Senin, 01 Juli 2019

CINTA ITU TIDAK MENYAKITI DAN SABAR KETIKA DISAKITI

Mencintai itu tidak cukup dengan tidak melukai yang dicinta. Tapi juga harus bersabar saat dilukai oleh yang dicintai. "Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin"

Membahas cinta memang tidak akan pernah ada tuntasnya. Karena roda penggerak kehidupan didunia ini adalah cinta. Tanpa ada cinta sudah hancur lebur lah berantakan dunia ini. Perang dunia akan kembali terulang. Masa jahiliah pun bisa terulang kembali. Dengan adanya cinta, kemudian dunia ini menemukan keseimbangannya. Dalam cinta itu semua terkandung arti-arti yang positif seperti empati, simpati, menghargai, menolong, tidak mendendam, tidak berkhianat dan lain-lain.

Dalam interaksi manusia, baik interaksi individu maupun kelompok akan terjadi ketentraman dan kenyaman bila semua didasarkan pada rasa cinta. Seseorang yang sudah bercinta ego dalam dirinya akan lenyap, dalam dirinya hanya ada tujuan menyenangkan dan membahagiakan pasangannnya. Bohong, jika seseorang mengaku cinta tapi ekspresi dirinya dalam berprilaku tidak mencerminkan seorang pecinta. Pecinta sejati sudah tidak kenal amarah dan membenci. Dalam dirinya yang terfikirkan hanya kebaikan kekasihnya.

Maka cinta bagi seorang pecinta sejati adalah tidak cukup tidak melukai sesorang yang dicinta tapi juga bersabar saat dilukai oleh yang dicintai. Inilah kesejatian cinta. Jika memang mengaku cinta harusnya seperti ini lah eksperi prilaku cintanya. Cinta seperti ini lah yang bisa menuntun manusia semakin kuat spiritualnya. Banyak para wali yang sampai pada makam ma'rifatullah karena cinta sejati yang seperti ini. Semakin besar rasa cinta maka semakin spiritual hati dan prilakunya. Jangan mengaku mempunyai cinta sejati jika cinta itu tidak membuatnya selalu mengingat Allah swt. 


Seperti cinta Zulaikha pada Yusuf a.s, Yang mana berawal dari cinta yang memaksakan dirinya untuk memiliki Yusuf, namun kemudian berubah menjadi cinta yang mengikhlaskannya dan menyadari bahwa kesejatian cinta adalah memikirkan kebaikan Yusuf. Cinta yang membuat ego zulaikha hilang yang ada dalam pikirannya hanya Yusuf seorang, kemudian cinta inilah yang membawa Zulaikha bersatu dengan Yusuf dan mengantarkannya pada ma'rifatullah. Wallahu A'lam