Senin, 29 Januari 2018

Filosofi Nahwu Shorof Tanwin " Kamu Seperti Hantu "

Wahai Adinda, Dirimu itu seperti nun mati dalam tanwin. Tidak nampak ketika ditulis, hanya tertulis dengan dua dhommah, dua fathah atau dua kasroh tetapi terbaca ketika di ucapkan. 

Engkau tidak nampak dihadapanku dan aku tidak bisa melihatmu tetapi namamu selalu kubaca dan kusebut dalam doa dan wiridku dengan penuh kemesraan. Mesraku bukan dengan menyentuh jasad jasmanimu. Mesraku berupa anak panah doa kepada Tuhanku untuk menancapkan kerinduan di ulu hatimu. 

Engkau semerbak wangi dari sekuntum bunga yang tak mewujud di mataku namun wangimu kubaui hingga menusuk jiwa. Engkau laksana kicauan indah burung Kenari yang tak menampak di dahan pohon namun kicauanmu mampu menggetarkan hatiku.

Baca juga Filosofi Nahwu Shorof Kaidah I'lal " Aku Terbuang Demi Dia "

Wahai Adinda, Sebuah lagu kupersembahkan untukmu.

KOSONG
Kamu seperti hantu
Terus menghantui aku
Kemana pun tubuhku pergi
Kau terus membayangi aku

Salahku biarkan kamu
Bermain dengan hatiku
aku tak bisa memusnahkan
Kau dari pikiranku.. ini..

Reff
Didalam keramaian aku masih merasa sepi
Sendiri memikirkan kamu
Kau genggam hatiku
Dan kau tuliskan namamu
Kau tulis namamu...

Tubuhku ada di sini
Tetapi tidak jiwaku
Kosong yang hanya kurasakan
Kau telah tinggal di hatiku.

Wahai Adinda, Percayalah aku disini selalu menyebut namamu dalam tiap-tiap doaku. Engkau tidak perlu menampakan dirimu dihadapanku karena aku selalu mempercayaimu. 

Note :
Tanwin (bahasa Arab: التنوين, "at tanwiin") adalah tanda baca/diakritik/harakat pada tulisan Arab untuk menyatakan bahwa huruf pada akhir kata tersebut diucapkan layaknya bertemu dengan huruf nun mati. 
[ Wikipedia ]

Tanwin adalah Nun sukun yang tidak tertulis tapi terucap di akhir isim nakirah dan tertulis dengan dua dhammah, dua fathah atau dua kasrah.

Contoh :

جاء رجل  : Seorang lelaki telah datang
رايت رجلا : Aku melihat seorang lelaki
مررت برجل : Aku Melewati seorang lelaki

[ Kitab Mulakhos Hal. 26 ]

Kamis, 25 Januari 2018

Filosofi Nahwu Shorof l Kaidah I'lal " Aku Terbuang Demi Dia".

Wahai adinda, Aku ibarat seperti wawu dalam kalimat  صون yang harus terbuang dan digantikan alif menjadi صان. Begitu juga seperti ya [ ي ] dalam kalimat بيع yang harus terbuang untuk digantikan Alif menjadi باع. 


Aku  sadar,  aku memang tidak pantas untuk mendampingimu, aku tidak seperti Alif yang berdiri kokoh penuh wibawa. Hanya lelaki yang gagah berani dan lurus akhlaknya seperti huruf Alif yang pantas untuk mendampingimu. Lelaki seperti huruf alif yang lurus berkeadilan yang bisa membimbingmu mencapai surganya Allah swt. 


Adinda berbahagialah engkau berdampingan dengan lelaki seperti huruf alif. Dalam huruf alif ini terdapat kisah yang sungguh luar biasa, yaitu kisah yang terjadi antara Khalifah Umar bin Khottob dan seorang yahudi yang mengadu kepada khalifah atas ketidakadilan gubernur mesir amr bin ash. Kemudian di tulislah huruf alif ditulang belulang untuk diserahkan kepada gubernur amr bin ash. Pesan yang ingin disampaikan oleh khalifah dengan huruf alif tersebut adalah supaya amr bin ash bertindak lurus seperti alif yakni adil terhadap siapapun termasuk kepada orang yahudi.


Dari kisah tersebut, aku rela dohiron wa batinan terbuang demi melihatmu berdampingan dengan lelaki yang seperti alif. Cukuplah aku menjadi pengagum rahasiamu.


Note :

Kaidah I'lal Ke 1


إذَا تَحَرَّكَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ بَعْدَ فَتْحَةٍ مُتَّصِلَةٍ فِيْ كَلِمَتَيْهِمَا أُبْدِلَتَا آلِفًا مِثْلُ صَانَ أَصْلُهُ صَوَنَ وَبَاعَ أَصْلُهُ بَيَعَ.

Apabilah ada Wawu atau Ya’ berharokah, jatuh sesudah harkah Fathah dalam satu kalimah, maka Wawu atau Ya’ tersebut harus diganti dengan Alif seperti contoh صَانَ asalnya صَوَنَ , dan بَاعَ asalnya بَيَعَ .


Praktek I’lal :
صَانَ asalnya صَوَنَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi صَانَ.
بَاعَ asalnya بَيَعَ ikut pada wazan فَعَلَ. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi بَاعَ.


غَزَا asalnya غَزَوَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi غزا.

Rabu, 24 Januari 2018

Filosofi Nahwu Shorof l Kalimat Huruf Tak Bermakna Tanpamu

Wahai adinda, apalah maknanya diriku tanpa hadirnya dirimu. Bagaikan butiran debu tersapu angin hingga terbang menghilang entah kemana tanpa arah dan tujuan. Kau lah penyempurna imanku. Bersamamu bermaknalah hidupku. 

Layaknya huruf yang tiada bermakna keculi bila dapat bersama dengan kalimat yang lainnya [Isim atau Fi'il]. Kau adalah isim dan fi'ilku yang membuatku bermakna. Terimalah cinta dan kasihku ini sehingga kita dapat bersama dalam ikatan suci yang halal yang di ridloi Allah swt. Janganlah lelah untuk selalu membuatku bermakna hingga ajal menjemputku. 

Adinda tetaplah selalu disampingku menemani hari-hariku didunia ini hingga akhirat nanti. 



Note :

BAB 3 – HURUF ( Kitab Mulakhos hlm. 147) 

Huruf adalah semua kata yang tidak mempunyai makna kecuali ketika 
bersama yang lainnya. 
Huruf dalam bahasa arab jumlahnya sedikit, tidak lebih dari 80 dan 
semuanya mabni. 
Diantaranya ada yang dimabnikan atas: 
– Sukun, contoh:
 لم - بل - أو - في - كي - هل - لن
– Fathah, contoh:
ليت - إن - أن - ثم
– Dhammah, contoh: 
منذ
– Kasrah, contoh: 
ب - ل
Huruf ba’ yang memajrurkan – Huruf lam yang memajrurkan

Download Terjemah Kitab Risalatul Mahidl Kitab Wajib Bagi Perempuan

Download Kitab Risalatul Mahidl, sebuah kitab wajib di miliki sebagai pegangan bagi para wanita Bisa di download di tautan ini Download Terjemah Kitab Risalatul Mahid

Download Buku 37 Masalah Populer Karya H. Abdul Somad, Lc MA

Bagi yang berminat untuk download buku 37 Masalah Populer Karya H. Abdul Somad dan buku Lainya bisa di download disini Download 37 Masalah Populer Karya H. Abdlu Simad, Lc MA

Filosofi Sarung l Segera Penuhi Kewajiban Ibadah

Sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya sehingga berbentuk seperti pipa/tabung. Ini adalah arti dasar dari sarung yang berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan. Dalam pengertian busana internasional, sarung (sarong) berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke bawah).

Kata sarung berasal dari bahasa arab سرع    [ Saru'a ] yang artinya tangkas atau cepat. Sarung sering dipakai oleh orang muslim ketika akan menjalankan ibadah. Sarung juga sering di pakai dalam keseharianya santri dipondok pesantren. Orang-orang tua juga lebih sering mengenakan sarung ketika beribadah.

Baca Disini Filosofi Nahwu Shorof I'rob Cinta Dalam Ilmu Nahwu

Sarung buat para santri menjadi simbol bahwa seorang santri harus tangkas dan cepat dalam melaksanakan tugasnya sebagai santri. Sarung buat orang tua bermakna bahwa sudah selayaknya orang yang sudah tua harus cepat-cepat segera melaksanakan ibadah.

Sarung berarti cepat. Artinya mudah dipakai, efisien dan tidak ribet sehingga memudahkan seseorang untuk segera cepat-cepat memenuhi seruan adzan yang berkumandang untuk melaksanakan sholat berjama'ah. Tidak seperti celana yang pemakaiannya agak ribet. Bagi santri, dengan sarung akan lebih memudahkan kegiatan sehari-harinya dipesantren, mau mengaji bisa cepat hadir ke majlis pengajian bila mengenakan sarung. Mau sholat jama'ah lebih mudah dengan bersarung.

Kesimpulanya adalah sarung menjadi simbol bagi seseorang untuk segera cepat-cepat memenuhi kewajibannya dalam beribadah kepada Allah swt.

Selasa, 23 Januari 2018

Download Kitab Dan Buku


1. Kitab Al Umm Jilid Satu Download

2. Buku 37 Masalah Populer Karya H.Abdul Somad Lc, MA Download

3. Kitab Risalatul Mahidl Download


Filosofi Nahwu Sorof l Mutiara Kasih اعراب " Perubahan Sikap Wanita "


Adinda, ketahuilah seorang wanita itu ibarat seperti i'rob dalam ilmu nahwu. Wanita itu bisa berubah-rubah tergantung siapa yang membimbingnya. 


Wanita selalu menyesuaikan prilaku dan sikapnya sesuai prilaku dan sikap dari pembimbingnya yaitu suaminya. Maka pilihlah calon suami yang dapat merubahmu dan membimbingmu menjadi lebih baik dan selalu menjadi lebih baik setiap hari-harinya. 

Baca Juga Filosofi Nahwu Shorof Dhomir Mustatir Wujuban

Engkau telah mempelajari ilmu nahwu bab i'rob disitu diterangkan bahwa i'rob itu perubahan di akhir kalimat karena beda-bedanya amil yang masuk. Wanita sebagai istri dapat berubah sikapnya menjadi baik atau buruk tergantung suaminya.

Engkau dapat berubah menjadi rafa, nasob, khofedz dan jazem tergantung suamimu sebagai 'amilnya. Pada saatnya nanti akan kakanda jelaskan satu persatu tentang istri berubah menjadi rafa, nasob, khofed dan jazem karena suaminya.

Semoga kakanda adalah pilihan hatimu yang dapat membawamu menjadi lebih baik dan selalu menjadi labih baik. Aamiin.

Note :


Bab i’rob


اَلْاِعْرَابُ هُوَ تَغْيِيْرُ اَوَاخِرِ الْكَلِمِ لِاِخْتِلَافِ الْعَوَامِلِ الدَّاخِلَةِ عَلَيْهَا لَفْظًا اَوْتَغْدِيْرًا
I’rob adalah perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang memasukinya, baik secara lafazh atau secara perkiraan.

Maksudnya : i’rob itu merubah syakal tiap tiap akhir kalimah disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu tanpak jelas lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja keberadaannya.


Pembagian i’rob

وَاَقْسَامُهُ اَرْبَعَةٌ رَفْعٌ وَنَصْبٌ وَخَفْضٌ وَجَزْمٌ
I’rob terbagi menjadi empat macam, yaitu : i’rob rafa, i’rab nasab, i’rob khafadh, dan i’rob jazm.

Di antara contoh dari i’rob i’rob tersebut ialah sebagai berikut :
1. I’rob rafa’, seperti
زَيْدٌ قَائِمٌ (zaid berdiri)

2. I’rab nasab, seperti
رَأَيْتُ زَيْدًا (aku telah melihat zaid)

3. I’rob khafadh, seperti
مَرَرْتُ بِزَيْدٍ (aku telah bersua dengan zaid)

4. I’rab jazm, seperti
لَمْ يَضْرِبْ (dia tidak memukul)

Sabtu, 20 Januari 2018

Ukhty Jazil Regar : Tanamlah Pohon Walau Kau Tahu Esok Kiamat

Ukhty Jazil Regar Berkata :
Kalau kau tau hari besok akan datang kiyamat, dan hari ini ditanganmu masih ada satu butir biji yang akan ditanam, tanamlah! Lihat Disini

Catatan
Apa yang dikatakan oleh Ukhty Jazil Regar berasal dari hadist Nabi saw :

إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَ فِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيْلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لاَ تَقُوْمَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا

“Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang diantara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanam sebelum terjadi kiamat maka hendaklah dia menanamnya.” (HR. Imam Ahmad 3/183, 184, 191, Imam Ath-Thayalisi no.2078, Imam Bukhari di kitab Al-Adab Al-Mufrad no. 479 dan Ibnul Arabi di kitabnya Al-Mu’jam 1/21 dari hadits Hisyam bin Yazid dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu)

Penanaman Pohon atau Reboisasi (bahasa Inggris: reforestation) adalah penanaman kembali hutan yang telah ditebang (tandus, gundul). Reboisasi berguna untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan menyerap polusi dan debu dari udara, membangun kembali habitat dan ekosistem alam, mencegah pemanasan global dengan menangkap karbon dioksida dari udara, serta dimanfaatkan hasilnya. 

Hadist-hadist nabi yang menjelaskan tentang penanaman pohon tidak menjelaskan tempat dimana harus menanam pohon. Jadi penanaman pohon tidak hanya di hutan-hutan yang sudah tandus saja, penanaman pohon bisa dilakukan dimana saja seperti dihalaman rumah atau di pinggir-pinggir jalan. 

Banyak kebaikan yang terdapat dalam penanaman pohon, seperti adanya nilai-nilai sedekah. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa berbuat kebaikan itu hanya kepada sesama manusia padahal berbuat kebaikan itu bisa dilakukan kepada semua ciptaaan Allah swt. Begitu juga banyak yang beranggapan bersedekah hanya dengan yang berbentuk materi. Jika sedekah hanya bisa dengan materi, bagaimanakah sedekahnya orang yang tidak punya materi?? TANAMLAH POHON!

Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا‎ ‎إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ‏‎ ‎لَهُ صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ‏‎ ‎لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ‏‎ ‎السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ‏‎ ‎صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ‏‎ ‎فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا‎ ‎يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ‏‎ ‎لَهُ صَدَقَةٌ

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya.” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh (3945)]

Semoga Bermanfaat!

Ukhty Lazeem Masruro : Pahlawan Selalu Menahan Amarah

Ukhty Lazeem Masruro berkata :

Pahlawan bukanlah orang nan berani meletakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan nan sebenarnya adalah orang nan sanggup menguasai dirinya di kala ia marah. Lihat Disini

Note :
Banyak jenis pahlawan dimuka bumi ini. Dari semua jenis pahlawan ini hampir dapat dipastikan pahlawan-pahlawan tersebut harus dapat mengendalikan dirinya. Tidak ada pahlawan yang ceroboh melangkah. Pahlawan selalu bersikap penuh perhitungan serta yang paling utama dapat menguasai dirinya ketika api amarah meluap-luap.

Semua orang yang mampu mengendalikan amarahnya dapat di sebut juga sebagai pahlawan, karena pahlawan memberikan manfaat bukan madlorot. Dengan mampu mengendalikan amarahnya maka orang-orang disekitarnya tetap merasa aman. 

Sedangkan orang yang tidak bisa mengendalikan amarahnya hampir dipastikan amarahnya tersebut dapat menyakiti orang lain. Maka orang yang tidak mampu mengendalikan amarah tidak layak untuk di sebut pahlawan.

Telah bersabda Nabi Kita Muhammad Saw :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri].

Firman Allah Swt :


{الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ}



“Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnyaserta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali ‘Imran:134).

Hadist Nabi Saw :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ أنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَسَلَّم قَالَ (لَيْسَ الشَدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ) متفق عليه 
Artinya : Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda “Bukanlah orang yang kuat yang menang dalam pergulatan akan tetapi orang yang kuat ialah yang mampu menahan hawa nafsunya saat marah” (Muttafaqun ‘Aleih)
Semoga Bermanfaat.

Kultum Siswa l Tawadu Dalam Kehidupan Sehari-Hari

TAWADU
By.Adib Sulhani 
kelas 7B.

Tawadu artinya sikap rendah hati. Sikap ini merupakan sikap seseorang yang tidak ingin menonjolkan diri dengan sesuatu yang ada pada dirinya. Sikap ini adalah sikap yang harus dimiliki seorang muslim. Tawadu merupakan pertengahan dari sikap sombong dan melecehkan diri. Firman Allah swt

لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ (QS. 15 : 88)
Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan jangan engkau bersedih hati terhadap mereka dan berendah hatilah engkau terhadap orang yang beriman.

Seorang mu'min hendaknya selalu menampakan sikap rendah hati terhadap mukmin lainya dalam kehidupan sehari-hari. Terutama sekali bagi siswa-siswi MTs Tarbiyatul Aulaad dalam keseharianya, baik di sekolah maupun di rumah harus bersikap tawadu.

Dari Iyadh bin Himar Radiyallhu’anhu ia berkata: Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kamu bersikap tawadhu’sehingga tidak ada seorangpun yang menzalimi yang lainnya, dan juga tidak ada seorangpun yang bersikap sombong terhadap yang lainnya.” (HR. Muslim).

Berikut beberapa prilaku rendah hati dalam kehidupan sehari-hari seorang siswa adalah sebagai berikut :

1. Menghormati orang tua di rumah, tidak berani menyela atau tidak membentaknya.

2. Menaati perintah orang tua.

3. Tidak sombong atau iri dengan kakak atau adik di rumah.

4. Memberikan bantuan kepada teman di sekolah dengan ikhlas dan tidak mengharapkan pujian dari teman.

5. Menerima saran maupun kritik dari orang lain.

Semoga Bermanfaat.

Jumat, 19 Januari 2018

Filosofi Nahwu Shorof Mutiara Kasih Mubtada Khobar Cukup Satu Bidadari

Wahai adinda, Jika aku adalah suami yang diibaratkan mubtada dalam ilmu nahwu tentu engkau adalah khobarnya, engkau adalah penyempurna imanku. Bukankah fungsi khobar sebagai penyempurna makna mubtada. Aku percaya denganmu sepenuhnya, engkau adalah kriteria yang rasulullah saw sebutkan dalam hadistnya. Agamamu lah yang membuatku memilihmu. Namun kali ini aku meminta izin akan sesuatu yang membuatku gundah gulana selama ini. Jika adinda tidak mengizinkan pun tak apa, aku tak memaksa. Tiada yang lebih berarti daripada melihatmu selalu tersenyum gembira dan menerimaku apa adanya.


Wahai kakanda, ada gerangan apa ini?? Seakan ada hal yang sangat penting sekali sampai kakanda memohon izin seperti itu. Ungkapkan saja apa itu permohonan kakanda, jika itu demi kebaikan bahtera rumah tangga kita menuju ridlo Allah Swt maka dengan senang hati adinda izinkan.

Wahai adinda masih ingatkah saat adinda di pesantren mempelajari kitab alfiyah ibni malik bab ibtida, disitu diterangkan bahwa bolehnya mubtada memiliki lebih dari satu khobar bisa dua, tiga, empat. Adinda juga tahu makna مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ yang terdapat dalam Q.S. Anisa : 2. 

Cukup kakanda, Adinda tahu maksudnya kakanda. Sebagai istri jika keinginan kakanda itu dapat membuat kakanda dan keluarga ini dekat kepada Allah swt maka adinda izinkan walaupun hati ini tidak bisa berbohong bahwa jika itu terjadi sungguh sakit lah hati ini karena adinda adalah manusia biasa. Namun sebelum hal itu dilaksanakan, izinkanlah adinda untuk memberi nasehat kepada kakanda, bukan bermaksud lancang tapi semoga nasehat ini dapat membawa manfaat buat kita berdua.

BACA JUGA I'ROB CINTA DALAM NAHWU : SEBUAH KEMESRAAN DALAM ILMU NAHWU BAB TANDA-TANDA I'ROB

Mubtada memiliki lebih dari satu khobar memang diperbolehkan, begitu juga suami beristrikan dua, tiga atau empat juga diperbolehkan tentunya ada syarat-syarat yang harus di penuhi.  Kakanda juga paham betul menikah itu hukum asalnya adalah sunah tetapi menggauli istri dengan mu'asyarah yang baik itu kewajiban [ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ ] Q.S. Annisa : 19. Secara dohir lisan ini, adinda mengizinkan tetapi batin hati ini, tidak bisa menerimanya. Maafkan adinda atas keterus terangan perkataan adinda ini. Jika mu'asyarah yang baik terhadap istri hanya cukup dohirny saja mengabaikan mu'asyaroh yang bersifat batin, mental dan hati maka kakanda keliru. Namun adinda tidak akan mencegahnya bila itu sudah menjadi keputusan kakanda. Hanya saja adinda minta jika kakanda tetap mengambil keputusan itu maka adinda minta kakanda dapat memastikan adinda terjaga dari api neraka nanti. bukankah tugas kakanda yang paling utama adalah menjaga keluarga dari api neraka. 

Wahai adinda, terimakasih atas segala nasihatnya. Maafkan kakanda yang selama ini mengira dengan terpenuhinya sandang, pangan dan papan untuk keluarga, bisa dianggap sebagai suami yang baik. Padahal yang baik adalah yang mampu menyelamatkan keluarga dari api neraka. Dengan satu istri saja, kakanda tidak bisa menjamin apakah nantinya keluarga ini selamat dari api neraka atau malah terdampar kejurang neraka yang paling terdalam. Semoga Allah swt senantiasa memberikan ampunan terhadap kakanda jika lalai dalam memenuhi tanggung jawab terhadap keluarga, baik secara dohir, batin, mental dan hati. 

Mari Adinda kita melangkah bersama menuju surgaNYA. Cukuplah engkau seorang yang nantinya menjadi Bidadari untuk kakanda disurga nanti. Aamin


Note :
1.
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا (QS. 4 : 3)
Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim.

2.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا (QS. 4 : 19)
Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.

3.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
(QS. 66 : 6)
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. 

4.
Alfiyah ibni malik bab ibtida.
وَأَخْبَرُوا بِاثْنَيْنِ أَوْ بِأَكْثَرَا ¤ عَنْ وَاحِدٍ كَهُـمْ سَرَاةٌ شُعَـرَا


Mereka (ulama nuhat/orang arab) menggunakan khabar dengan dua khobar atau lebih dari satu mubtada’, contoh “Hum Saraatun Syu’aroo-un” =  mereka adalah orang-orang luhur para penyair.

Siswa Berpuisi I Oh, Ayah

AYAH
By. Adib Sulhani Kls.7B

Oh..... Ayah
Ayah aku sangat sayang padamu
Engkau telah bekerja keras sepanjang waktu
Demi kebutuhan istri dan anak-anakmu

Oh.... Ayah
Aku akan selalu mengingat pengorbanan dan jasa-jasamu
Ayah aku akan selalu mendoakanmu
Dalam tiap-tiap wiridku kusebut namamu dalam doa kepada Ilahi

Oh.... Ayah
Aku yang selalu memohon ridlomu
Agar mendapat ridlo ilahi

Cilacap, 19 Januari 2018


Karakteristik Kepribadian Guru Untuk Keberhasilan Profesinya

Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi:

1). Fleksibilitas Kognitif Guru.
Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan yang memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu guru juga harus memiliki resistensi (daya tahan) terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur (terlampau dini) dalam pengamatan dan pengenalan.

2).  Keterbukaan Psikologi Pribadi Guru.
Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediaannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstern antara lain: siswa, teman, dan lingkungan pendidikan tempatnya kerja. Ia mau menerima kritik dengan ikhlas, disamping itu ia juga memiliki respons terhadap pengalaman emosional dan perasaan tertentu orang lain.

Hijrah Kita l Meninggalkan Memakan Barang Syubhat

Wasiat Rasul saw Kepada Ali :
يا علي من اكل الشبهات اشتبه عليه دينه واظلم قلبه ومن اكل الحرام مات قلبه وخف دينه وضعف يقينه وحجب الله دعوته  وقلت دينه :

Artinya :
Hai Ali, Barang siapa yang memakan barang maka agamanya bimbang, ragu-ragu dan hatinya gelap. Dan barang siapa yang memakan barang haram maka hatinya mati, agamanya tipis, keyakinanya lemah, dihalangi doanya [ Allah swt tidak mengabulkan doanya ] dan sedikit amal ibadahnya.

Hijrah Kita :
Syubhat, Syubuhat, atau Subhat merupakan istilah di dalam Islam yang menyatakan tentang keadaan yang samar tentang kehalalan atau keharaman dari sesuatu.

Meninggalkan memakan barang syubhat sebagai langkah selanjutnya dalam proses hijrah. Banyak sekali bahaya memakan barang syubhat dan haram. Seorang muslim sejati tahu bahwa hanya memakan barang halal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah swt.

إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِى الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِى الْحَرَامِ كَالرَّاعِى يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللَّهِ مَحَارِمُهُ


Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat -yang masih samar- yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada pengembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599).

Kamis, 18 Januari 2018

Nina Herlina : Jangan Baper Calon Imam

Nina Herlina Berkata :
Jangan Baper Calon Imam!
Kau yang tertulis di lauhul mahfuz. Kau adalah rahasia terbesarku. Kehadiranmu menyempurnakan hidupku. Kau yang kusebut dalam Doa'ku. Kau yang menjadi Imam di Hidupku. Kehadiranmu menyempurnakan Imanku. Kumenunggu dalam sabarku. Kuikhlaskan semua harapanku. Bersamamu di masa depan. Membangun surgaNya.

Note :
1.
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ الله ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْبَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ .
Diriwayatkan dari bapak Abdir Rahman, yaitu Abdullah bin Mas’ud ra. Katanya: Telah menceriterakan kepada kami Rasulullah saw ( orang yang selalu benar dan dibenar kan) :”sesungguhnya salah seorang dari kamu sekalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama empat pulah hari berupa air mani. Kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu empat puluh hari. Kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu empat puluh hari. Lalu diutus seorang malaikat kepada janin tersebut dan ditiupkan ruh kepadanya dan malaikat tersebut diperintahkan untuk menuliskan empat perkara, yaitu: menulis rizkinya, batas umur-nya, pekerjaannya dan kecelakaan atau kebahagiaan hidupnya”.

2.
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نِصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي
Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 625)


Ukhty Khailla : Cinta Dalam Diam dan Kesederhanaan

Ukhty Khailla Berkata :
Cintailah dia dari kejauhan agar terjaga kehormatan. Cintailah dia dalam kesederhanaan dan keikhlasan namun jika belum mampu maka cintailah dia dalam diam cukup Allah swt saja yg tahu.

Note :
1.
قال رسول الله ص. م.
احبب حبيبك هونا ما عسي ان يكو ن بغيضك يوما ما وابغض بغيضك هونا ما عسي ان يكو ن حبيبك يوما ما
(رواه الترمذي)
Artinya :
Rosullah Saw, bersabda, Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bias saja suatu saat nati ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bias saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu. (HR. Al-Tirmidzi).

2. 
عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ لَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ , فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Abdullah ibnu mas'ud رضي الله عنه berkata: Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda pada kami: “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu.” [Muttafaq Alaihi]

Ukhty Hilda Berkata l Wanita Mahal Tidak Membuka Aurat

Ukhty Hilda Berkata :

Wanita yang mahal adalah yang tidak tunduk kepada bisikan setan untuk membuka aurat. Jadilah wanita yang mahal, yang diinginkan semua orang namun hanya satu yang mendapatkanya.

Wanita yang berjilbab adalah wanita yang teguh hati. Perintah agama baginya tak bisa ditawar lagi. Wanita muslimah yang baik akhlaknya dan bijak pembawaannya laksana mutiara di langit ketujuh, tak sembarang orang bisa melihat dan menyentuhnya.

Note :

1.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)
2. 
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga). [ Q.S An-nur :26 ]

4 Kriteria Wanita Dinikahi Dari Sudut Pandang Yang Berbeda II Karena Nasabnya [ لحسبها ]

Dalam agama islam memilih menikahi seorang wanita tidak lepas dari 4 kriteria seperti yang disabdakan Nabi Muhammad S.A.W. yaitu karena hartanya, Nasabnya, Kecantikanya dan Agamanya. Namun kali ini kita artikan 4 kriteria ini dengan sudut pandang yang berbeda sehingga bisa menjadi referensi baru dalam memilih calon pasangan.

2. Karena Nasabnya atau Status Sosialnya [ لحسبها ] : 
Mari kita maksudkan ini sebagai wanita yang dididik oleh ayah ibunya dengan didikan yang islami sehingga mendapatkan status sosial yang mulia ditengah-tengah masyarakat karena senantiasa menjaga norma-norma agama dan masyarakat.

Wanita yang mendapatkan didikan yang baik dari orang tuanya akan mendapatkan karakter kpribadian yang baik untuk bekal membina rumah tangganya kelak. Nantinya wanita ini akan menjaga kehormatan suami dan anak-anaknya. Tidak mengumbar aib keluarga apalagi aib suami. Pepatah mengatakan dibelakang suami yang sukses ada istri yang hebat.

Kehebatan istri inilah yang nantinya dapat mengantarkan kemuliaan harkat dan martabat keluarga di tengah-tengah masyarkat sehingga dikenal dengan keluarga yang harmonis, keluarga yang romantis, keluarga yang islamis, keluarga yang penuh dengan kebahagiaan. Dan tentunya harkat dan martabat yang mulia ini tidak hanya di mata masyarakat tetapi juga di sisi Allah swt.

Makna nasab dan status sosial disini jangan diartikan sebatas wanita yang berasal dari keluarga terpandang tetapi bisa diartikan sebagai wanita yang berasal dari keluarga apapun statusnya asalkan mampu membawa bahtera rumah tangganya menuju rumah tangga yang terhormat di sisi Allah dan masyarakat. Jadi memilih wanita karena status sosialnya maksudnya adalah memilih wanita yang mampu menjaga kehormatan keluarga sehingga nantinya mendapatkan status sosial yang mulia.

3. Karena Kecantikanya [ لجمالها ]

4. Karena Agamanya [ لدينها ]

Kultum Siswa I Kurban Dalam Agama Islam

KULTUM SISWA MTS TA
Oleh : M.Ulul Azmi
Kelas : 7B
Hari : Kamis, 18 Januari 2017
Tema : Kurban Dalam Agama Islam

Kurban ( Bahasa Arab: قربن, transliterasi: Qurban),yang berarti dekat atau mendekatkan atau disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyahsecara harfiah berarti hewan sembelihan. 

Sedangkan ritual kurban adalah salah satu ritual ibadah pemeluk agama Islam, dimana dilakukan penyembelihan binatang ternak untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ritual kurban dilakukan pada bulan Dzulhijjah pada penanggalan Islam, yakni pada tanggal 10 (hari nahar) dan 11,12 dan 13 (hari tasyrik) bertepatan dengan Hari Raya Idhul Adha.

Mayoritas ulama  menyatakan bahwa hukum kurban adalah sunnah muakkadah (utama), dan tidak ada seorangpun yang menyatakan wajib, kecuali Abu Hanifah (tabi’in). Ibnu Hazm menyatakan: “Tidak ada seorang sahabat Nabi pun yang menyatakan bahwa kurban itu wajib.

Ayat dalam Al Quran tentang ritual kurban terdapat dalam surat Al Kautsar ayat 2: Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah (anhar).

Syarat dan ketentuan pembagian daging kurban adalah sebagai berikut :

Orang yang berkurban harus mampu menyediakan hewan sembelihan dengan cara halal tanpa berutang.

Kurban harus binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, atau biri-biri.

Binatang yang akan disembelih tidak memiliki cacat, tidak buta, tidak pincang, tidak sakit, dan kuping serta ekor harus utuh.

Hewan kurban telah cukup umur, yaitu unta berumur 5 tahun atau lebih, sapi atau kerbau telah berumur 2 tahun, dan domba atau kambing berumur lebih dari 1 tahun.

Orang yang melakukan kurban hendaklah yang merdeka (bukan budak), baligh, dan berakal.


Daging hewan kurban dibagi tiga, 1/3 untuk dimakan oleh yang berkurban, 1/3 disedekahkan, dan 1/3 bagian dihadiahkan kepada orang lain.

Filosofi Nahwu Shorof I Mutiara Kasih Bersama Dhomir Mustatir Wujuban "Rahasia Hati"

Wahai adinda, engkau seperti dlomir mustatir wujuban ( ضمير مستتر وجوبا ) dalam hidupku. engkau tak bisa digantikan oleh yang lain, engkau tak perlu menampakan dirimu di hadapan orang lain dan tetaplah tersimpan dalam hatiku. Cukuplah Allah s.w.t yang mengetahui kemesraan kita, karena kemesraan ini tidak untuk di umbar dikhalayak umum. 

Note :
Dhomir Mustatir Wujuban {الضمير المستتر وجوبا} adalah dhomir yang tidak bisa digantikan oleh isim dhohir yang semakna, Isim dlomirnya wajib gak tampak serta tersimpan. Dhomir ini hanya ada pada beberapa fiil yaitu:
  • Pada Fi’il Amr dengan dhomir ‘anta [أُكْتُبْ]
  • Pada Fi’il Mudhori yang diawali dengan
-Ta’ khitoob waahid 
(تاء خطاب الواحد) yaitu تَشْكُرُ
-Hamzah (الهمزة) yaitu أَشْكُرُ
-Nuun -( النون )- yaitu نَشْكُرُ

Rabu, 17 Januari 2018

Hijrah Kita l Meninggalkan Memakan Barang Haram

Wasiat Rasul saw kepada Ali :

 يا علي من اكل الحلال صفا دينه ورق قلبه ولم يكن لدعوته حجاب
"Hai Ali, Barang siapa yang memakan barang halal maka agamanya bersih/jernih, hatinya lembut dan dan tidak ada penghalang untuk doanya ( setiap doanya dikabulkan)" 

Hijrah Kita :
Meninggalkan dari memakan barang-barang haram dan hanya memakan barang-barang yang halal. Agama yang jernih karena makanan yang halal dan Hati yang lembut karena makanan yang halal sehingga dalam berdoa selalu dikabulkan Allah swt. 

Hijrah Yang Tak Berbekas Bagaikan Asap Itu Bukan Hijrahmu

Wahai anak Adam, karena apa engkau berhijrah??

Hijrah adalah proses menuju kebaikan yang dilakukan sepanjang hayat manusia. Jika manusia masih bernyawa maka wajib baginya untuk selalu berhijrah menuju kebaikan dan ke ta'atan kepada Allah swt disertai dengan meninggalkan segala kemaksiatan. Hijrah itu bukan sekedar dari tidak berhijab menjadi berhijab. Hijrah bukan sekedar dari tidak berjenggot menjadi berjenggot. Itu terlalu sempit dalam pemaknaan hijrah. Hijrah itu selalu berusaha untuk meninggalkan segala kemaksiataan dan melakukan segala kebaikan setiap saat sampai ajal menjemput.

Hijrah bukan untuk pencitraan dihadapan manusia tetapi mencari ridlo Allah swt. Engkau berhijab karena ingin disanjung, Engkau berjenggot agar di kira sebagai orang solih, Engkau berjidat hitam agar di sebut ahli ibadah, Cadarmu untuk menarik lawan jenis, tidak isbalmu untuk menampakan kebanggaan dihadapan wanita, Jika hijrahmu pencitraan seperti itu maka itulah yang akan engkau peroleh. Sabda Nabi Muhammad saw :

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِيءٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى الله وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٌ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ )). رَوَاهُ إِمَامَا الْمُحَدِّثَيْنِ : أَبُوْ عَبْدِ الله مُحَمَّدِ بْنِ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ بَرْدِزْبَةِ الْبُخَارِيْ ، وَأَبُوْ الْحُسَيْنِ مُسْلِمُ بْنُ الْحَجَّاجِ بْنِ مُسْلِمِ الْقُشَيْرِيُّ اَلنَّيْسَابُوْرِيُّ فِيْ صَحِيْحَيْهِمَا اللَّذَيْنِ هُمَا أَصَحُّ الْكُتُبِ الْمُصَنَّفَةِ .

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khattab berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya amal perbuatan membutuhkan niat. Dan setiap orang akan dibalas sesuai dengan niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena ingin meraih dunia atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan.”


Mari Hijrah Mari Istiqomah. Luruskan Niat. Tinggalkan Maksiat Lakukan Ta'at.