Tampilkan postingan dengan label Filosofi Nahwu Shorof. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Filosofi Nahwu Shorof. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 Mei 2022

Tidak Perlu Banyak Ibadah Pada Zaman Akhir Simak Tausiyah Gus Baha

Di zaman akhir ini yang diperlukan dalam menjalani perintah-perintah agama tidak perlu melakukan banyak ibadah namun disertai jangan melakukan perbuatan ini, berikut ini penjelasan Gus Baha ulama dari Rembang yang sangat kharismatik. 


Sekarang ini, zaman yang sudah jauh dari kenabian serta banyak sekali fitnah dan perbuatan maksiat yang merajalela, sehingga kemudian banyak orang yang mengatakan saat ini sudah memasuki zaman akhir.


Berkali-kali Gus Baha memberikan tausiahnya dengan menjelaskan bahwa di zaman akhir tidak perlu banyak ibadah tapi jangan pernah melakukan hal ini.  Semua itu bertujuan agar kelak tidak masuk golongan orang-orang yang merugi. Nah perbuatan atau pekerjaan apa yang dilarang dikerjakan di zaman akhir ini? Berikut kata Gus Baha. 

Dalam sebuah video ceramah, Gus Baha menerangkan nasehat  dari gurunya yaitu Mbah Moen, seorang ulama yang sangat masyhur di Indonesia maupun Internasional. 


Mbah Moen memberikan nasehat kepada Gus Baha "Zaman akhir tidak perlu banyak ibadah yang paling penting itu tidak maksiat." ucap Gus Baha.


Mengapa demikian, Gus Baha kemudian menjelaskan, karena ibadah itu terkadang membuat orang awam janggal.


"Misalnya jam delapan sholat dhuha, lalu sebelum dzuhur qobliyah dan setelahnya ba'diyah."


"Yang menjamin kamu kuat terus seperti itu siapa? tanya Gus Baha, paling kuatmu kalau ketika hutangmu banyak."

 

"Misal uangmu banyak dan yang membodohimu juga banyak pasti langsung jatuh kamu."


Meskipun begitu, Gus Baha menjelaskan "jika kamu menikmati perkara yang tidak maksiat, bersikap baik kepada tetangga."


"Tidur juga, anggap saja sedang meninggalkan maksiat."


Yang penting, kata Gus Baha semua perkara halal itu dinikmati untuk melawan maksiat. "Sebab, separuh dari taat itu kita dapatkan dari kesusahan."


Sehingga yang dinamakan taat itu adalah melakukan perkara wajib dan meninggalkan maksiat.


Demikianlah penjelasan Gus Baha tentang tidak apa-apa tidak banyak ibadah di akhir zaman asal jangan berbuat maksiat.


Penjelasan diatas dilansir Pustaka Amadda dari channel youtub Santri Official pada 9 Mei 2022.


Wallahu A'lam. 

Minggu, 08 Mei 2022

Cara Mendidik Anak Ala Nabi Begini Kata Gus Baha

Pendidikan adalah hal utama bagi setiap manusia. Tentunya dengan pendidikan diharapkan menjadi manusia solih yang berilmu namun mempunyai adab atau akhlak yang baik. 


Banyak sekali teori-teori tentang pendidikan yang patut untuk di aplikasikan dalam kehidupan ini demi masa depan generasi yang lebih baik dan beradab. Namun bagaimanakah pendidikan yang tepat untuk seorang anak? 


Tentunya disini sebagai umat islam patut mencontoh cara mendidik Rasulullah pada seorang anak sebagaimana di sampaikan oleh Gus Baha. 


Dengan adanya pendidikan kita akan mengerti segala sesuatu yang dulunya tidak bisa kita pahami. Namun, dalam dunia pendidikan tidak semua bisa disamakan. Semua sesuai jenjang dan fashion dari setiap individu. Perlu diketahui juga untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat itu dengan ilmu.  Maka dari itu ilmu bisa didapatkan melalui pendidikan. 

Kemampuan yang dimiliki setiap orang dalam masalah pendidikan itu tidak sama, sehingga harus ada metode dan strategi dalam mendidik. Begitu pula dalam mendidik anak-anak, yang tentu butuh banyak pendekatan agar bisa memahami karakter dari seorang anak.


KH Bahauddin Nur Salim atau dikenal dengan Gus Baha dalam salah satu majlis ilmu menjelaskan perihal mendidik anak-anak ala nabi Muhammad Saw. Beliau menggambarkan bagaimana nabi Muhammad Saw mendidik anak kecil.


“Dalam beberapa riwayat sangat masyhur bahwa saat nabi Muhammad Saw shalat, Hasan dan Husein selalu mengikuti nabi dan bahkan meminta gendong, dan nabi pun menggendongnya”. Ucap Gus Baha


Dalam riwayat tersebut nabi Muhammad Saw tidak memarahi Hasan dan Husain yang ingin manja kepada beliau saat beliau sedang beribadah. Nabi Muhammad Saw malah memanjakan kedua cucunya dengan menggendong mereka.


“Hasan dan Husein itu adalah cucu nabi Muhammad Saw, sehingga sangat wajar mereka ingin bermanja-manja dengan nabi Muhammad Saw, dan nabi memberikan contoh dengan menyayangi mereka walau beliau sedang ibadah”. Ucap Gus Baha


“Dunainya anak kecil itu ya bermain, kalau kita melarang mereka bermain sama saja kita menghilangkan dunia mereka, betapa meraka akan merasa sedih”. Ucap Gus Baha lagi


Artinya, biarkan mereka bahagia dengan dunia mereka sendiri. Kita yang sedang ibadah lanjutkan saja ibadah tidak usah merasa terganggu dengan kehadiran mereka yang ingin bermain.


Hal itu sudah dicontohkan oleh nabi Muhammad Saw dengan dua cucunya yaitu Hasan dan Husain.


Terkadang seseorang masih banyak yang merasa terganggu dengan kehadiran anak kecil di tempat ibadah.


Harusnya itu menjadi kesempatan untuk mendidik mereka dengan mengenalkan cara beribadah agar kelak menjadi penerus para ahli agama.


Tentunya dengan cara yang baik agar mereka bisa memahami makna ibadah.


Jangan hanya dilarang tapi harusnya ditemani bermain dan diberikan pendidikan secara perlahan dengan cara memahami dunia mereka agar mereka mau mendengarkan kita sebagai pelaku pendidik.


Wallahu A'lam. 

KALIMAT DAHSYAT YANG PERLU DIAMALKAN BAGI YANG INGIN HUTANG LUNAS KETEMU JODOH DAN PUNYA MOMONGAN INI KATA GUS BAHA

Gus Baha ulama milenial yang di kagumi oleh semua kalangan.  Nama lengkap beliau adalah KH Ahmad Bahauddin Nursalim yang dalam menyampaikan suatu ilmu sangat mudah untuk dipahami.   


Suatu ketika beliau mengungkap kalimat yang sangat dahsyat yang apabila sering diamalkan maka segala bentuk kesusahan tidak akan mendekatinya. Bahkan bagi yang banyak hutang akan dipermudah untuk bisa membayar hutangnya begitu juga bagi yg sulit mendapat momongan akan segera di berikan momongan dan semua itu atas kuasa dan kehendk Allah Swt. 

 

Gus Baha yang mana merupakan murid kesayangan Mbah Moen Rembang mengatakan bahwa orang yang sering mengamalkan  kalimat thayyibah ini akan mengalami banyak kemudahan dalam hidupnya sehingga dijauhkan dari segala kesusahan. 


Dalam pengajiannya bersama santri-santrinya, Gus Baha menyebutkan bahwa orang-orang yang seperti ini yang sering mengamalkan hal ini tak akan pernah kesusahan dan terlilit hutang.


Artinya, amalan satu ini akan mempermudah hidup dan melapangkan rezeki seseorang jika konsisten dan istiqomah diamalkan.


Dalam hidup ini tidaklah semua dilalui dengan mudah, justru seringkali dalam perjuangan hidup seringkali bertemu dengan segala problem-problem yang menyusahkan. Namun itu semua harus di sikapi demgan arif dan tetep memohon kepada Allah agar diberikan kemudahan dalam menjalani hidup. 


Diantara sekian kesusahan seseorang ada yang terlilit hutang hingga menumpuk sampai belum bertemu jodohnya padahal usia sudah memasuki umur yang lebih dari cukup untuk menikah atau ada juga yang sudah sekian tahun menikah belum di beri momongan.


Nah, satu kalimat thayyibah yang dahsyat ini bisa membuat hutang lunas, mendapat momongan, hingga dipertemukan dengan jodoh. Satu kalimat dahsyat ini bisa mengatasi semua masalah kehidupan ujar murid kesayangan dari Mbah Moen tersebut.


Lalu apa satu kalimat yang dahsyat yang dimaksud oleh Gus Baha tersebut?


Gus Baha kemudian mengisahkan tentang ulama bernama Hasan Bashri. Ulama tersebut pernah memberi satu solusi kepada orang-orang yang terkena masalah. Solusi tersebut adalah membaca sebuah kalimat secara rutin dan konsisten.


Dengan membaca satu kalimat tersebut secara konsisten serta istiqomah, maka semua masalah bisa tuntas. Kata Hasan Bashri, satu kalimat tersebut dapat menjadi solusi untuk yang belum mendapat momongan, untuk rezeki yang seret, serta yang sedang banyak hutang.


“Solusinya istighfar, kamu perbanyaklah beristighfar,” kata Gus Baha mencuplik perkataan Hasan Bashri.


“Kalau sudah diampuni Allah, pasti akan terkabul semua. Jadi yang penting istighfar dulu,” ujar Gus Baha.


Dengan istighfar, Allah akan meringankan masalah kita dengan ampunan-Nya.


“Tidak mendapat jodoh solusinya istighfar, tidak punya anak solusinya istighfar, punya hutang banyak solusinya istighfar,” imbuh Gus Baha.


Insya Allah, bila kita terlilit hutang, atau bila belum bertemu jodoh, atau belum dikaruniai anak, maka kita pun bisa mendapat jalan keluar.


Demikianlah penjelasan Gus Baha mengenai satu kalimat dahsyat yang bisa menyelesaikan seribu masalah.


Keterangan tersebut dilansir Pustaka Amadda dari channel YouTube Student Official.


Semoga bermanfaat. Wallahu A'lam. 

Rabu, 18 Agustus 2021

Tujuan Utama Pernikahan

Pernikahan itu merupakan seremonial pembeda antara manusia yang katanya paling sempurna di muka bumi dengan makhluk hidup lainya. 

Dalam pernikahan terdapat proses yang sangat kompleks yang melibatkan fisik, pikiran, mental, perasaan, dan keberanian dalam menempuh kehidupan yang berbeda karena saat itu seseorang mulai memvariasikan hidupnya dengan mencoba menjadi bagian dari hidup orang lain dan menjalin hubungan yang berasaskan saling melengkapi untuk mencapai kebahagiaan yang ditempuh bersama.

Dan sasaran utama tujuan pernikahan dalam Islam ialah untuk menundukkan pandangan serta membentengi diri dari perbuatan keji dan kotor yang dapat merendahkan martabat seseorang. Dalam Islam, sebuah pernikahan akan memelihara serta melindungi dari kerusakan serta kekacauan yang ada di masyarakat.

Menikah dalam islam adalah membangun kehidupan yang lebih baik lagi. Hal ini sudah dapat dibuktikan jika kehidupan setelah menikah akan membawa seseorang untuk menjalankan kehidupannya lebih baik dan berfaedah bagi kehidupannya di masa mendatang.

Wallahu A'lam.

Sabtu, 02 November 2019

FILOSOFI NAHWU BAB NA'AT


Alhamdulillah kegiatan hari sabtu, 02 November 2019 dalam rangka PPL PPG di MTs N 3 Banjarmasin berjalan dengan lancar. Setelah selesai, Aku dan teman-teman pun berpamitan dengan guru pamong. Waktu telah menunjukan pukul 11. 45, sebentar lagi masuk waktu shalat duhur. Akhirnya kuputuskan untuk menuju masjid dekat MTs N 3 Banjarmasin untuk menunggu masuknya waktu shalat duhur. 

Sambil menunggu adzan dikumandangkan, terlintas dalam ingatan tentang materi pelajaran nahwu bab na'at dan filosofinya ketika ngaji dipesantren. Teringat filosofi na'at man'ut ini mungkin karena tadi sebelum pamitan dengan guru pamong aku dan teman-teman saling bertukar pengalaman mengajar di madrashnya masing-masing terutama terkait karakter para peserta didik. Memang apa kaitannya nahwu bab na'at dengan karakter peserta didik??

Pada saat dipesantren, Kyai Mushonif Faiz menjelaskan pelajaran nahwu tentang na'at man'ut dalam kitab jurumiyah, beliau juga menjelaskan filosofi yang terkandung didalamnya.

بَابُ اَلنَّعْتِ
اَلنَّعْتُ تَابِعٌ لِلْمَنْعُوتِ فِي رَفْعِهِ وَنَصْبِهِ وَخَفْضِهِ، وَتَعْرِيفِهِ وَتَنْكِيرِهِ; تَقُولُ قَامَ زَيْدٌ اَلْعَاقِلُ، وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْعَاقِلَ، وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ اَلْعَاقِلِ.

BAB NA'AT
Na'at (sifat) adalah isim yang Tabi' (ikut) kepada man'ut (yang di ikuti) di dalam Rofa'-nya, nashob-nya, khafad-nya, Ma'rifat-nya, dan nakiroh-nya, kamu mengatakan قَامَ زَيْدٌ اَلْعَاقِلُ (Telah berdiri Zaid -yang berakal-) dan َرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْعَاقِلَ (aku telah melihat Zaid -yang berakal-) dan مَرَرْتُ بِزَيْدٍ اَلْعَاقِل (Aku melewati Zaid -yang berakal-).

Filosofi yang beliau sampaikan waktu itu adalah bahwa seseorang hendaknya mencari teman yang  baik karena teman itu ibarat man'ut. Kalau man'utnya baik maka kita pun akan menjadi na'at yang baik. Ketika man'utnya رفع Maka Na'atnya pun harus  رفع begitu juga ketika man'utnya خفض maka na'atnya pun harus خفض karena na'at itu ikut dalam i'robnya man'ut. 

Disini man'ut yang beri'rob رفع dimaksudkan  sebagai teman yang sudah tinggi ilmunya dan luhur akhlaknya. Sedangkan man'ut yang beri'rob خفض dimaksudkan sebagai teman yang Rendah ilmunya maupun akhlaknya. Maka bagi santri sudah seharusnya untuk berteman dengan teman yang tinggi ilmunya dan luhur akhlaknya agar mendapatkan manfaat dari pertemanan itu, Begitulah Kyai Mushonif Faiz menjelaskan. Filosofi ini sesuai dengan salah satu bait-bait dalam kitab Alaa laa;

عَنِ الْـمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ # فَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالْـمُقَارَنِ يَقْتَدِيْ
فَاِنْ كَانَ ذَا شَرٍّ فَجَنِّبْهُ سُرْعَةً # فَاِنْ كَانَ ذَا خَيْرٍ فَقَارِنْهُ تَهْتَدِيْ

JO TAKON SONGKO WONG SIJI TAKONO KANCANE.
KERONO SAKTEMENE KANCA MANUT KANG NGANCANI.
YEN ONO KONCO OLO LAKONE NDANG DOHONO.
YEN ONO KONCO BAGUS ENGGAL NDANG KANCANONO

Artinya : "Janganlah engkau bertanya tenteng kepribadian orang lain lihat saja temannya,karena seseorang akan mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya, bila temannya tidak baik maka jauhilah dia secepatnya, dan bila temannya baik maka temanilah dia kamu akan mendapatkan petunjuk."

Sementara bab na'at kaitannya dengan profesi guru dan murid, sangat jelas sekali bahwa guru itu digugu dan ditiru. Guru sebagai man'ut yang diikuti siswa sebagai na'at. Jika gurunya رفع maka muridnya pun رفع dan seterusnya.

Artinya jika guru selalu menunjukan sikap atau kpribadian baik, rutin mendoakan murid-muridnya dan ikhlas maka muridnya pun akan terpengaruh aura positif dari gurunya tersebut. Akhirnya, murid-muridnya pun mempunyai kepribadian yang baik pula. Nah, itulah yang dijelaskan guru pamong bahwa guru harus punya karakter atau kpribadian yang baik yang selalu mencontohkan dalam tindakan bukan hanya sekedar dalam kata-kata saja.

Filosofi na'at man'ut ini sesuai dengan petuah dari guru pamong diatas. Inilah sebenarnya poin paling penting dari seorang guru yaitu memiliki kpribadian yang baik, ikhlas dan selalu mendoakan murid-muridnya setiap selesai sholat.

Namun pikiranku semakin liar, Bagaimanakah jika dalam hubungan suami istri?? Apakah istri yang baik itu karena adanya suami yang baik?? Bagaimana menurutmu?? Adapun suami yg sukses itu karena adanya istri yang hebat yang benar-benar dicintai dengan tulus oleh suaminya. 

Membayangkan hal itu membuatku semakin menggebu-gebu untuk segera memilikimu. Memilikimu dalam kehalalan menjadi harapanku. Namun, lebih dari itu semoga aku bisa menjadi man'ut yang baik untukmu selaku na'at. Pilihlah aku untuk menjadi man'utmu. Sebuah lagu dari Sheila On7 kupersembahkan buat adinda tercinta.

"PILIHLAH AKU"
Sadarkah kau kusayangi
Sadarkah untukmu ku bernyanyi
Terbacakah niat tulus ini
Degup jantung kian terbisik
Kadang kata tak berarti
Kalau hanya kan sakiti
Diam bukanlah tak ingin
Degup jantung kian terbisik
Tanda cinta yang bersemi
Aku yang kan mencintaimu
Aku yang kan slalu mendampingimu
Bila bahagia yang akan kau tuju
Bila butuh cahaya tuk menemanimu
Pilihlah aku
Aku yang kan mencintaimu
Aku yang kan slalu mendampingimu
Bila bahagia yang akan kau tuju
Bila butuh cahaya tuk menemanimu
Pilihlah aku
Jangan sempatkan berlalu
Kalau karyaku yang kau tunggu
Jangan hanya aku yang tahu
Aku cinta padamu
Mohon warnai jiwaku
Maukah hidup bersamaku

WALLAHU A'LAM BISSHOWAB

Minggu, 21 Juli 2019

FILOSOFI AIR MUTANAJIS ADINDA JANGAN ENGKAU PILIH LELAKI YANG SEPERTI AIR MUTANAJIS


Adinda, Lelaki yang seperti air mutanajis itu adalah lelaki yang akhlaknya tidak baik karena sudah tercemar dengan kotoran-kotoran maksiat sehingga perilakunya menjadi tidak baik. Jika lelaki ini akhlaknya sendiri sudah tidak baik maka tidak akan bisa membawamu menjadi lebih baik.

Adinda, Pertimbangkan kembali bila kamu didekati lelaki yang seperti ini walaupun dia membawa dunia beserta isinya untuk dirimu. Namun bila kamu tetap mau menerimanya maka kamu harus berusaha dengan sekuat tenaga agar bisa membuatnya menjadi baik.


Adinda, Temukanlah cinta sejatimu dengan penuh kehati-hatian. Jangan sampai kesucian akhlakmu tercemar menjadi najis karena terpengaruh oleh lelaki yang seperti air mutanajis tersebut. Akhlak baikmu dan rasa malumu jangan sampai hilang hanya karena kamu terpesona ketampanan dan materi yang dia punya. 

Adinda, kamu adalah makhluk Tuhan yang paling indah dan harus selalu dijaga. Keindahanmu akan selalu menimbulkan dua hal yaitu fitnah dan kebahagiaan. Jika lelaki memperlakukanmu dengan sebaik-baiknya maka akan ada kebahagiaan disitu. Namun sebaliknya jika seorang lelaki memperlakukanmu dengan perlakuan yang buruk maka akan ada fitnah-fitnah yang terjadi.


Adinda, ketahuilah Air mutanajis adalah air yang terkena barang najis yang volumenya kurang dari dua qullah atau volumenya mencapai dua qullah atau lebih namun berubah salah satu sifatnya—warna, bau, atau rasa—karena terkena najis tersebut.

Air sedikit apabila terkena najis maka secara otomatis air tersebut menjadi mutanajis meskipun tidak ada sifatnya yang berubah.

Sedangkan air banyak bila terkena najis tidak menjadi mutanajis bila ia tetap pada kemutlakannya, tidak ada sifat yang berubah. Adapun bila karena terkena najis ada satu atau lebih sifatnya yang berubah maka air banyak tersebut menjadi air mutanajis.

Air mutanajis ini tidak bisa digunakan untuk bersuci, karena dzatnya air itu sendiri tidak suci sehingga tidak bisa dipakai untuk menyucikan. Wallahu A'lam.


Minggu, 14 Juli 2019

PEMBAGIAN KALIMAT DALAM BAHASA ARAB BESERTA FILOSOFINYA

Nahwu adalah kaidah yang digunakan untuk mengetahui jabatan setiap kata dalam suatu kalimat, mengetahui harakat akhir dan mengetahui tata cara meng-i’rab-nya. Kata dalam Bahasa Arab terbagi menjadi tiga:

1. Isim 
Isim adalah setiap kata yang menunjukkan kepada manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat atau makna-makna yang tidak berkaitan dengan waktu. Bisa juga disebut dengan kata benda.

Jadilah engkau layaknya isim yang independent dan mandiri tidak merepotkan orang lain serta tidak terkait dengan waktu, engkau menjadi dirimu sendiri apa adanya tanpa perlu berpura-pura. Segala sesuatu yang engkau hasilkan adalah karena jerih payahmu sendiri.

Baca Juga Puncak Rindu Komunikasinya Adalah Doa

2. Fi’il 
Fi’il adalah setiap kata yang menunjukkan kejadian sesuatu pada waktu tertentu. Bisa juga disebut dengan kata kerja.

Engkau selalu terikat dengan waktu. Kamu bisa berubah-rubah seperti bunglon. Kamu harus tahu cara menghadapi berbagai macam orang yang berbeda-beda. Melakukan segala sesuatunya dengan penuh pertimbangan. 

3. Harf (Huruf) 
Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna kecuali jika bersama dengan kata yang lain.

Ah, adakalanya engkau tidak bisa melakukan semuanya sendirian. Engkau harus mempunyai pasangan agar hidupmu semakin sempurna dan bermakna. Maka segera temukan pasanganmu agar hidupmu bahagia. 


Minggu, 07 Juli 2019

DELAPAN NASIHAT SANG SUFI HATIM AL-ASHOM

Untaian nasihat dari sufi generasi terdahulu “Delapan Nasihat Hatim”. Nama lengkap hatim adalah Abu Abdur Rahman Hatim bin Unwan Al Ashamm (“si Tuli”), seorang sufi generasi awal dari pribumi Balkh, adalah murid Syaqiq al-Bakhi. Hatim mengunjungi Baghdad dan meninggal dunia di Wasyjard di dekat Tirmiz pada tahun 237 H/852 M.

Cintailah amal saleh, ia dapat memutuskan rantai kepemilikanmu kepada dunia, ia akan menjadi penerang kuburmu, pendampingmu disana dan tidak meninggalkanmu sendirian.

Taatilah perintah Allah dengan ridha, karena dengan keridhaan pada ketaatan-Nya maka keinginan hawa nafsumu akan terbelenggu (QS 79:40).

Sedekahkanlah bagian duniamu kepada Allah Ta'ala, karena apa yang ada disisimu semua akan lenyap, sedekah adalah tabunganmu disisi Allah, dan apa yang ada disisi-Nya adalah kekal (QS 16:96)

Bertaqwalah kepada Allah SWT, karena disitu tersimpan Kemuliaan dan Keagunganmu (QS 49:13) sebagai suatu anugerah ketaqwaanmu kepada-Nya.

Ridhalah kepada semua ketentuan Allah SWT, karena pembagian dari Allah sudah ditentukan sejak azali (Qs 43:32). Tanpa keridhaan pada semua ketentuan Ilahi, maka engkau akan dihinggapi hasud, penyakit Iblis yang timbulkan iri dan dengki karena harta, kedudukan, dan ilmu yang akan timbulkan saling cela dan gunjing diantaramu. 

Musuhilah syeitan, ia adalah musuh yang sangat nyata bagimu (QS 35:6). Ia mewujud dari semua hasrat , keinginan, penguasaan, dan kepemilikanmu; Ia muncul menjadi berbagai bentuk nafsu dan syahwat, yang akan mengikatkanmu kepada materi, duniawi, dan segala maksiat.

Putuskan semua harapanmu dari selain Allah, jangan terpedaya dengan rasa takut akan rezekimu, Dia yang maha Pemberi telah menjamin dan menanggung semua rezeki makhluk-Nya (Qs 11:6), tanpa kecuali. Karena itu, perhatikan pencarian kehidupanmu dari syubhat, dari halal dan haram, dari yang menghinakan dirimu, dari yang merendahkan kedudukanmu. 

Bertawakkalah kepada Allah SWT semata (QS 65:3). Dialah yang akan menjaminmu, mencukupkan keperluanmu, dimanapun kamu berada, dalam keadaan apapun. Jangan gantungkan dirimu pada tali gantungan syeitan yaitu uang, kekayaan, kekuasaan, kerajaan, pekerjaan, dan bergantung kepada makhluk lainnya. Gantungkan dirimu hanya pada Kehendak Allah SWT semata. 

Jumat, 05 Juli 2019

FILOSOFI AIR MUSTA'MAL ~ SEBESAR APA PUN DOSA SESEORANG ~ ALLAH TETAP MAHA PENGAMPUN

Di dalam fiqih Islam air adalah termasuk alat untuk bersuci, baik bersuci dari hadas maupun dari najis. Dengannya seorang Muslim bisa melaksanakan berbagai ibadah secara sah karena telah bersih dari hadas kecil, hadas besar dan najis dengan bersuci menggunakan air.

Mengingat begitu pentingnya air dalam sahnya beribadah, fiqih Islam mengatur sedemikian rupa perihal air, dari membaginya dalam berbagai macam kategori hingga menentukan hukum-hukumnya.

Salah satunya adalah air musta'mal yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci baik untuk menghilangkan hadas seperti wudlu dan mandi ataupun untuk menghilangkan najis.

Air musta’mal ini tidak bisa digunakan untuk bersuci apabila tidak mencapai dua qullah. Sedangkan bila volume air tersebut mencapai dua qullah dan tidak berubah sifat-sifatnya maka air musta'mal tersebut bisa digunakan untuk bersuci dan sudah tidak disebut sebagai air musta'mal lagi.

Filosofinya adalah sejahat dan sebesar apapun dosa-dosa manusia masih ada kesempatan untuk membersihkan dirinya dari dosa-dosa yang pernah dilakukan yaitu dengan cara taubat pada Allah swt. Sebenar-benarnya taubat adalah taubatan nasuha.

Jika sudah bertaubat dengan sebenar-benarnya, kemudian diiringi dengan selalu melakukan ketaatan pada yang maha kuasa disertai melakukan kebajikan terhadap sesama maka dirinya ibarat air musta'mal yang jumlah volumnya sudah bertambah dan bisa digunakan untuk bersuci lagi. Akhirnya bisa memerankan dirinya menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.


Perlu di ingat bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang paling memberi manfa'at pada manusia lainnya.  Jadi sebesar apapun dosa itu janganlah berputus asa dari ampunan dan rahmat Allah swt. Karena DIA maha pengampun dan maha pengasih. 

Dengan itu semua, sudah tidak bisa disebut lagi sebagai pendosa tapi sebagai hamba yang taat dan bajik. Wallahu A'lam.

Senin, 01 Juli 2019

CINTA ITU TIDAK MENYAKITI DAN SABAR KETIKA DISAKITI

Mencintai itu tidak cukup dengan tidak melukai yang dicinta. Tapi juga harus bersabar saat dilukai oleh yang dicintai. "Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin"

Membahas cinta memang tidak akan pernah ada tuntasnya. Karena roda penggerak kehidupan didunia ini adalah cinta. Tanpa ada cinta sudah hancur lebur lah berantakan dunia ini. Perang dunia akan kembali terulang. Masa jahiliah pun bisa terulang kembali. Dengan adanya cinta, kemudian dunia ini menemukan keseimbangannya. Dalam cinta itu semua terkandung arti-arti yang positif seperti empati, simpati, menghargai, menolong, tidak mendendam, tidak berkhianat dan lain-lain.

Dalam interaksi manusia, baik interaksi individu maupun kelompok akan terjadi ketentraman dan kenyaman bila semua didasarkan pada rasa cinta. Seseorang yang sudah bercinta ego dalam dirinya akan lenyap, dalam dirinya hanya ada tujuan menyenangkan dan membahagiakan pasangannnya. Bohong, jika seseorang mengaku cinta tapi ekspresi dirinya dalam berprilaku tidak mencerminkan seorang pecinta. Pecinta sejati sudah tidak kenal amarah dan membenci. Dalam dirinya yang terfikirkan hanya kebaikan kekasihnya.

Maka cinta bagi seorang pecinta sejati adalah tidak cukup tidak melukai sesorang yang dicinta tapi juga bersabar saat dilukai oleh yang dicintai. Inilah kesejatian cinta. Jika memang mengaku cinta harusnya seperti ini lah eksperi prilaku cintanya. Cinta seperti ini lah yang bisa menuntun manusia semakin kuat spiritualnya. Banyak para wali yang sampai pada makam ma'rifatullah karena cinta sejati yang seperti ini. Semakin besar rasa cinta maka semakin spiritual hati dan prilakunya. Jangan mengaku mempunyai cinta sejati jika cinta itu tidak membuatnya selalu mengingat Allah swt. 


Seperti cinta Zulaikha pada Yusuf a.s, Yang mana berawal dari cinta yang memaksakan dirinya untuk memiliki Yusuf, namun kemudian berubah menjadi cinta yang mengikhlaskannya dan menyadari bahwa kesejatian cinta adalah memikirkan kebaikan Yusuf. Cinta yang membuat ego zulaikha hilang yang ada dalam pikirannya hanya Yusuf seorang, kemudian cinta inilah yang membawa Zulaikha bersatu dengan Yusuf dan mengantarkannya pada ma'rifatullah. Wallahu A'lam


Minggu, 07 April 2019

Makna Isra' Mi'raj Dari Sudut Pandang Yang Berbeda " Tujuh Tahapan Manusia Sebelum Bertemu Sang Pencipta"

Tiap orang islam yang mendalami ajaran agama islam pasti sangat tahu akan peristiwa luar biasa yang dialami baginda Nabi Muhammad SAW. Yaitu isro mi'roj sebagai suatu mukjizat. Suatu peristiwa yang pada saat itu tidak ada yang mempercayainya hingga sahabat Abu Bakar As-siddiq lah yang pertama mempercayainya. 

Semua orang islam pasti tahu bahwa hasil dari peristiwa isro' mi'roj ini adalah Rasulullah SAW menerima wahyu shalat lima waktu yang wajib dilaksanakan bagi orang-orang islam. Awalnya kewajiban sholat dalam sehari semalam adalah 50 waktu. Namun Karena anjuran dan kasih sayang Nabi Musa terhadap umat Muhammad, ia menyarankan agar Nabi Muhammad minta pengurangan. Hingga akhirnya Allah Ta’ala menjadikannya hanya 5 waktu saja.

Dikesempatan kali ini penulis tidak akan membahas detailnya peristiwa isro mi'roj tersebut. Bila ada yang ingin mengetahui detailnya maka bisa searching dimesin google. Sudah banyak sekali situs-situs yang membahas hal tersebut. 

Disini penulis lebih tertarik untuk membahas tahapan-tahapan Rasulullah SAW ketika naik dari satu langit ke langit berikutnya dan memaknainya dari sudut pandang yang berbeda. Dalam tujuh langit yang dilewati, Rasulullah bertemu para Nabi-Nabi terdahulu.

Nah, pertemuan Rasulullah ditujuh langit tersebut dengan para Nabi-Nabi terdahulu, penulis maknai sebagai tahapan-tahapan manusia sebelum bertemu sang pencipta. Jadi, maknanya adalah ada tujuh tahapan atau proses yang harus dilewati dengan sebaik-baiknya oleh manusia sebelum menghadap Allah SWT. 

Tahapan atau langit pertama Rasulullah bertemu dengan Nabi Adam As. Seperti yang kita ketahui bahwa Nabi Adam As adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT. Ketika Nabi Adam masih disurga, Allah memanjakan Nabi  Adam dengan kenikmatan-kenikmatan surga. Apa yang ada di dalam surga boleh dinikmatinya kecuali buah khuldi. 

Hal ini menunjukan bahwa proses atau tahapan manusia yang pertama adalah dimulai dari lahir sampai umur 10 tahun. Pada masa ini manusia keluar dari rahim ibunya setelah dikandung selama 9 bulan. 

Masa-masa ini adalah masa-masa ketika orang tua memanjakannya dengan berbagai kesenangan, hampir apapun yang dimintanya,  orang tua tidak kuasa menolaknya. Ketika nabi Adam as kesepian maka di ciptakanlah hawa. sedangkan manusia pada tahapan ini akan dibelikan berbagai mainan sebagai teman bermain.

Tahapan atau langit kedua Rasulullah bertemu dua Nabi sekaligus yaitu Nabi Yahya dan Isa. Pertemuanya dengan dua Nabi dapat diartikan bahwa manusia pada umur 11 s.d 20 tahun sudah tidak mau bermain sendirian, tetapi butuh teman bermain bersama. Sudah mulai memperluas pergaulan dengan memperbanyak teman. Namun pada umur tersebut, sebagai orang tua harus mulai mengontrol dengan ketat. Orang tua harus bisa memposisikan dirinya tidak hanya sebagai orang tua namun juga bisa sebagai sahabatnya. Pada umur tersebut  kondisi mentalnya masih labil hingga butuh seorang teman yang dapat memahaminya. Jika orang tua tidak bisa menjadi sahabatnya maka tidak heran kalau sang anak mencari perhatian dan teman curhat diluar rumah. 

Tahapan atau langit ketiga Rasulullah bertemu dengan nabi yang tertampan yaitu Nabi Yusuf As. Ini artinya manusia pada fase ketiga yaitu ketika umur 21 s.d 30 sudah nampak ketampanan dan kecantikannya. Pada umur ini seperti halnya yang dialami Nabi Yusuf banyak godaan-godaan dari lawan jenis. Jika tidak mampu menahannya maka akan terjerumus. Maka dari itu, manusia pada umur tersebut ketika mendapatkan godaan-godaan lawan jenis harus bisa menahanya seperti halnya Nabi Yusuf As yang digoda Zulaikha. Maka untuk mencegah perbuatan tercela dengan lawan jenis adalah bersegera menikah ketika sudah masuk pada fase ini.

Tahapan atau langit keempat Rasulullah Saw bertemu dengan Nabi Idris As. Dikatakan bahwa asal mula nama Idris berasal dari kosakata bahasa Arab, "darasa" yang memiliki arti belajar. Ia dijuluki demikian karena ia banyak sekali mempelajari ilmu, ia dianggap pula sebagai penemu tulisan dan alat tulisnya. Artinya manusia pada fase umur 31 s.d 40 tahun harus sudah punya karya tetap yang bermanfaat bagi orang lain. Karya disini juga bisa diartikan sebagai pekerjaan tetap yang dilakoninya.

Tahapan atau langit kelima Rasulullah Saw bertemu dengan Nabi Harun As. Nabi Harun diriwayatkan fasih berbicara dan mempunyai pendirian tegas dalam mengikuti Musa saat menyampaikan dakwah kepada raja-raja yang sesat. Dari sini dapat kita pahami bahwa manusia ketika umur 41 s.d 50 harus benar-benar hati-hati dalam mengatakan dan melakukan sesuatu. Fasihnya Nabi Harun ketika berbicara itu menunjukan bahwa apa yang dilakukan atau diputuskan manusia pada fase ini  harus benar-benar dengan pertimbangan yang sudah matang. Fasih itu berarti baik pelafalanya dan tidak salah. Dengan demikian manusia pada fase ini harus fasih yaitu harus sudah benar-benar baik prilakunya. 

Tahapan atau langit keenam Rasullah bertemu dengan Nabi Musa As. Pada suatu ketika Musa berbicara di hadapan Bani Israil, kemudian ada seseorang yang bertanya, ‘Siapakah orang yang paling pandai itu?’ Musa menjawab, ‘Aku.’

Dengan ucapan itu, Allah mencelanya, sebab Musa tidak mengembalikan pengetahuan suatu ilmu kepada Allah. Kemudian Allah mewahyukan kepada Musa, ‘Sesungguhnya Aku memiliki seorang hamba yang berada di pertemuan antara laut Persia dan Romawi, hamba-Ku itu lebih pandai daripada kamu!’

Diceritakan bahwa Musa As disuruh bertemu Khidir agar belajar yang namanya ilmu hakikat. Artinya buat manusia yang berada pada tahapan ini yaitu ketika umur 51 s.d 60 sudah tidak lagi menyimpan didalam hatinya sifat sombong, riya dan sum'ah. Sudah saatnya untuk belajar yang namanya hakikat dan tasawuf agar hatinya benar-benar bersih. 

Tahapan atau langit ketujuh Rasulullah Saw bertemu dengan Nabi Ibrahim As. Nabi Ibrahim AS dijuluki Khalilullah atau Kekasih Allah. Allah telah menganugerahkan keistimewaan yang setinggi itu kepada Nabi Ibrahim As. Ini menujukan bahwa manusia pada fase terkahir ini yaitu umur 61 keatas harus sudah benar-benar dekat dengan Allah swt. Apapun yang dilakukannya hanya semata-mata karena Allah Swt sebagai kekasih. Sudah tidak lagi nemikirkan lagi yang namanya duniawi. pensiun dari berbagai rutinitas keduniawian, tidak ada lagi kekasih kecuali Allah Swt. 

Suatu hari Malaikat Maut (Izrail) mendatangi Nabi Ibrahim As, Sang Kekasih Allah, untuk mencabut nyawanya, Ibrahim lantas berkata,” Hai Malaikat Maut, pernah kamu melihat ada kekasih mencabut nyawa kekasihnya sendiri?” Izrail lalu naik ke langit untuk mengadukan kepada Allah jawaban Ibrahim itu. 

Lalu Allah berfirman menyuruh Izrail bertanya kepada Ibrahim, “Apakah kamu pernah melihat seorang kekasih yang tidak suka bertemu dengan kekasihnya?” Izrail pun turun untuk menyampaikan pesan itu. Dan Ibrahim lalu berkata,”Cabutlah nyawaku saat ini juga. 

Dari sini dapat kita pahami bahwa pada umur 61 tahun keatas, manusia harus sudah siap di ambil nyawanya untuk bertemu dengan sang pencipta.

Ketujuh makna tahapan-tahapan yang sudah penulis sampaikan merupakan renungan yang bersifat kalbu dari peristiwa isro mi'roj Rasulullah Saw. Semoga bermanfaah. Wallahu A'lam.

Sabtu, 06 April 2019

Kaki Kursi Yang Patah Mengingatkanku Padamu "Apakah Kamu Pasanganku"

Bel masuk kelas dipagi hari telah berbunyi tepat pukul 07.00 wib. Aku langkahkan kakiku menuju kelas 7A sambil membawa perangkat pembelajaran yang diperlukan. Setelah didalam kelas, aku ucapkan salam terlebih dahulu kepada para peserta didik sebelum duduk di kursi untuk berdoa bersama.

Namun, Ketika aku duduk dikursi yang tersedia tiba-tiba kursi tersebut terjungkal hingga menjatuhkan diriku. Ternyata salah satu kaki kursi tersebut telah rusak hingga tidak kuat menahan beban tubuhku. Padahal berat tubuhku tidak lah lebih dari 45 Kg. 

Setelah kursi tersebut diganti dengan yang lebih baik , Pembelajaran didalam kelas dilanjutkan kembali dan  berlangsung dengan baik. Ya, setiap pembelajaran yang ku pegang sebisa mungkin kulaksanakan dengan sebaik-baiknya dan melihat anak-anak senang serta tersenyum puas karena memperoleh pengetahuan yang baru membuatku bersukur pada Allah SWT.

Ketika bel tanda berakhir pembelajaran telah berbunyi, Ku tinggalkan kelas menuju kantor. Didalam kantor sambil menyeruput kopi ingatanku kembali pada kursi yang rusak tadi didalam kelas. Dari situ ku merenung, ternyata untuk meraih sebuah tujuan tidak bisa dilaksanakan dengan sendiri, harus ada patner atau rekanan untuk bekerja sama.

Kursi yang patah tadi tujuannya tentu untuk bisa diduduki dengan nyaman tapi tujuan itu tidak tercapai karena salah satu kakinya rusak. Kaki kursi yang masih ada merasa tidak mampu dan kesulitan mencapai tujuan setelah salah satu pasangan kaki tersebut rusak. Untuk bisa kembali mencapai tujuan maka kaki kursi yang rusak tersebut harus diperbaiki lagi atau kalau perlu diganti dengan kaki yang baru.

Kalau kita melihat sekeliling kita hampir semua yang namanya makhluk hidup diciptakan berpasang-pasangan. Mungkin berpasangan itu sebagai fitrah makhluk hidup seperti anggota tubuh kita yang hampir semuanya diciptakan berpasangan. Ada yang kanan ada yang kiri.

Dari sini kita harus sadar bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang harus berpasangan untuk mencapai tujuan-tujuan besar dan mulia. Ini dapat dilihat dari bagaimana Nabi Adam AS yang senantiasa merasa kesepian sebelum diciptakanya Sayyidah Hawa.

Sekarang tinggal bagaimana tujuan kita dalam hidup ini. Sangat sulit sekali mengarungi kehidupan yang berliku-liku ini tanpa adanya pasangan dalam hidup kita. Berbagi tugas dan bekerja sama akan memudahkan tercapainya sebuah tujuan.

Dengan berpasangan berarti kita telah sempurna sebagai manusia. Maka segeralah cari pasanganmu agar cita-cita dalam hidup didunia dan diakhirat dapat tercapai. Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak berpasangan, dan sehina-hina kematian kalian, adalah yang tidak berpasangan.

Akh, Akhirnya aku teringat kembali dirimu disana. Kamu yang kini sedang diperjungkan oleh kekasihmu. Kamu yang terlewatkan dalam pencarianku. Maafkan aku!

Baca Disini Filosofi Air ~ Pilihlah Lelaki Yang Seperti Air Suci Mensucikan.

Kubuka mata dan kulihat dunia. Tlah kuterima anugerah cintaNya. Tak pernah aku menyesali yang kupunya. Tapi kusadari ada lubang dalam hati.

Kucari sesuatu yang mampu mengisi lubang ini. Kumenanti jawaban apa yang dikatakan oleh hati. Apakah itu kamu Selama ini kucari tanpa henti. Apakah itu cintamu yang mampu melengkapi lubang didalam hati.

Kumengira dialah obatnya. Tapi kusadari bukan itu yang kucari. Ku teruskan perjalanan panjang yang begitu melelahkan. Dan kuyakin kau tak ingin aku berhenti.

Apakah itu kamu selama ini kucari tanpa henti. Apakah itu cintamu yang kan mengisi lubang didalam hati??

Note :
1.
شراركم عزابكم, وأراذل موتاكم عزابكم
Artinya: “Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah.”

Derajat hadits ini DHO’IF (Lemah), sebagaimana dinyatakan oleh syaikh Syu’aib Al-Arnauth rahimahullah.

2.
Album Letto ~ Lethologica Lubang di dalam hati.

3.
“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).

"Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui¡¨ (Qs. Yaa Siin (36) : 36).

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang." (Q.S.Ar Ruum:21).

Rabu, 03 April 2019

4 Kriteria Wanita Dinikahi Dari Sudut Pandang Yang Berbeda lV Karena Agamanya [ لدينها ]

Dalam agama islam memilih menikahi seorang wanita tidak lepas dari 4 kriteria seperti yang disabdakan Nabi Muhammad S.A.W. yaitu karena hartanya, Nasabnya, Kecantikanya dan Agamanya. Namun kali ini kita artikan 4 kriteria ini dengan sudut pandang yang berbeda sehingga bisa menjadi referensi baru dalam memilih calon pasangan.

4. Karena Agamanya [ لدينها ]
Sebelum membaca kriteria yang terakhir ini alangkah lebih baiknya untuk kembali membaca kriteria nomer satu, dua dan tiga terlebih dahulu agar memahaminya bisa sesuai sudut  pandang yang diharapkan.

Setelah kita mempunyai pandangan yang berbeda terkait menikahi wanita karena hartanya, nasabnya dan kecantikanya maka menikahi wanita karena agamanya adalah akumulasi dari semunya.

Artinya menikahi wanita karena agamanya dilihat dari hartanya yaitu dapat di artikan wanita tersebut bisa amanah dalam menjaga harta suaminya, dilihat dari nasabnya artinya wanita tersebut mampu menjaga kehormatan keluarganya hingga nasabnya terjaga dari perbuatan-perbuatan tercela dan dilihat dari kecantikanya artinya wanita tersebut mampu tampil cantik didepan suaminya  serta menutup aurat untuk orang lain.

Itulah sudut pandang yang berbeda yang dimaksud dengan menikahi wanita karena agamanya. Banyak lelaki menikahi wanita karena hartanya artinya hanya mampu amanah dalam mengelola harta suami tapi tidak mampu menjaga nasab keturunananya dari perbuatan tercela sehingga membuat martabat rumah tangga dipandang hina.

Begitu juga banyak lelaki yang menikahi wanita hanya karena kecantikannya artinya hanya mampu menampilkan kecantikan pada suaminya tetapi kurang terampil dalam mengolah nafkah dari suami sehingga tidak mampu membelanjakan nafkah dari suami sesuai dengan kebutuhanya, serta tidak mampu membedakan mana yang kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

Kesimpulanya menikahi wanita karena agamanya itu tetap dengan melihat hartanya, nasabnya dan kecantikanya. Tetapi tentunya hal ini dilihat dari sudut pandang yang berbeda sesuai dengan yang telah dijelaskan diawal. Namun daripada itu tidak ada manusia yang sempurna. 

Akhirnya, semua kriteria itu tergantung bagaimana suami mendidiknya hingga sang istri mampu dianggap layak agamanya dengan cara melatih istri bagaimana cara mengolah hartanya,  mengarahkan istri agar nasab keturunannya mulia, dan memuji istri agar senantiasa tampil cantik. Wallahu A'lam.

Note :

1.
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

خَيْرُ النِّسَاءِ الَّتِي إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ ، وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ ، وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا

Sebaik-baik istri adalah wanita yang jika suaminya melihatnya, menyenangkan suaminya, jika diperintahkan suaminya, dia mentaatinya, dan jika suaminya jauh darinya, dia bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartanya.(HR. Thayalisi 2444 dan al-Bazzar 8537).

2.
Rasulullah SAW bersabda kepada Umar, “Maukah kuberitahukan sebaik-baik simpanan seseorang? Dia adalah wanita shalihah, yaitu jika suami memandangnya, dia menyenangkannya.”

3.
Rasulullah SAW bersabda “Sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang cantik parasnya dan murah maharnya.” (HR. Ibnu Hibban dari Ibnu Abbas r.a)

Senin, 01 April 2019

Filosofi Ilmu Tajwid Mutiara Kasih "Penantianku Layaknya Mad Wajib Muttasil"

Mad artinya panjang. Wajib artinya harus. Muttasil artinya tersambung. Hukum bacaan disebut Mad Wajib Muttasil yaitu apabila mad thobi’i bertemu hamzah ( ء ) di dalam satu kata.

Cara membacanya wajib dipanjangkan sampai dua setengah alif atau lima harakat.

Adinda, ketika aku membaca kembali kitab tentang ilmu tajwid BAB MAD materi Mad Wajib Muttasil seketika itu juga diriku teringat dirimu adinda. Panjangnya penantian ini menantikan dirimu semoga berakhir pada kebahagiaan layaknya mad wajib muttasil.

Mad ibarat sebuah penantian yang panjang sedangkan wajib itu adalah sebuah keharusan terkait penantian ini yang sudah seharusnya berakhir secara muttasil yaitu bersambung yang artinya adalah terikat dalam satu bahtera rumah tangga.

Adinda, memang betul sebuah penantian tidak selamanya akan berakhir dalam satu ikatan yang diinginkan. Boleh jadi penantian yang panjang justru berakhir pada perpisahan layaknya mad jaiz munfashil. Lihatlah keterangan berikut ini terkait mad jaiz munfashil.

Mad Artinya panjang. Jaiz artinya boleh. Munfashil artinya terpisah. Hukum bacaan disebut Mad Jaiz Munfashil yaitu apabila Mad Thobi’I berhadapan dengan hamzah ( ء ) di lain kata atau tidak satu kata.

Cara membacanya lebih baik dipanjangkan seperti panjangnya Mad Wajib Muttasil (lima harakat), tetapi boleh juga dipanjangkan seperti panjang bacaan Mad Thobi’I (dua harakat).

Adindaku tercinta, aku yakin engkau pun disana menginginkan seperti yang aku inginkan. Menginginkan penantian ini berakhir layaknya mad wajib muttasil. 

Aku merasakan getaran-getaran kerinduan yang engkau rasakan lewat lantunan doa-doa dalam wiridmu. Fatihahmu yang tak pernah lelah untuk diriku selalu kurasakan getarannya hingga menghujam hatiku agar selalu menatap lurus kedepan menatap masa depan kita bersama.

Tiba-tiba ada seekor tikus lewat mengagetkanku. Sadarlah diriku dari lamunan, ternyata diriku belum punya adinda. Ah, kamu tikus mengganggu saja. 

Kemudian lidahku berkata lirih namun jelas, Hai Kamu, Maukah jadi Adindaku?? Iya kamu. Kamu yang sedang membaca tulisan ini. Bukan kamu yang laki-laki tapi kamu, iya kamu, kamu, wanita yang sedang membaca tulisan ini sambil tersenyum-senyum sendiri, Maukah jadi adindaku dan hidup bersamaku?

Sadarkah kau kusayangi
Sadarkah untukmu ku bernyanyi
Terbacakah niat tulus ini
Degup jantung kian terbisik
Kadang kata tak berarti
Kalau hanya kan sakiti
Diam bukanlah tak ingin


Degup jantung kian terbisik
Tanda cinta yang bersemi
Aku yang kan mencintaimu
Aku yang kan slalu mendampingimu
Bila bahagia yang akan kau tuju
Bila butuh cahaya tuk menemanimu
Pilihlah aku


Jangan sempatkan berlalu
Kalau karyaku yang kau tunggu
Jangan hanya aku yang tahu
Aku cinta padamu
Mohon warnai jiwaku
Maukah hidup bersamaku

[ SO7~Pilihlah Aku ]

Temani. Temani aku
Temani. Temani aku
Bila nanti kau milikku
Bila nanti aku milikmu

Mencintaimu kurasakan begitu indah
Kasih sayangmu kurasakan sungguh sempurna
Ku bahagia bila ragamu di sampingku
Ku merasa tenang bila tanganmu memelukku

Temani. Temani aku
Temani. Temani aku

Menyayangimu kulakukan setulus hatiku
Mengagumi membuatku merasa tenang
Ku bahagia bila ragamu di sampingku
Ku merasa tenang bila tanganmu memelukku

Bila nanti kau milikku
Temani aku saat aku menangis
Bila nanti aku milikmu
Temani aku hingga tutup usiaku

Ku bahagia bila ragamu di sampingku
Ku merasa tenang bila tanganmu memelukku

Bila nanti kau milikku
Temani aku saat aku menangis
Bila nanti aku milikmu
Temani aku hingga tutup usiaku

Bila nanti kau milikku
Temani aku saat aku menangis
Dan Bila nanti aku milikmu
Temani aku hingga tutup usiaku
Temani. Temani aku
Temani. Temani aku
Bila nanti kau milikku
Bila nanti aku milikmu

[ NAFF ~ Bila Nanti Kau Milikku ]

Kamis, 08 November 2018

Empat Syarat Menjadi Santri Menurut Ilmu Nahwu

Santri iku kudu kumpul syarat papat

Rupane lafadz mufid wadlo murokab

Lafadz Maksudnya Adalah Bahwasanya Seorang santri itu harus mendalami lafadz-lafadz Al-quran, Hadist dan Kitab2 Kuning. Tanpa mendalami itu ya bagaimana bisa disebut santri.

Mufidz Maksudnya Adalah Santri itu ya harus bisa berfaidah dan bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Lah kalau tidak bisa memberikan manfaat apa ya pantes di sebut santri.

Wadlo Maksudnya Dadi santri iku kudu nduwe sejo. Niatnya yang baik selama dipesantren. Niat hanya untuk mencari ilmu. Tanpa niat yang baik masihkah berharap berhasil cita-citanya. Layak kah dipanggil santri jika niat saja tidak baik.

Murokkab Maksudnya Santri itu harus bisa bersosialisasi, tidak bisa hidup sendiri. Karena santri butuh seorang guru dan ketika sudah berilmu santri harus menjadi berguna dan dibutuhkan masyarakat. Seperti halnya murokkab bisa terdiri fi'il fail, mubtada khobar atau syarat jawab. Fiil butuh fail, mubtada butuh khobar atau ada syarat ada ada jawab.

Rabu, 12 September 2018

Aku Ingin Menjadi Badal Syai min Syai "Seutuhnya Memilikimu"

Adinda, masih ingatkah engkau dengan materi ilmu nahwu bab badal??

Jika ibarat badal aku adalah بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ اَلشَّيْء . yang sepenuhnya ingin memilikimu yang bersatu menjadi ikatan kita. Tidak ada lagi kata kamu dan kata aku yang ada adalah kita. 


Aku ingin menjadi pemilik cintamu yang sepenuhnya. Lahir dan batinmu ingin kumiliki sepenuhnya dalam ikatan ijab yang abahmu ucapkan dan kuterima dengan ucapan qabul dengan disaksikan oleh dua orang saksi.

Itulah ijab qabul yang aku inginkan yang menyatukan aku dan kamu menjadi kita sehingga aku lah seutuhnya pemilik jiwa ragamu yang akan mengimamimu dalam menjalani kehidupan ini. 

Aku tidak ingin seperti َبَدَلُ اَلْبَعْضِ مِنْ اَلْكُلِّ yang tidak bisa memilikimu sepenuhnya dan hanya menjadi sebagian dari dirimu. Aku tidak mau jika aku hanya sebagian dari orang-orang yang kamu cintai. Hanya sebagian dari orang-orang yang kamu inginkan. Adinda, aku tidak ingin seperti itu!

Aku juga tidak ingin menjadi َبَدَلُ اَلِاشْتِمَالِ yang hanya bisa nyawang ora bisa nyanding. Kamu memang bisa membuatku merasa bahagia namun itu tidak ada artinya bila ikatan ijab dan qabul tidak terjadi diantara kita. 

Apalah artinya cinta tanpa memiliki. Walaupun terkadang memang cinta tidak selalu memiliki tetapi tidak ada faidahnya jika tetap bertahan pada cinta yang tidak bisa dimiliki. Adinda, Aku tidak ingin seperti itu!

Dan yang terakhir aku juga tidak ingin menjadi َبَدَلُ اَلْغَلَطِ yang ternyata bukan aku yang engkau tuju, yang ternyata bukan aku yang engkau perjuangkan. Adinda, Aku tidak ingin seperti itu!

Adinda, Pilihlah Aku!

Sadarkah kau kusayangi
Sadarkah untukmu ku bernyanyi
Terbacakah niat tulus ini
Degup jantung kian terbisik
Kadang kata tak berarti
Kalau hanya kan sakiti
Diam bukanlah tak ingin

Degup jantung kian terbisik
Tanda cinta yang bersemi
Aku yang kan mencintaimu
Aku yang kan slalu mendampingimu
Bila bahagia yang akan kau tuju
Bila butuh cahaya tuk menemanimu
Pilihlah aku!

Jangan sempatkan berlalu
Kalau karyaku yang kau tunggu
Jangan hanya aku yang tahu
Aku cinta padamu
Mohon warnai jiwaku
Maukah hidup bersamaku?

Note :

.إِذَا أُبْدِلَ اِسْمٌ مِنْ اِسْمٍ أَوْ فِعْلٌ مِنْ فِعْلٍ تَبِعَهُ فِي جَمِيعِ إِعْرَابِهِ وَهُوَ عَلَى أَرْبَعَةِ أَقْسَامٍ بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ اَلشَّيْءِ, وَبَدَلُ اَلْبَعْضِ مِنْ اَلْكُلِّ,وَبَدَلُ اَلِاشْتِمَالِ, وَبَدَلُ اَلْغَلَطِ, نَحْوَ قَوْلِكَ "قَامَ زَيْدٌ أَخُوكَ, وَأَكَلْتُ اَلرَّغِيفَ ثُلُثَهُ, وَنَفَعَنِي زَيْدٌعِلْمُهُ, وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَ", أَرَدْتَ أَنْ تَقُولَ رَأَيْتُ اَلْفَرَسَ فَغَلِطْتَ فَأَبْدَلْتَ زَيْدًا مِنْه.ُ

"Apabila isim diganti dengan isim atau fi’il diganti dengan fi’il, maka ia mengikutinya pada seluruh i’rabnya, yaitu perubahan akhir lapaznya, Maka itulah yang disebut dengan badal". 

*Pembagian Badal

Adapun Badal terdiri atas empat bagian :

بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ اَلشَّيْء .

َبَدَلُ اَلْبَعْضِ مِنْ اَلْكُلِّ .

َبَدَلُ اَلِاشْتِمَالِ .

َبَدَلُ اَلْغَلَطِ .

*Contoh-Contoh Badal

Contoh Badal Kul min kul atau syaun min syain
"قَامَ زَيْدٌ أَخُوكَ, 
(Zaid telah berdiri yaitu adalah saudaramu) 

contoh badal ba'di minkul
وَأَكَلْتُ اَلرَّغِيفَ ثُلُثَهُ,
(aku telah memakan roti yaitu sepertiga-nya)

Contoh badal Isytimal
وَنَفَعَنِي زَيْدٌ عِلْمُهُ,
(Zaid memberi manfaat kepadaku yaitu ilmunya)

Contoh badal Ghalath
وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَ.
(aku telah melihat zaid yaitu eh, kudanya)

Kamu ingin berkata "al farasa" (kuda) akan tetapi salah, وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَ. (aku melihat zaid yaitu kudanya)

Rabu, 22 Agustus 2018

SANTRIWATI NGUMPET

Waktu itu, Menjelang subuh  disebuah pondok pesantren putri yang terletak dipinggiran kota dijawa tengah dengan sigapnya keamanan pondok putri membangunkan para santriwati untuk melaksanakan sholat tahajud sambil menunggu azan subuh berkumandang. Sang keamanan ini terkenal tegas sekaligus galak, bagi santriwati yang baik dianggapnya seperti polwan yang tegas namun bagi santriwati yang pemalas dianggapnnya seperti emak-emak yang cerewet dan galak. 

Fajar sodik akhirnya menampakan cahaya, setelah semua santriwati melaksanakan tahajud dikumandangkan lah azan subuh, kali ini santriwati yang bernama nissa yang mengumangkan azan. Lantunan suara azannya mempu membuat hati para santriwati bergairah untuk selalu kembali meraih kemenangan dalam ketaatan beribadah kepada ilahi.

Sang keamanan pondok dengan gesitnya, bertubuh kecil tapi gerak langkahnya tegas penuh semangat mengecek kembali setiap kamar-kamar. Memastikan bahwa semua penghuni kamar telah menuju ke mushola khusus santriwati untuk melaksanakan sholat subuh berjama'ah.

Ketika memasuki kamar an-nur yang terletak di pojok, kamar yang terkenal penghuninya sangat pemalas dan kemproh-kemproh. Sekilas nampak kamar telah kosong namun dipojokan kamar tepatnya disamping lemari yang dekat dinding ada celah kecil yang cukup untuk menyelinap "ngumpet" ada suara gemeletuk gigi. Sambil berjinjit keamanan pondok ini mendekati suara tersebut dan ternyata ada santriwati sedang ngumpet tidur sambil berdiri disela-sela lemari tersebut dengan bersandar pada dinding. 

Seketika wajah keamanan pondok yang terkenal cantiknya ini dengan tahi lalat yang menghiasai wajahnya tepatnya disamping mata dan alis langsung memerah penuh amarah merasa dikhianati memukul lemari tersebut dengan sekencang-kencangnya sehingga membuat santriwati ngumpet ini terkaget-kaget dan lari terbirit-birit. 

Ibu nyai datang untuk menjadi imam sholat subuh dan dikumandangkanlah iqomah sebagai tanda akan dilaksanakannya sholat subuh berjama'ah. Suasana seperti ini tidak akan pernah didapati pada remaja yang tidak mengenal pesantren. Dikala para remaja luar masih terbuai dengan tidurnya dan menarik selimut untuk melindungi tubuh dari dinginya subuh, para santriwati dipesantren ini sedang terbuai kenikmatan beribadah pada ilahi. 

Suara merdu bu nyai dalam membaca ayat-ayat al quran menambah khusu' dan merontokan nafsu keduniawian para santriwati, setiap gerakan sholatnya hanya Allah yang diingat. Keindahan mana lagi yang lebih indah dari pada subuh berjama'ah dengan ditemani para malaikat-malaikat ilahi.

Sang keamanan pun turut serta terlarut dalam khusu' sholat dan wiridnya. Jika di hadapan para santriwati selalu menampakan wajah ketegasan namun dalam beribadah wajahnya berubah teduh penuh kerinduan pada ilahi.

Dalam doanya selalu meminta pada ilahi agar dapat istiqomah dalam menjaga hafalan quranya. Istiqomah adalah seberatnya-beratnya amalan, istiqomahlah yang lebih baik daripada seribu karomah. Kebahagiaan baginya adalah ketika mampu menjaga hafalan qurannya hingga ajal menjemputnya.

Lirihnya doa dengan penuh kesyahduan meminta pada ilahi agar diperjodohkan dengan seseorang yang bisa ikut serta menjaga hafalan quranya. Menyemai keindahan-keindahan al quran bersama seseorang yang tahu bagaimana memperlakukan wanita penghafal quran, Hingga tak terasa air matanya mengalir menetes membasahi mukenanya. 
Air mata pengharapan pada ilahi yang telah menggetarkan jagad malaikat untuk turut serta meng-aminkan doa-doanya. 

Dipojok mushola tepatnya barisan sholat paling belakang, Nena santriwati yang tadi lari terbirit-birit karena kedapatan ngumpet dipojok kamar memperhatikan setiap wirid dan doa dari keamanan pondok. Sekali-kali melirik melihat raut wajah keamanan pondok yang kebetulan posisinya tidak jauh dari dirinya. 

Melihat betapa khusu'nya dalam berdoa dan wajahnya yang memancarkan keteduhan membuat hati nena tersadarkan, selama ini telah salah sangka bahwa keamanan pondok yang dianggapnya galak ternyata dapat meneteskan air mata ketika berdoa. Nena dalam hati berjanji akan memperbaiki diri dan membuang sifat malasnya. Sambil bergumam "aku harus meminta maaf pada keamanan pondok." Terimakasih keamanan pondok telah menyadarkanku. Jazakillah Khoiran!


Kamis, 15 Maret 2018

Filosofi Nahwu Shorof Al Kalamu : Kalam Menghalalkanmu

Para ulama ahli nahwu membahas tentang kalam selalu di tempatkan di bab awal. Mari kita bahas Filosofi Kalam dengan kaitannya Bab Pernikahan. Semoga dapat membawa manfaat bagi siapapun yang membacanya dan bisa menjadi inspirasi. 

Kalam adalah "Lafadz yang tersusun dari dua kalimat [ Mubtada Khobar atau Fi'il Fa'il ] yang memberi faidah dengan sengaja”. 

Filosofinya kaitannya dengan pernikahan adalah Lafadz ijab qabul yang sengaja terucap dari dua insan manusia agar mendapatkan kehidupan yang berfaidah.

Keterangan :

Lafadz filosofinya adalah Akad ijab qabul.

Murokkab [terdiri dari dua lafadz] filosofinya adalah Dua insan manusia, Pria dan wanita [ Penganten ] yang mengucapkan ijab dan qabul. Ijab di ucapkan oleh wali pengantin wanita dan qabul diucapkan oleh pengantin pria.

Wadlo' [ Sengaja ] filosofinya adalah Ijab qobul di ucapkan dengan sengaja dan sadar tidak ada paksaan dari pihak manapun.

Mufid [Berfaidah] filosofinya adalah ijab qabul tersebut dapat membawa faidah atau manfaat yaitu menyempurnakan sebagian iman dan halalnya pasangan untuk di pergauli sehingga mendatangkan berbagai macam anugerah Allah swt.

Wahai adinda, Kapankah aku dan kamu dapat mengucapkan Lafaz ijab qabul agar mempunyai kehidupan yang berfaidah dan bermanfaah. Aku tidak bisa menjadi kalam jika tidak murakkab tersusun denganmu. Aku tidak berfaidah bila tanpamu. Aku tidak mungkin dapat sengaja mengucapkan qabul jika walimu tak mau mengucapkan ijab.  

Wahai adinda, Maukah dirimu kuikat dengan ijab qabul agar menjadi kalam kehidupan yang berfaidah dan bermanfaah. Kalam bahtera yang mendatangkan pahala dan keberkahan. Kalam kemesraan yang halal nan berpahala dalam penyatuan dua insan yang berlainan jenis. Kalam sedekah ketika meluapkan nafsu sahwat pada pasangan yang sah. Kalam rindu ketika lama tak mencumbu. Kalam perjuangan memburu ridlo ilahi. 

Kusitirkan sebuah lagu dari Almarhum Ust. Jefry Al-Bukhory. 

BIDADARI SURGA
Setiap manusia punya rasa cinta,
yang mesti dijaga kesuciaanya
namun ada kala insan tak berdaya,
saat dusta mampir bertahta

Kuinginkan dia,
yang punya setia.
Yang mampu menjaga kemurniaanya.
Saat ku tak ada,
ku jauh darinya,
amanah pun jadi penjaganya

*Hatimu tempat berlindungku,
dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu,
dijadikan engkau istriku

Engkaulah
Bidadari Surgaku
Tiada yang memahami,
sgala kekuranganku
kecuali kamu, bidadariku
Maafkanlah aku
dengan kebodohanku
yang tak bisa membimbing dirimu

*Hatimu tempat berlindungku,
dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu,
dijadikan engkau istriku

Engkaulah
Bidadari Surgaku

Rabbana hablana
Min azwajina
Wadzurriyatina
Qurrata a’yun
Waja’alna lil muttaqiina
Imaamaa imaamaa imaamaa

Bidadari surgaku


Note / Catatan :

قَالَ المُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: الكَلَامُ: هُوَ اللَّفْظُ المُرَكَّبُ المُفِيْدُ بِالوَضْعِ

Berkata almushonnif (pengarang kitab Al Ajurrumiyyah) semoga Allah merahmatinya:

الكَلَامُ: هُوَ اللَّفْظُ المُرَكَّبُ المُفِيْدُ بِالوَضْعِ

Kalam adalah lafadz yang tersusun yg berfaidah dengan bahasa Arab serta disengaja.

PENJELASAN

Maka Ibnu Ajjurum berkata kalimat adalah :

 اللَّفْظُ -> lafadz

المُرَكَّبُ -> yang tersusun

المُفِيْدُ -> yang berfaidah

بِالوَضْعِ -> dengan bahasa Arab

فَلَا بُدَّ أَنْ يَجْتَمِعَ فِيْ الكَلَامِ أَرْبَعَةُ أُمُوْرٍ.

Maka semestinya kalimat itu harus terhimpun padanya empat perkara.

۱- أَنْ يَكُوْنَ لَفْظًا: أَيْ صَوْتًا مُشْتَمِلًا عَلَى بَعْضِ الحُرُوْفِ الهِجَائِيَّةِ.

1. Kalimat itu haruslah lafadz

Yang dimaksud dengan lafadz adalah : Suara yg tersusun dari sebagian huruf Hijaiyah.

۲- أَنْ يَكُوْنَ مُرَكَّبًا: أَيْ مُؤَلَّفًا مِنْ كَلِمَتَيْنِ أَوْ أَكْثَرَ.

2. Kalimat itu harus tersusun [ Murokkab ]

Apa itu tersusun?

Yaitu : disusun dari dua kata atau lebih.

٣- أَنْ يَكُوْنَ مُفِيْدًا: أَيْ يَحْسُنُ سُكُوْتُ المُتَكَلِّمِ عَلَيْهِ.

3. Ia harus berfaidah [ Mufid ]

Maksudnya : seorang yang berbicara bisa diam dengan sempurna.

٤- أَنْ يَكُوْنَ بِالوَضْعِ العَرَبِيِّ: أَيْ مِنْ كَلَامِ العَرَبِ.

4. Perkara ke-empat, [ Wadlo ]
bahwasanya: Kalam itu harus dalam bahasa Arab serta disengaja.

Maksudnya dari perkataan orang Arab. Sebagian ulama memaknai dengan di ucapkan secara sengaja atau secara sadar.

Wallahu A'lam.