Jumat, 19 April 2019

Filosofi Bacaan Qolqolah ~ Masalah Dalam Kehidupan

Qolqolah artinya goncangan atau pantulan suara dengan tiba-tiba sehingga terdengar suara membalik. Bacaan qolqolah ada qolqolah shugra dan qolqolah kubro. Shugra artinya kecil dan kubro artinya besar. 

Hidup ini seperti qolqolah. Artinya dalam kehidupan didunia ini manusia tidak bisa lepas dari goncangan-goncangan atau permasalahan-permasalahan kehidupan. Roda dunia selalu berputar adakalanya hidup diatas adakalanya terbalik menjadi dibawah. Baik itu masalah kecil atau masalah besar.

Manusia mempunyai masalah merupakan sebuah keniscayaan tapi tidak semua manusia mempu menyelesaikan masalahnya dengan bijak. Maka jangan katakan pada Allah aku punya masalah, tetapi katakan pada masalah AKU PUNYA ALLAH Yang Maha Segalanya”. 

Ada berbagai macam masalah yang bisa dialami oleh seseorang. Semua macam masalah itu ada yang bisa mendewasakan seseorang, menguatkan keimanan, dan menambah kesabaran. Ada Juga masalah yang timbul akibat dari sifat yang dimiliki seseorang sehingga dapat merugikan orang lain.  

Huruf-huruf qolqolah ada 5, yaitu: Qof (ٌق), Tho’ (ط), Baa’ (ب), Jiem (ج), dan Dal (د).

Seperti halnya huruf qolqolah yang bergoncang maka manusia akan mendapati goncangan atau permasalahan yang cenderung bisa merugikan orang lain jika mempunyai karakater atau sifat seperti huruf qolqolah :

1. ق - قسوة
Qoswah artinya kekejaman, kebiadaban, kebengisan dan kekasaran. Jelas sekali jika manusia berlaku biadab dan kejam maka dia akan sering mendapati masalah. 

2. ط - طمع
Thoma' artinya kerakusan, ketamakan dan keserakahan. Manusia jika sudah serakah dan tamak tidak akan mendapatkan ketenangan. Jika sudah tidak tenang pasti akan melakukan keonaran. Jika sudah berlaku onar segala masalah akan menimpa dirinya.

3. ب - بلادة
Biladah artinya Ketololan, kedunguan, kebodohan dan kemalasan. Akan sulit bagi seorang manusia yang seperti ini untuk bisa menyelesaikan segala permasalahanya. Semakin menumpuk masalahnya karena sifatnya ini.

4. ج - جدال
Jidal artinya perdebatan, perselisihan dan perbantahan. Sudah sangat umum sekali bagi orang yang suka berselisih selalu akan mendapati masalah. Hal ini tidak diragukan lagi. Hindari perselisihan agar tidak timbul masalah. 

5. د - دجال
Dajjal artinya pendusta, penipu dan pemalsu. Dimana ada orang yang suka menipu maka bersiaplah menerima segala masalah yamg akan menimpanya.

Semoga kita dalam mempunyai masalah bukan karena hal-hal diatas seperti huruf qolqolah. Kita tidak akan pernah bisa lepas dari masalah tapi setidaknya masalah kita adalah masalah yang bukan merugikan atau menyakiti orang lain. Wallahu A'lam.

Kamis, 11 April 2019

Pejuang Skripsi : Ayah Ibu, Anakmu Kini.

Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku.


Bagimu yang sedang berjuang untuk menyelesaikan skripsinya, Jangan menyerah terus melangkah, Hingga akhirnya kedua orang tuamu pun bungah, Melihat anaknya menyelesaikan kuliah. Ini adalah Tahapan akhir yang harus dituntaskan segera. Kerjakan bab demi bab disetiap waktu yang tersisa. Istrahat sejenak jika lelah, Kumpul kan lagi energi hingga bergairah.

Orang sering menyebutmu sebagai pejuang skrispi. Ya, pejuang yang larut malam terkadang tidak tidur hanya demi mengolah data agar terangkai kata-kata yang tepat dan benar supaya tidak direvisi kembali oleh pembimbing. Kesehatan terkadang dikorbankan demi segera tuntasnya bab terakhir. Namun, Disetiap usaha yang maksimal selalu akan mendapat hasil yang setimpal.

Ingatlah, Skripsi dan revisi merupakan satu-satunya 'tiket' yang bisa menghantarkanmu menuju gelar sarjana. Jalanilah, meski zona itu tidaklah mudah. Orang lain memang tak pernah tahu akan perjuanganmu. Perjuangan siang dan malam agar bisa menyelesaikan skripsi yang penuh dengan 'tulisan cinta' dosen. Hingga semua proses itu berakhir Indah. Perjuanganmu tidaklah sia-sia. Gelar impian kini telah berada di genggamanmu.

Semangat dari orang sekitar yang terus menguatkanmu. Orangtua, kerabat dan sahabat-sahabatmu selalu memotivasimu untuk terus menyelesaikan skripsi tersebut. Doa-doa mereka terus mengalir agar kelak dirimu diberi kelancaran untuk melalui semuanya. Akhirnya kamu berhasil membuktikan dan mengakhiri semuanya dengan indah.


Ayah, Ibu... Kini anakmu telah sarjana! Doakan lanjut ke tesis.

Minggu, 07 April 2019

Makna Isra' Mi'raj Dari Sudut Pandang Yang Berbeda " Tujuh Tahapan Manusia Sebelum Bertemu Sang Pencipta"

Tiap orang islam yang mendalami ajaran agama islam pasti sangat tahu akan peristiwa luar biasa yang dialami baginda Nabi Muhammad SAW. Yaitu isro mi'roj sebagai suatu mukjizat. Suatu peristiwa yang pada saat itu tidak ada yang mempercayainya hingga sahabat Abu Bakar As-siddiq lah yang pertama mempercayainya. 

Semua orang islam pasti tahu bahwa hasil dari peristiwa isro' mi'roj ini adalah Rasulullah SAW menerima wahyu shalat lima waktu yang wajib dilaksanakan bagi orang-orang islam. Awalnya kewajiban sholat dalam sehari semalam adalah 50 waktu. Namun Karena anjuran dan kasih sayang Nabi Musa terhadap umat Muhammad, ia menyarankan agar Nabi Muhammad minta pengurangan. Hingga akhirnya Allah Ta’ala menjadikannya hanya 5 waktu saja.

Dikesempatan kali ini penulis tidak akan membahas detailnya peristiwa isro mi'roj tersebut. Bila ada yang ingin mengetahui detailnya maka bisa searching dimesin google. Sudah banyak sekali situs-situs yang membahas hal tersebut. 

Disini penulis lebih tertarik untuk membahas tahapan-tahapan Rasulullah SAW ketika naik dari satu langit ke langit berikutnya dan memaknainya dari sudut pandang yang berbeda. Dalam tujuh langit yang dilewati, Rasulullah bertemu para Nabi-Nabi terdahulu.

Nah, pertemuan Rasulullah ditujuh langit tersebut dengan para Nabi-Nabi terdahulu, penulis maknai sebagai tahapan-tahapan manusia sebelum bertemu sang pencipta. Jadi, maknanya adalah ada tujuh tahapan atau proses yang harus dilewati dengan sebaik-baiknya oleh manusia sebelum menghadap Allah SWT. 

Tahapan atau langit pertama Rasulullah bertemu dengan Nabi Adam As. Seperti yang kita ketahui bahwa Nabi Adam As adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT. Ketika Nabi Adam masih disurga, Allah memanjakan Nabi  Adam dengan kenikmatan-kenikmatan surga. Apa yang ada di dalam surga boleh dinikmatinya kecuali buah khuldi. 

Hal ini menunjukan bahwa proses atau tahapan manusia yang pertama adalah dimulai dari lahir sampai umur 10 tahun. Pada masa ini manusia keluar dari rahim ibunya setelah dikandung selama 9 bulan. 

Masa-masa ini adalah masa-masa ketika orang tua memanjakannya dengan berbagai kesenangan, hampir apapun yang dimintanya,  orang tua tidak kuasa menolaknya. Ketika nabi Adam as kesepian maka di ciptakanlah hawa. sedangkan manusia pada tahapan ini akan dibelikan berbagai mainan sebagai teman bermain.

Tahapan atau langit kedua Rasulullah bertemu dua Nabi sekaligus yaitu Nabi Yahya dan Isa. Pertemuanya dengan dua Nabi dapat diartikan bahwa manusia pada umur 11 s.d 20 tahun sudah tidak mau bermain sendirian, tetapi butuh teman bermain bersama. Sudah mulai memperluas pergaulan dengan memperbanyak teman. Namun pada umur tersebut, sebagai orang tua harus mulai mengontrol dengan ketat. Orang tua harus bisa memposisikan dirinya tidak hanya sebagai orang tua namun juga bisa sebagai sahabatnya. Pada umur tersebut  kondisi mentalnya masih labil hingga butuh seorang teman yang dapat memahaminya. Jika orang tua tidak bisa menjadi sahabatnya maka tidak heran kalau sang anak mencari perhatian dan teman curhat diluar rumah. 

Tahapan atau langit ketiga Rasulullah bertemu dengan nabi yang tertampan yaitu Nabi Yusuf As. Ini artinya manusia pada fase ketiga yaitu ketika umur 21 s.d 30 sudah nampak ketampanan dan kecantikannya. Pada umur ini seperti halnya yang dialami Nabi Yusuf banyak godaan-godaan dari lawan jenis. Jika tidak mampu menahannya maka akan terjerumus. Maka dari itu, manusia pada umur tersebut ketika mendapatkan godaan-godaan lawan jenis harus bisa menahanya seperti halnya Nabi Yusuf As yang digoda Zulaikha. Maka untuk mencegah perbuatan tercela dengan lawan jenis adalah bersegera menikah ketika sudah masuk pada fase ini.

Tahapan atau langit keempat Rasulullah Saw bertemu dengan Nabi Idris As. Dikatakan bahwa asal mula nama Idris berasal dari kosakata bahasa Arab, "darasa" yang memiliki arti belajar. Ia dijuluki demikian karena ia banyak sekali mempelajari ilmu, ia dianggap pula sebagai penemu tulisan dan alat tulisnya. Artinya manusia pada fase umur 31 s.d 40 tahun harus sudah punya karya tetap yang bermanfaat bagi orang lain. Karya disini juga bisa diartikan sebagai pekerjaan tetap yang dilakoninya.

Tahapan atau langit kelima Rasulullah Saw bertemu dengan Nabi Harun As. Nabi Harun diriwayatkan fasih berbicara dan mempunyai pendirian tegas dalam mengikuti Musa saat menyampaikan dakwah kepada raja-raja yang sesat. Dari sini dapat kita pahami bahwa manusia ketika umur 41 s.d 50 harus benar-benar hati-hati dalam mengatakan dan melakukan sesuatu. Fasihnya Nabi Harun ketika berbicara itu menunjukan bahwa apa yang dilakukan atau diputuskan manusia pada fase ini  harus benar-benar dengan pertimbangan yang sudah matang. Fasih itu berarti baik pelafalanya dan tidak salah. Dengan demikian manusia pada fase ini harus fasih yaitu harus sudah benar-benar baik prilakunya. 

Tahapan atau langit keenam Rasullah bertemu dengan Nabi Musa As. Pada suatu ketika Musa berbicara di hadapan Bani Israil, kemudian ada seseorang yang bertanya, ‘Siapakah orang yang paling pandai itu?’ Musa menjawab, ‘Aku.’

Dengan ucapan itu, Allah mencelanya, sebab Musa tidak mengembalikan pengetahuan suatu ilmu kepada Allah. Kemudian Allah mewahyukan kepada Musa, ‘Sesungguhnya Aku memiliki seorang hamba yang berada di pertemuan antara laut Persia dan Romawi, hamba-Ku itu lebih pandai daripada kamu!’

Diceritakan bahwa Musa As disuruh bertemu Khidir agar belajar yang namanya ilmu hakikat. Artinya buat manusia yang berada pada tahapan ini yaitu ketika umur 51 s.d 60 sudah tidak lagi menyimpan didalam hatinya sifat sombong, riya dan sum'ah. Sudah saatnya untuk belajar yang namanya hakikat dan tasawuf agar hatinya benar-benar bersih. 

Tahapan atau langit ketujuh Rasulullah Saw bertemu dengan Nabi Ibrahim As. Nabi Ibrahim AS dijuluki Khalilullah atau Kekasih Allah. Allah telah menganugerahkan keistimewaan yang setinggi itu kepada Nabi Ibrahim As. Ini menujukan bahwa manusia pada fase terkahir ini yaitu umur 61 keatas harus sudah benar-benar dekat dengan Allah swt. Apapun yang dilakukannya hanya semata-mata karena Allah Swt sebagai kekasih. Sudah tidak lagi nemikirkan lagi yang namanya duniawi. pensiun dari berbagai rutinitas keduniawian, tidak ada lagi kekasih kecuali Allah Swt. 

Suatu hari Malaikat Maut (Izrail) mendatangi Nabi Ibrahim As, Sang Kekasih Allah, untuk mencabut nyawanya, Ibrahim lantas berkata,” Hai Malaikat Maut, pernah kamu melihat ada kekasih mencabut nyawa kekasihnya sendiri?” Izrail lalu naik ke langit untuk mengadukan kepada Allah jawaban Ibrahim itu. 

Lalu Allah berfirman menyuruh Izrail bertanya kepada Ibrahim, “Apakah kamu pernah melihat seorang kekasih yang tidak suka bertemu dengan kekasihnya?” Izrail pun turun untuk menyampaikan pesan itu. Dan Ibrahim lalu berkata,”Cabutlah nyawaku saat ini juga. 

Dari sini dapat kita pahami bahwa pada umur 61 tahun keatas, manusia harus sudah siap di ambil nyawanya untuk bertemu dengan sang pencipta.

Ketujuh makna tahapan-tahapan yang sudah penulis sampaikan merupakan renungan yang bersifat kalbu dari peristiwa isro mi'roj Rasulullah Saw. Semoga bermanfaah. Wallahu A'lam.

Sabtu, 06 April 2019

Kaki Kursi Yang Patah Mengingatkanku Padamu "Apakah Kamu Pasanganku"

Bel masuk kelas dipagi hari telah berbunyi tepat pukul 07.00 wib. Aku langkahkan kakiku menuju kelas 7A sambil membawa perangkat pembelajaran yang diperlukan. Setelah didalam kelas, aku ucapkan salam terlebih dahulu kepada para peserta didik sebelum duduk di kursi untuk berdoa bersama.

Namun, Ketika aku duduk dikursi yang tersedia tiba-tiba kursi tersebut terjungkal hingga menjatuhkan diriku. Ternyata salah satu kaki kursi tersebut telah rusak hingga tidak kuat menahan beban tubuhku. Padahal berat tubuhku tidak lah lebih dari 45 Kg. 

Setelah kursi tersebut diganti dengan yang lebih baik , Pembelajaran didalam kelas dilanjutkan kembali dan  berlangsung dengan baik. Ya, setiap pembelajaran yang ku pegang sebisa mungkin kulaksanakan dengan sebaik-baiknya dan melihat anak-anak senang serta tersenyum puas karena memperoleh pengetahuan yang baru membuatku bersukur pada Allah SWT.

Ketika bel tanda berakhir pembelajaran telah berbunyi, Ku tinggalkan kelas menuju kantor. Didalam kantor sambil menyeruput kopi ingatanku kembali pada kursi yang rusak tadi didalam kelas. Dari situ ku merenung, ternyata untuk meraih sebuah tujuan tidak bisa dilaksanakan dengan sendiri, harus ada patner atau rekanan untuk bekerja sama.

Kursi yang patah tadi tujuannya tentu untuk bisa diduduki dengan nyaman tapi tujuan itu tidak tercapai karena salah satu kakinya rusak. Kaki kursi yang masih ada merasa tidak mampu dan kesulitan mencapai tujuan setelah salah satu pasangan kaki tersebut rusak. Untuk bisa kembali mencapai tujuan maka kaki kursi yang rusak tersebut harus diperbaiki lagi atau kalau perlu diganti dengan kaki yang baru.

Kalau kita melihat sekeliling kita hampir semua yang namanya makhluk hidup diciptakan berpasang-pasangan. Mungkin berpasangan itu sebagai fitrah makhluk hidup seperti anggota tubuh kita yang hampir semuanya diciptakan berpasangan. Ada yang kanan ada yang kiri.

Dari sini kita harus sadar bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang harus berpasangan untuk mencapai tujuan-tujuan besar dan mulia. Ini dapat dilihat dari bagaimana Nabi Adam AS yang senantiasa merasa kesepian sebelum diciptakanya Sayyidah Hawa.

Sekarang tinggal bagaimana tujuan kita dalam hidup ini. Sangat sulit sekali mengarungi kehidupan yang berliku-liku ini tanpa adanya pasangan dalam hidup kita. Berbagi tugas dan bekerja sama akan memudahkan tercapainya sebuah tujuan.

Dengan berpasangan berarti kita telah sempurna sebagai manusia. Maka segeralah cari pasanganmu agar cita-cita dalam hidup didunia dan diakhirat dapat tercapai. Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak berpasangan, dan sehina-hina kematian kalian, adalah yang tidak berpasangan.

Akh, Akhirnya aku teringat kembali dirimu disana. Kamu yang kini sedang diperjungkan oleh kekasihmu. Kamu yang terlewatkan dalam pencarianku. Maafkan aku!

Baca Disini Filosofi Air ~ Pilihlah Lelaki Yang Seperti Air Suci Mensucikan.

Kubuka mata dan kulihat dunia. Tlah kuterima anugerah cintaNya. Tak pernah aku menyesali yang kupunya. Tapi kusadari ada lubang dalam hati.

Kucari sesuatu yang mampu mengisi lubang ini. Kumenanti jawaban apa yang dikatakan oleh hati. Apakah itu kamu Selama ini kucari tanpa henti. Apakah itu cintamu yang mampu melengkapi lubang didalam hati.

Kumengira dialah obatnya. Tapi kusadari bukan itu yang kucari. Ku teruskan perjalanan panjang yang begitu melelahkan. Dan kuyakin kau tak ingin aku berhenti.

Apakah itu kamu selama ini kucari tanpa henti. Apakah itu cintamu yang kan mengisi lubang didalam hati??

Note :
1.
شراركم عزابكم, وأراذل موتاكم عزابكم
Artinya: “Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah.”

Derajat hadits ini DHO’IF (Lemah), sebagaimana dinyatakan oleh syaikh Syu’aib Al-Arnauth rahimahullah.

2.
Album Letto ~ Lethologica Lubang di dalam hati.

3.
“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).

"Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui¡¨ (Qs. Yaa Siin (36) : 36).

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang." (Q.S.Ar Ruum:21).

Rabu, 03 April 2019

4 Kriteria Wanita Dinikahi Dari Sudut Pandang Yang Berbeda lV Karena Agamanya [ لدينها ]

Dalam agama islam memilih menikahi seorang wanita tidak lepas dari 4 kriteria seperti yang disabdakan Nabi Muhammad S.A.W. yaitu karena hartanya, Nasabnya, Kecantikanya dan Agamanya. Namun kali ini kita artikan 4 kriteria ini dengan sudut pandang yang berbeda sehingga bisa menjadi referensi baru dalam memilih calon pasangan.

4. Karena Agamanya [ لدينها ]
Sebelum membaca kriteria yang terakhir ini alangkah lebih baiknya untuk kembali membaca kriteria nomer satu, dua dan tiga terlebih dahulu agar memahaminya bisa sesuai sudut  pandang yang diharapkan.

Setelah kita mempunyai pandangan yang berbeda terkait menikahi wanita karena hartanya, nasabnya dan kecantikanya maka menikahi wanita karena agamanya adalah akumulasi dari semunya.

Artinya menikahi wanita karena agamanya dilihat dari hartanya yaitu dapat di artikan wanita tersebut bisa amanah dalam menjaga harta suaminya, dilihat dari nasabnya artinya wanita tersebut mampu menjaga kehormatan keluarganya hingga nasabnya terjaga dari perbuatan-perbuatan tercela dan dilihat dari kecantikanya artinya wanita tersebut mampu tampil cantik didepan suaminya  serta menutup aurat untuk orang lain.

Itulah sudut pandang yang berbeda yang dimaksud dengan menikahi wanita karena agamanya. Banyak lelaki menikahi wanita karena hartanya artinya hanya mampu amanah dalam mengelola harta suami tapi tidak mampu menjaga nasab keturunananya dari perbuatan tercela sehingga membuat martabat rumah tangga dipandang hina.

Begitu juga banyak lelaki yang menikahi wanita hanya karena kecantikannya artinya hanya mampu menampilkan kecantikan pada suaminya tetapi kurang terampil dalam mengolah nafkah dari suami sehingga tidak mampu membelanjakan nafkah dari suami sesuai dengan kebutuhanya, serta tidak mampu membedakan mana yang kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

Kesimpulanya menikahi wanita karena agamanya itu tetap dengan melihat hartanya, nasabnya dan kecantikanya. Tetapi tentunya hal ini dilihat dari sudut pandang yang berbeda sesuai dengan yang telah dijelaskan diawal. Namun daripada itu tidak ada manusia yang sempurna. 

Akhirnya, semua kriteria itu tergantung bagaimana suami mendidiknya hingga sang istri mampu dianggap layak agamanya dengan cara melatih istri bagaimana cara mengolah hartanya,  mengarahkan istri agar nasab keturunannya mulia, dan memuji istri agar senantiasa tampil cantik. Wallahu A'lam.

Note :

1.
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

خَيْرُ النِّسَاءِ الَّتِي إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ ، وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ ، وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا

Sebaik-baik istri adalah wanita yang jika suaminya melihatnya, menyenangkan suaminya, jika diperintahkan suaminya, dia mentaatinya, dan jika suaminya jauh darinya, dia bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartanya.(HR. Thayalisi 2444 dan al-Bazzar 8537).

2.
Rasulullah SAW bersabda kepada Umar, “Maukah kuberitahukan sebaik-baik simpanan seseorang? Dia adalah wanita shalihah, yaitu jika suami memandangnya, dia menyenangkannya.”

3.
Rasulullah SAW bersabda “Sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang cantik parasnya dan murah maharnya.” (HR. Ibnu Hibban dari Ibnu Abbas r.a)

Hijrah ~ Meningkatkan Rasa Kepekaan Untuk Melakukan Kebaikan-Kebaikan Kecil

Lihatlah sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Mencoba memaknai lebih dalam dari setiap peristiwa. Melihat secara kontekstual daripada tekstual tanpa mengabaikan makna tekstualnya. Menelisik makna yang tersirat daripada yang tersurat. Menjadi lebih bijak dalam bersikap dengan tak tergesa-gesa dalam memaknai sesuatu.

Lakukanlah kebaikan sekecil apapun yang bisa dilakukan. Terkadang seseorang menilai kebaikan hanya dari sudut pandang kuantitas bukan kualitas. Seringkali yang dianggap sebuah kebaikan hanya yang sifatnya dapat membuat kagum banyak orang hingga akhirnya terjebak dalam pemahaman bahwa kebaikan hanya akan dilakukan ketika apa yang di inginkan telah terkabulkan. 

Sering berniat akan melakukan kebaikan yang begini atau begitu jika telah menjadi seperti ini atau seperti itu. Terjebak pada angan-angan saja. Hal seperti ini lah yang akhirnya menunda seseorang untuk bersegera melakukan kebaikan. 

Padahal banyak sekali kebaikan-kebaikan kecil yang mungkin hampir setiap orang pasti mampu melakukanya tapi karena telah terjebak dalam memaknai kebaikan dari sisi kuantitas saja maka enggan untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang terlihat sepele atau remeh temeh.

Perlu di ingat bahwa melakukan kebaikan yang terlihat sepele justru biasanya akan dilakukan dengan rasa ikhlas. Sudah pasti melakukan kebaikan yang seperti itu akan terbebas dari pujian-pujian manuasia. Seringkali pujian dari manusia membuat seseorang terlena hingga hatinya menjadi jauh dari kata ikhlas lagi. 

Mulailah berlatih untuk terbiasa melakukan kebaikan yang terlihat kecil. Menyingkirkan kerikil atau duri  yang mengganggu dijalan itu merupakan kebaikan. Menolong seekor anak ayam yang kehilangan induknya, menanam pohon, menebang atau memotong pohon dengan hati-hati dengan cara yang tidak menyakiti, memberi makan hewan yang kelaparan. Semua itu adalah kebaikan.

Salah satu kebaikan yang terlihat sepele juga adalah membuang bungkus permen pada tempatnya. Banyak orang yang merasa membuang sampah kecil tidak pada tempatnya tidak akan mengganggu pemandangan atau karena alasan tidak menemukan tempat sampah akhirnya melemparkan sampah bungkus permen sembarangan. Gunakan saku celana atau baju untuk menyimpan sampah tersebut terlebih dahulu sebelum menemukan tempat sampah untuk membuangnya. Pola pikir harus mulai dirubah bahwa bukan hanya sampah-sampah yang sudah berbau dan dalam jumlah banyak yang dibuang ke tempat sampah. Sekecil apapun sampah ya dibuang ditempat sampah.

Tingkatkan rasa kepekaan dalam diri kita untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang sangat lembut, Segera dengan cekatan kita menolong seeokor semut yang terjatuh atau terpeleset dalam secangkir kopi kita. Ketika ada seekor kucing lapar yang mengitari kaki kita sedangkan kita sedang makan daging, Segeralah berbagi daging.

Dalam hidup ini banyak sekali kebaikan-kebaikan kecil yang masih sering kita lewatkan untuk dilakukan. Sesungguhnya manusia tidak akan pernah tahu kebaikan atau amal apa yang telah dilakukan dengan sebenar-benarnya ikhlas. Kunci di terimanya sebual amal adalah ikhlas. Dan ikhlas itu tidak dirasa, tidak diingat dan tidak diucapkan. Merasa ikhlas berarti belum ikhlas, Mengingat-ngingat amal berarti belum ikhlas apalagi dengan menyebut-nyebut ikhlas dan amal. 

Mari kita tanamkan kepekaan untuk melakukan kebaikan-kebaiakan kecil karena kita tidak tahu diakhirat nanti kebaikan apa yang benar-benar telah kita lakukan dengan seikhlas-ikhlasnya. Wallahu A'lam.

Note : 
1.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada Jabir bin Sulaim, “Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.” [HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722].

2. 
Rasulullah bersabda: "Barangsiapa menyingkirkan gangguan dari jalan kaum muslimin, maka akan dicatat untuknya satu kebaikan, maka ia akan masuk surga" [HR. Bukhari].

3.
Allah berfirman: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, dia akan melihat balasannya” (QS-Al-Zalzalah: 7-8).

4.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Kasihanilah siapa yang ada di bumi ini, niscaya kalian dikasihani oleh yang ada di langit” [HR At-Tirmdzi : 1924].

5. 
K.H Maimun Zubair Dawuh Jika engkau melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah. Barangkali itu menjadi penyebab ampunan bagimu di akherat.

Jika engkau menjumpai batu kecil di jalan yang bisa menggangu jalannya kaum muslimin, maka singkirkanlah, barangkali itu menjadi penyebab dimudahkannya jalanmu menuju syurga.

Jika engkau menjumpai anak ayam terpisah dari induknya, maka ambil dan susulkan ia dengan induknya, semoga itu menjadi penyebab Allah mengumpulkan dirimu dan keluargamu di surga.

Senin, 01 April 2019

Filosofi Ilmu Tajwid Mutiara Kasih "Penantianku Layaknya Mad Wajib Muttasil"

Mad artinya panjang. Wajib artinya harus. Muttasil artinya tersambung. Hukum bacaan disebut Mad Wajib Muttasil yaitu apabila mad thobi’i bertemu hamzah ( ء ) di dalam satu kata.

Cara membacanya wajib dipanjangkan sampai dua setengah alif atau lima harakat.

Adinda, ketika aku membaca kembali kitab tentang ilmu tajwid BAB MAD materi Mad Wajib Muttasil seketika itu juga diriku teringat dirimu adinda. Panjangnya penantian ini menantikan dirimu semoga berakhir pada kebahagiaan layaknya mad wajib muttasil.

Mad ibarat sebuah penantian yang panjang sedangkan wajib itu adalah sebuah keharusan terkait penantian ini yang sudah seharusnya berakhir secara muttasil yaitu bersambung yang artinya adalah terikat dalam satu bahtera rumah tangga.

Adinda, memang betul sebuah penantian tidak selamanya akan berakhir dalam satu ikatan yang diinginkan. Boleh jadi penantian yang panjang justru berakhir pada perpisahan layaknya mad jaiz munfashil. Lihatlah keterangan berikut ini terkait mad jaiz munfashil.

Mad Artinya panjang. Jaiz artinya boleh. Munfashil artinya terpisah. Hukum bacaan disebut Mad Jaiz Munfashil yaitu apabila Mad Thobi’I berhadapan dengan hamzah ( ء ) di lain kata atau tidak satu kata.

Cara membacanya lebih baik dipanjangkan seperti panjangnya Mad Wajib Muttasil (lima harakat), tetapi boleh juga dipanjangkan seperti panjang bacaan Mad Thobi’I (dua harakat).

Adindaku tercinta, aku yakin engkau pun disana menginginkan seperti yang aku inginkan. Menginginkan penantian ini berakhir layaknya mad wajib muttasil. 

Aku merasakan getaran-getaran kerinduan yang engkau rasakan lewat lantunan doa-doa dalam wiridmu. Fatihahmu yang tak pernah lelah untuk diriku selalu kurasakan getarannya hingga menghujam hatiku agar selalu menatap lurus kedepan menatap masa depan kita bersama.

Tiba-tiba ada seekor tikus lewat mengagetkanku. Sadarlah diriku dari lamunan, ternyata diriku belum punya adinda. Ah, kamu tikus mengganggu saja. 

Kemudian lidahku berkata lirih namun jelas, Hai Kamu, Maukah jadi Adindaku?? Iya kamu. Kamu yang sedang membaca tulisan ini. Bukan kamu yang laki-laki tapi kamu, iya kamu, kamu, wanita yang sedang membaca tulisan ini sambil tersenyum-senyum sendiri, Maukah jadi adindaku dan hidup bersamaku?

Sadarkah kau kusayangi
Sadarkah untukmu ku bernyanyi
Terbacakah niat tulus ini
Degup jantung kian terbisik
Kadang kata tak berarti
Kalau hanya kan sakiti
Diam bukanlah tak ingin


Degup jantung kian terbisik
Tanda cinta yang bersemi
Aku yang kan mencintaimu
Aku yang kan slalu mendampingimu
Bila bahagia yang akan kau tuju
Bila butuh cahaya tuk menemanimu
Pilihlah aku


Jangan sempatkan berlalu
Kalau karyaku yang kau tunggu
Jangan hanya aku yang tahu
Aku cinta padamu
Mohon warnai jiwaku
Maukah hidup bersamaku

[ SO7~Pilihlah Aku ]

Temani. Temani aku
Temani. Temani aku
Bila nanti kau milikku
Bila nanti aku milikmu

Mencintaimu kurasakan begitu indah
Kasih sayangmu kurasakan sungguh sempurna
Ku bahagia bila ragamu di sampingku
Ku merasa tenang bila tanganmu memelukku

Temani. Temani aku
Temani. Temani aku

Menyayangimu kulakukan setulus hatiku
Mengagumi membuatku merasa tenang
Ku bahagia bila ragamu di sampingku
Ku merasa tenang bila tanganmu memelukku

Bila nanti kau milikku
Temani aku saat aku menangis
Bila nanti aku milikmu
Temani aku hingga tutup usiaku

Ku bahagia bila ragamu di sampingku
Ku merasa tenang bila tanganmu memelukku

Bila nanti kau milikku
Temani aku saat aku menangis
Bila nanti aku milikmu
Temani aku hingga tutup usiaku

Bila nanti kau milikku
Temani aku saat aku menangis
Dan Bila nanti aku milikmu
Temani aku hingga tutup usiaku
Temani. Temani aku
Temani. Temani aku
Bila nanti kau milikku
Bila nanti aku milikmu

[ NAFF ~ Bila Nanti Kau Milikku ]