Minggu, 10 November 2019

Hakikat Tidur dan Pentingnya Menata Niat

Dalam hidup ini ada dua kemungkinan dari tindakan seorang manusia. Tindakan yang sesuai anjuran syari'at dan tindakan yang tidak sesuai dengan anjuran syari'at. Memang benar hukum-hukum dalam agama islam itu terbagi menjadi beberapa bagian sebagaimana diterangkan dalm kitab mabadi' fikih juz 3 :

Hukum Islam itu ada lima yaitu : Fardhu, Sunnah, Haram, Makruh dan Mubah.

Fardhu ialah suatu bentuk amal yang diberikan pahala bagi siapa yang melakukan, dan disiksa bagi siapa yang meninggalkannya. (Fardhu dan Wajib mempunyai suatu makna kecuali dalam hal ibadah haji)

Sunnah ialah suatu bentuk amal yang diberikan pahala bagi siapa yang melakukan, dan tidak disiksa bagi siapa yang meninggalkannya. (Sunnah, Mandub dan Mustahab itu mempuanyai satu arti)

Haram adalah suatu bentuk amal yang diberikan pahala bagi siapa yang meninggalkan, dan disiksa bagi siapa yang melakukan

Makruh ialah suatu bentuk amal yang diberikan pahala bagi siapa yang meninggalkan, dan tidak disiksa bagi siapa yang melakukan

Mubah ialah suatu  bentuk amal yang tidak diberikan pahala bagi siapa yang melakukan, dan tidak pula disiksa bagi siapa yang meninggalkan.

Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa tidur merupakan amal yang mubah yang artinya dilakukan tidak berpahala dan dikerjakan tidak pula berdosa atau disiksa. Sepintas memang seperti itu namun disini lah peran pentingnya sebuah niat dari menjadikan hal yang mubah tetap mendapatkan pahala ketika dilakukan. 

Seseorang yang tidur dia pasti tidak dapat menggunakan mulutnya untuk ngrasani [ghibah] orang lain atau anggota tubuh lain untuk berbuat maksiat, padahal meninggalkan maksiat itu hukumnya wajib.

Sedangkan hukum wajib itu apabila dilakukan berpahala dan ditinggalkan berdosa. Oleh karena itu tidur dapat mendatangkan pahala karena dengan tidur otomatis telah meninggalkan berbagai macam perbuatan maksiat. Maka sangat penting sebelum tidur diniatkan juga sebagai amal untuk meninggalkan perbuatan maksiat bukan hanya sebagai sarana pelepas lelah. Jadi tidurlah sesukamu jika memang tidak ada kegiatan yang bermanfaat untuk dilakukan. TIDURLAH!

Wallahu A'lam.

Sabtu, 02 November 2019

FILOSOFI NAHWU BAB NA'AT


Alhamdulillah kegiatan hari sabtu, 02 November 2019 dalam rangka PPL PPG di MTs N 3 Banjarmasin berjalan dengan lancar. Setelah selesai, Aku dan teman-teman pun berpamitan dengan guru pamong. Waktu telah menunjukan pukul 11. 45, sebentar lagi masuk waktu shalat duhur. Akhirnya kuputuskan untuk menuju masjid dekat MTs N 3 Banjarmasin untuk menunggu masuknya waktu shalat duhur. 

Sambil menunggu adzan dikumandangkan, terlintas dalam ingatan tentang materi pelajaran nahwu bab na'at dan filosofinya ketika ngaji dipesantren. Teringat filosofi na'at man'ut ini mungkin karena tadi sebelum pamitan dengan guru pamong aku dan teman-teman saling bertukar pengalaman mengajar di madrashnya masing-masing terutama terkait karakter para peserta didik. Memang apa kaitannya nahwu bab na'at dengan karakter peserta didik??

Pada saat dipesantren, Kyai Mushonif Faiz menjelaskan pelajaran nahwu tentang na'at man'ut dalam kitab jurumiyah, beliau juga menjelaskan filosofi yang terkandung didalamnya.

بَابُ اَلنَّعْتِ
اَلنَّعْتُ تَابِعٌ لِلْمَنْعُوتِ فِي رَفْعِهِ وَنَصْبِهِ وَخَفْضِهِ، وَتَعْرِيفِهِ وَتَنْكِيرِهِ; تَقُولُ قَامَ زَيْدٌ اَلْعَاقِلُ، وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْعَاقِلَ، وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ اَلْعَاقِلِ.

BAB NA'AT
Na'at (sifat) adalah isim yang Tabi' (ikut) kepada man'ut (yang di ikuti) di dalam Rofa'-nya, nashob-nya, khafad-nya, Ma'rifat-nya, dan nakiroh-nya, kamu mengatakan قَامَ زَيْدٌ اَلْعَاقِلُ (Telah berdiri Zaid -yang berakal-) dan َرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْعَاقِلَ (aku telah melihat Zaid -yang berakal-) dan مَرَرْتُ بِزَيْدٍ اَلْعَاقِل (Aku melewati Zaid -yang berakal-).

Filosofi yang beliau sampaikan waktu itu adalah bahwa seseorang hendaknya mencari teman yang  baik karena teman itu ibarat man'ut. Kalau man'utnya baik maka kita pun akan menjadi na'at yang baik. Ketika man'utnya رفع Maka Na'atnya pun harus  رفع begitu juga ketika man'utnya خفض maka na'atnya pun harus خفض karena na'at itu ikut dalam i'robnya man'ut. 

Disini man'ut yang beri'rob رفع dimaksudkan  sebagai teman yang sudah tinggi ilmunya dan luhur akhlaknya. Sedangkan man'ut yang beri'rob خفض dimaksudkan sebagai teman yang Rendah ilmunya maupun akhlaknya. Maka bagi santri sudah seharusnya untuk berteman dengan teman yang tinggi ilmunya dan luhur akhlaknya agar mendapatkan manfaat dari pertemanan itu, Begitulah Kyai Mushonif Faiz menjelaskan. Filosofi ini sesuai dengan salah satu bait-bait dalam kitab Alaa laa;

عَنِ الْـمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ # فَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالْـمُقَارَنِ يَقْتَدِيْ
فَاِنْ كَانَ ذَا شَرٍّ فَجَنِّبْهُ سُرْعَةً # فَاِنْ كَانَ ذَا خَيْرٍ فَقَارِنْهُ تَهْتَدِيْ

JO TAKON SONGKO WONG SIJI TAKONO KANCANE.
KERONO SAKTEMENE KANCA MANUT KANG NGANCANI.
YEN ONO KONCO OLO LAKONE NDANG DOHONO.
YEN ONO KONCO BAGUS ENGGAL NDANG KANCANONO

Artinya : "Janganlah engkau bertanya tenteng kepribadian orang lain lihat saja temannya,karena seseorang akan mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya, bila temannya tidak baik maka jauhilah dia secepatnya, dan bila temannya baik maka temanilah dia kamu akan mendapatkan petunjuk."

Sementara bab na'at kaitannya dengan profesi guru dan murid, sangat jelas sekali bahwa guru itu digugu dan ditiru. Guru sebagai man'ut yang diikuti siswa sebagai na'at. Jika gurunya رفع maka muridnya pun رفع dan seterusnya.

Artinya jika guru selalu menunjukan sikap atau kpribadian baik, rutin mendoakan murid-muridnya dan ikhlas maka muridnya pun akan terpengaruh aura positif dari gurunya tersebut. Akhirnya, murid-muridnya pun mempunyai kepribadian yang baik pula. Nah, itulah yang dijelaskan guru pamong bahwa guru harus punya karakter atau kpribadian yang baik yang selalu mencontohkan dalam tindakan bukan hanya sekedar dalam kata-kata saja.

Filosofi na'at man'ut ini sesuai dengan petuah dari guru pamong diatas. Inilah sebenarnya poin paling penting dari seorang guru yaitu memiliki kpribadian yang baik, ikhlas dan selalu mendoakan murid-muridnya setiap selesai sholat.

Namun pikiranku semakin liar, Bagaimanakah jika dalam hubungan suami istri?? Apakah istri yang baik itu karena adanya suami yang baik?? Bagaimana menurutmu?? Adapun suami yg sukses itu karena adanya istri yang hebat yang benar-benar dicintai dengan tulus oleh suaminya. 

Membayangkan hal itu membuatku semakin menggebu-gebu untuk segera memilikimu. Memilikimu dalam kehalalan menjadi harapanku. Namun, lebih dari itu semoga aku bisa menjadi man'ut yang baik untukmu selaku na'at. Pilihlah aku untuk menjadi man'utmu. Sebuah lagu dari Sheila On7 kupersembahkan buat adinda tercinta.

"PILIHLAH AKU"
Sadarkah kau kusayangi
Sadarkah untukmu ku bernyanyi
Terbacakah niat tulus ini
Degup jantung kian terbisik
Kadang kata tak berarti
Kalau hanya kan sakiti
Diam bukanlah tak ingin
Degup jantung kian terbisik
Tanda cinta yang bersemi
Aku yang kan mencintaimu
Aku yang kan slalu mendampingimu
Bila bahagia yang akan kau tuju
Bila butuh cahaya tuk menemanimu
Pilihlah aku
Aku yang kan mencintaimu
Aku yang kan slalu mendampingimu
Bila bahagia yang akan kau tuju
Bila butuh cahaya tuk menemanimu
Pilihlah aku
Jangan sempatkan berlalu
Kalau karyaku yang kau tunggu
Jangan hanya aku yang tahu
Aku cinta padamu
Mohon warnai jiwaku
Maukah hidup bersamaku

WALLAHU A'LAM BISSHOWAB