تعالى والتداوي من قدر الله . ويحتج بهذه الأحاديث ومثله الأمر بالدعاء وقتال الكفار والتجنب عن التهلكة والقصاص والدية على القاتل مع أن الأجل واحد لا يتقدم ولا يتأخر . (وقال الغزالي رحمه الله تعالى في الإحياء إنه) أي الطب (فرض كفاية) لعل هذا إشارة إلى فائدة لفظ عندنا آنفا لكن قد سمعت سابقا كونه كذلك عندنا أيضا أي الحنفية كما في التتارخانية .

2. أنوار البروق في أنواع ال

Minggu, 07 Mei 2017

*MEWASPADAI MOVEMENT GENERASI IBNU MULJAM*


_“Hukum itu milik Allah, wahai Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu.”_

Teriakan itu menggema ketika Abdurrahman bin Muljam Al Murodi menebas leher sahabat Ali bin Abi Thalib, _karomallahu wajhahu_. Subuh 7 Ramadhan itu duka menyelimuti hati kaum muslimin. Nyawa sahabat yang telah dijamin oleh Rasululah SAW menjadi penghuni surga itu hilang di tangan seorang saudara sesama muslim. Ali terbunuh atas nama 'hukum Allah' dan demi surga yang entah kelak akan menjadi milik siapa.

Tidak berhenti sampai disana, saat melakukan aksinya Ibnu Muljam juga tidak berhenti merapal Surat Al Baqarah ayat 207:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

_“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.”_

Sebagai hukuman atas aksinya mencabut nyawa seorang khalifah, Ibnu Muljam kemudian dieksekusi mati dengan cara _qishas_. Proses hukuman mati yang dijalankan terhadap Ibnu Muljam juga berlangsung dengan penuh drama. Saat tubuhnya diikat untuk dipenggal kepalanya dia masih sempat berpesan kepada algojo:

_“Wahai Algojo, janganlah engkau penggal kepalaku sekaligus. Tetapi potonglah anggota tubuhku sedikit demi sedikit hingga aku bisa menyaksikan anggota tubuhku disiksa di jalan Allah.”_

Ibnu Muljam meyakini dengan sepenuh hati bahwa aksinya mencabut suami sayyidah Fathimah binti Rasulillah, seorang sepupu Rasulullah, dan ayah dari Hasan dan Husein itu adalah sebuah aksi _jihad fi sabilillah_. Seorang ahli surga harus meregang nyawa di tangan seorang muslim yang meyakini aksinya itu adalah di jalan kebenaran demi meraih surga Allah.

Potret Ibnu Muljam adalah realita yang terjadi pada sebagian umat Islam di era modern. Generasi pemuda yang mewarisi tabiat Ibnu Muljam itu belakangan ini giat memprovokasikan untuk berjihad di jalan Allah dengan cara memerangi, dan bahkan membunuh nyawa sesama kaum muslimin.

Siapa sebenarnya Ibnu Muljam? Dia adalah lelaki yang shalih, zahid dan bertakwa dan mendapat julukan _Al-Maqri’_. Sang pencabut nyawa Sayyidina Ali itu adalah seorang _huffadz_ alias penghafal Alquran dan sekaligus orang yang mendorong sesama muslim untuk menghafalkan kitab suci tersebut.

Khalifah Umar bin Khattab pernah menugaskan Ibnu Muljam ke Mesir untuk memenuhi permohonan ‘Amr bin ‘Ash untuk mengajarkan hafalan Alquran kepada penduduk negeri piramida itu. Dalam pernyataannya, Khalifah Umar bin Khattab bahkan menyatakan:

_“Abdurrahman bin Muljam, salah seorang ahli Alquran yang aku prioritaskan untukmu ketimbang untuk diriku sendiri. Jika ia telah datang kepadamu maka siapkan rumah untuknya untuk mengajarkan Alquran kepada kaum muslimin dan muliakanlah ia wahai ‘Amr bin ‘Ash_” kata Umar.

Meskipun Ibnu Muljam hafal Alquran, bertaqwa dan rajin beribadah, tapi semua itu tidak bermanfaat baginya. Ia mati dalam kondisi _su’ul khatimah_, tidak membawa iman dan Islam akibat kedangkalan ilmu agama yang dimilikinya. Afiliasinya kepada sekte _Khawarij_ telah membawanya terjebak dalam pemahaman Islam yang sempit. Ibnu Muljam menetapkan klaim terhadap surga Allah dengan sangat tergesa-gesa dan dangkal. Sehingga dia dengan sembrono melakukan aksi-aksi yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama Islam. Alangkah menyedihkan karena aksi itu diklaim rangka membela ajaran Allah dan Rasulullah.

Sadarkah kita bahwa saat ini telah lahir generasi-generasi baru Ibnu Muljam yang bergerak secara massif dan terstruktur. Mereka adalah kalangan saleh yag menyuarakan khilafah dan pembebasan umat Islam dari kesesatan. Mereka menawarkan jalan kebenaran menuju surga Allah dengan cara mengkafirkan sesama muslim. Ibnu Muljam gaya baru ini lahir dan bergerak secara berkelompok untuk meracuni generasi muda Indonesia. Sehingga mereka dengan mudah mengkafirkan sesama muslim, mereka bahkan dengan enteng dan tak segan menyesatkan kiai dan ulama yang tidak sejalan dengan pikiran mereka.

Raut wajah mereka memancarkan kesalehan yang bahkan tampak pada bekas sujud di dahi. Mereka senantiasa membaca Alquran di waktu siang dan malam. Namun sesungguhnya mereka adalah kelompok yang merugi. Rasulullah SAW sendiri telah meramalkan kelahiran generasi Ibnu Muljam ini:

_"Akan muncul suatu kaum dari umatku yang pandai membaca Al-Qur'an. Dimana bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Alquran dan mereka menyangka bahwa Alquran itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Alquran itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya_. (Sahih Muslim).

Nabi SAW juga bersabda :

سَيَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمانِ قَومٌ أَحْدَاثُ اْلأَسْنَانِ سُفَهَاءُ اْلأَحْلاَمِ يَقُوْلُوْنَ قَوْلَ خَيْرِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَؤُونَ اْلقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّيْنَ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ، فَإذَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ ، فَإِنَّ قَتْلَهُمْ أَجْراً لِمَنْ قَتَلَهُمْ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ اْلقِيَامَة

_“Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda, berucap dengan ucapan sebaik-baik manusia (Hadits Nabi), membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya, maka jika kalian berjumpa dengan mereka, perangilah mereka, karena memerangi mereka menuai pahala di sisi Allah kelak di hari kiamat“_. (HR. Imam Bukhari 3342)

_“Akan keluar suatu kaum dari umatku, mereka membaca Alquran, bacaan kamu dibandingkan dengan bacaan mereka tidak ada apa-apanya, demikian pula shalat dan puasa kamu dibandingkan dengan shalat dan puasa mereka tidak ada apa-apanya. Mereka membaca Alquran dan mengiranya sebagai pembela mereka, padahal ia adalah hujjah yang menghancurkan alasan mereka. Shalat mereka tidak sampai ke tenggorokan, mereka lepas dari Islam sebagaimana melesatnya anak panah dari buruannya._” (HR Abu Dawud)

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri RA, berkata:

“Saat Rasulullah saww sedang membagi-bagikan ghanimah (rampasan perang), _datanglah seseorang dari Bani Tamim dengan pakaian yang pendek (bagian bawahnya), di antara kedua matanya ada tanda bekas sujud yang menghitam, lalu ia berkata: “Berbuat adillah wahai Rasulullah!”

Rasulullah SAW bersabda: “Celakalah engkau, siapa yang akan berbuat adil jika aku tidak berbuat adil? Maka engkau akan binasa dan rugi jika aku sendiri tidak berlaku adil.”

Lalu Rasulullah SAW bersabda: _“Akan datang suatu kaum kelak seperti dia, baik perkataannya, tapi buruk kelakuannya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk. Mereka mengajak kepada Kitabullah, tetapi mereka sendiri tidak mengambil darinya sedikitpun. Mereka membaca Al Quran, tetapi tidak melebihi kerongkongannya. Kalian akan mendapatkan bacaan Al-Qur’an mereka lebih baik dari kalian dan shalat dan puasa mereka lebih baik dari kalian. Mereka akan melesat meninggalkan Islam sebagaimana anak panah melesat dari busurnya. Mereka mencukur kepala serta mencukur kumisnya, pakaian mereka hanya sebatas setengah betis mereka.”_ Setelah Rasulullah SAW menjelaskan ciri-ciri mereka, Rasulullah SAW bersabda: _“Mereka akan membunuh para pemeluk Islam dan melindungi penyembah berhala!”_

[Diriwayatkan dalam kitab: Bukhari fi kitab dad’ al-khalq Bab “Alamah An-Nubuwwah”, An-Nisai’ fi khasa-is hal 43, 44, Muslim fi Kitab Az-Zakah Bab At-Tahdzir Min Zinah Ad-Dun-ya, Musnad Imam Ahmad juz I hal 78, 88, 91)

Dalam hadits lain Nabi SAW bersabda :

يَخْرُجُ نَاسٌ مِنَ اْلمَشْرِقِ يَقْرَؤُونَ اْلقُرْانَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ كُلَّمَا قَطَعَ قَرْنٌ نَشَأَ قَرْنٌ حَتَّى يَكُوْنَ آخِرُهُمْ مَعَ اْلمَسِيْخِ الدَّجَّالِ

_“Akan muncul sekelompok manusia dari arah Timur, yang membaca al-Quran namun tidak melewati tenggorokan mereka. Tiap kali Qarn (kurun / generasi) mereka putus, maka muncul generasi berikutnya hingga generasi akhir mereka akan bersama dajjal“_ (Diriwayatkan imam Thabrani di dalam Al-Kabirnya, imam imam Abu Nu’aim di dalam Hilyahnya dan imam Ahmad di dalam musnadnya)

Ketika Sayyidina Ali dan para pengikutnya selesai berperang di Nahrawain, seseorang berkata :

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَبَادَهُمْ وَأَرَاحَنَا مِنْهُمْ

_“Alhamdulillah yang telah membinasakan mereka dan mengistirahatkan kita dari mereka“_, maka sayyidina Ali menyahutinya :

كَلاَّ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ مِنْهُمْ لَمَنْ هُوَ فِي أَصْلاَبِ الرِّجَالِ لَمْ تَحْمِلْهُ النِّسَاءُ وَلِيَكُوْنَنَّ آخِرَهُمْ مَعَ اْلمَسِيْحِ الدَّجَّال

_“Sungguh tidak demikian, demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya akan ada keturunan dari mereka yang masih berada di sulbi-sulbi ayahnya dan kelak keturunan akhir mereka akan bersama dajjal“._

Kebodohan mengakibatkan mereka merasa berjuang membela kepentingan agama Islam padahal hakikatnya mereka sedang memerangi Islam dan kaum muslimin. Wahai kaum Muslimin dan Nahdliyin, waspadalah pada gerakan generasi Ibnu Muljam ini. Mari kita siapkan generasi muda kita agar tidak sampai diracuni oleh golongan Ibnu Muljam gaya baru. Islam itu agama _Rohmatan Lil 'Alamin_. Islam itu agama keselamatan. Islam itu merangkul, dan bukan memukul. _*Ihdinas-shirathal mustaqim...*_ 

Wallahu A'lam.

Rabu, 26 April 2017

TINGKATAN-TINGKATAN IKHLAS

Dalam KBBI Arti ikhlas/ikh·las/ a bersih hati; tulus hati: memberi pertolongan dengan --; mereka benar-benar --;


mengikhlaskan/meng·ikh·las·kan/ v memberikan atau menyerahkan dengan tulus hati; merelakan: kami telah ~ kepergiannya; dia ~ tanahnya untuk tempat pembangunan rumah sakit;



keikhlasan/ke·ikh·las·an/ n ketulusan hati; kejujuran; kerelaan: kita menghargai ~ nya menyerahkan sumbangan kepada yayasan yatim piatu

Ikhlas dalam pandangan Islam, secara singkat ikhlas adalah melakukan segala amal hanya karena Allah swt. Namun, dalam islam Ikhlas juga mempunyai beberapa tingkatan.

Tingkatan pertama adalah Ikhlas dengan tujuan karena Allah semata tanpa mengharapkan balasan apapun dari Allah swt. Melakukan amal tersebut tidak ada tujuan lain selain hanya mengikuti perintaNYa dan menjauhi laranganNYa. Tidak ada tujuan agar Allah swt membalas dengan pahala atau dengan rezeki yang melimpah. Intinya adalah melakukan sebuah amal hanya bertujuan mengharapkan Ridlo dari Allah Swt tidak mengharapkan yang lainnya. Ikhlas yang seperti ini adalah Ikhlasnya para kekasih Allah swt atau Khowasul Khowas.

Tingkatan kedua adalah Ikhlas dengan tujuan karena Allah swt namun juga mengharapkan agar Allah membalas amal tersebut dengan kebaikan-kebaikan yang bersifat ukhrowi, seperti melakukan sebuah amal perbuatan karena supaya Allah swt memasukannya kedalam surga-Nya atau menjauhkanya dari neraka-Nya. Ikhlas yang seperti ini adalah ikhlasnya orang Khos.

Tingkatan ketiga adalah Ikhlas dengan tujuan karena Allah swt namun juga mengharapkan agar Allah membalas amal tersebut dengan kebaikan-kebaikan yang bersifat duniawi, seperti melakukan sebuah amal karena supaya Allah swt memberikan rezeki yang melimpah atau terhindar dari musibah. Inilah ikhlas tingkatan orang 'awam

Selain kategori ikhlas diatas tersebut maka sudah pasti itu adalah Riya yang sungguh tercela. Wallahu A'lam

Selasa, 25 April 2017

KESEPIAN BUKAN KARENA JOMBLO

Sepi menurut kbbi adalah a 1 sunyi; lengang: duduk di tempat yang --; 2 tidak ada orang (kendaraan dan sebagainya).

Namun bagaimanakah tentang perasaan yang sepi. Kesendirian dapat menimbulkan kesepian. Hindarilah sendiri agar tidak merasa sepi. Akan tetapi hal seperti itu hanya berlaku bagi orang-orang yang tidak menggunakan hati dan pikiran dengan sebenarnya. Karena sesungguhnya hati tidak mengenal sepi, manusialah yang menjadikan hati merasakan kesepian.

Bagi Kawula muda saat ini sepi karena tidak ada yang nge chat di media sosialnya. Merasakan kesepian bila tidak ada teman yang menghubungi. Lebih parah lagi merasa kesepian bila tidak mempunyai pacar. Seringkali kawula muda saat ini yang merasakan kesepian akibat dari tidak punya pacar. Padahal kebersamaan bersama pacar sejatinya adalah kesepian yang tidak disadari.

Perasaan sepi timbul dikarenakan hati yang kosong untuk mengingat Allah swt atau kosong dari mentafakkuri ciptaan Allah swt bukan karena tidak mempunyai pacar. Ketahuilah bahwa bertafakkur terhadap ciptaan Allah dianggap sebagai suatu ibadah. Dengan bertaffakur dapat mendekatkan diri kepada Allah sehingga perasaan sepi didalam hati sirna.Bertafakkur pada umumnya dapat maksimal apabila dalam keadaan sendiri. Bagi orang-orang yang merasa kesepian dikarenakan sendirian belumlah memahami hakikat kebersamaan. Bukankah dimanapun manusia berada disamping kanan kirinya terdapat malaikat yang senantisa mencatat segala tingkah laku perbuatan manusia. 

Maka wahai manusia sadarilah perasaan kesepianmu bukan karena kesendirianmu atau kejombloanmu tapi karena hatimu jauh dari mengingatNYA.

Wallahu A'lam

Senin, 24 April 2017

ISTIQOMAHLAH DALAM BERTAUBAT

Tiada manusia yang sempurna, yang bisa terbebas dan terjaga dari dosa, khilaf dan salah. Maka dari itu senantiasalah bertaubat pada Allah swt. Meminta maaf pada sesama jika itu berupa kesalahan terhadap makhlukNya.

Taubat menurut bahasa adalah kembali sedangkan menurut istilah adalah kembali dari perbuatan tercela menuju perbuatan yang terpuji didalam syariat islam. taubat mempunyai beberapa tahapan-tahapan yang harus dilalui.

Tahapan awal adalah bertaubat dari dosa-dosa besar kemudian dari dosa-dosa kecil. selanjutnya bertaubat dari perkara makruh seperti bertaubat dari sholat diakhir waktu dan bertaubat dari perbuatan yang kurang terpuji "Khilaful Aula" seperti taubat dari sholat dipertengahan waktu. Oleh karena itu selalu dirikanlah sholat pada awal waktu. 

Begitu juga sudah selayaknya seseorang juga bertaubat dari anggapan bahwa dirinya termasuk salah satu hamba terbaik disisi Allah swt dan dari anggapan bahwa  dirinya telah bertaubat secara benar. kemudian pada tahapan ini juga harus bertaubat dari kehendak atau maksud hati yang tidak diridloi Allah. 

Tahapan akhir adalah senantiasa bertaubat ketika lupa mengingat Allah walau sejenak. artinya hendaknya seseorang haruslah ingat Allah swt tanpa ada jeda sedikitpun walau itu sekejapan mata. jika lalai mengingat Allah swt segeralah beristighfar memohon ampun dan kembalikan hati untuk selalu mengingatnya.

Allah swt adalah sang Maha Pemaaf maka jikalau seorang hamba meminta maaf pasti akan Allah swt maafkan selama kesalahan itu tidak berhubungan dengan sesama manusia. Apabila berkaitan dengan sesama manusia maka harus meminta maaf terlebih dulu padanya.

Wallahu a'lam.

Sabtu, 22 April 2017

NIATKAN UNTUK MENUTUP AURAT

Salah satu syariat dalam ajaran islam adalah menutup aurat. Sedangkan pengertian aurat adalah bagian dari tubuh Manusia yang wajib ditutupi dari pandangan orang lain dengan pakaian. Menampakkan aurat bagi umat Islam dianggap melanggar syariat. Qur'an menyatakan bahwa,

Dalam islam, aurat bagi wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali kedua telapak tangan dan muka, tetapi seandainya terbukanya wajah wanita dapat menimbulkan fitnah maka wajib baginya untuk menutup wajahnya. sedangkan untuk pria adalah antara pusar hingga lutut, artinya pusar dan lutut sendiri bukanlah aurat.

Demikianlah sekilas tentang aurat dalam syariat agama islam. Namun masih banyak orang-orang yang baru sekadar menutup aurat secara dohirnya saja yaitu orang-orang yang memakai pakaian dengan niat untuk bergaya. Sehingga menutup aurat yang seharusnya bernilai ibadah menjadi tidak mendapatkan pahala sedikitpun dikarenakan niat yang salah,  akan lebih berbahaya lagi apabila dalam berpakaian ada niat untuk menonjolkan diri alias menunjukan kesombongan maka pantaskah Surga Allah swt diperuntukan baginya. Berpakain bukan untuk bergaya tetapi untuk menutup aurat.

Memakai Jilbab besar sekaligus memakai baju kurung sehingga lekukan tubuh tidak nampak itu tidak bisa dianggap sebagai ibadah jikalau niatnya hanya untuk bergaya. Menutup aurat adalah ibadah maka diperlukan niat yang benar dalam menjalankanya. Begitu juga bila memakai jubah dan surban hanya untuk bergaya maka pantaskah seorang yang riya memasuki surga Allah swt. 

Ingat, Luruskan niat dalam berpakain. 

Jumat, 21 April 2017

KEPUTUSAN DAN NASEHATMU

Tulisan ini saya peruntukan untuk diri saya sendiri sebagai nasehat dan pengingat dalam menjalani kehidupan ini. Terinspirasi dari materi pengajian tasawuf oleh KH. Nasarudin Umar di Masjid Sunda Kelapa yang ditayangkan di Aswaja TV. 

Ketahuilah bahwa Seseorang pada suatu saat nanti akan menghadapi keadaan dimana harus mengambil keputusan ataupun menasihati seseorang, yang paling lazim adalah seorang pimpinan, entah pimpinan pemerintahan, organisasi atau keluarga dan  yang lazim pula adalah seorang guru yang kerap memberikan nasehat atau motivasi pada peserta didiknya. ketika dihadapkan pada situasi tersebut maka jangan ambil keputusan atau menasihati jika hati dalam keadaan krisis spiritual karena bisikan yang ada dalam mengambil keputusan adalah bisikan syaitan sehingga keputusan yang diambil akan menyusahkan banyak orang begitu juga nasehatnya hanya membuat bingung. berbeda ketika hati penuh dengan spiritual maka keputusan yang diambil akan membawa ketentraman, begitu juga nasehatnya akan merasuk kedalam hati, tidak hanya masuk telinga kanan keluar lewat telinga kiri karena disitu ada bisikan malaikat.



Maka sudah seyogyanya seorang pimpinan atau seorang guru selalu menjaga amal ibadahnya baik itu ibadah mahdoh yang berkaitan langsung dengan Allah Swt ataupun ibadah sosioal. kekuatan hati dan tubuh yang selalu digunakan untuk beribadah sehingga hati tersebut benar-benar takwa yang sejati akan langsung menancap dihati seseorang ketika berbicara. selalu laksankanlah perintah-perintah Allah swt yang wajib maupun yang sunah dan jauhilah larangNya yang haram maupun yang makruh bahkan yang khilaful aula sekalipun.


Walluhu a'lam