Sabtu, 20 November 2021

Adat Jawa Menikahkan Pengantin Didepan Jenazah Orang Tuanya

Orang jawa itu kalau mau menikah dalam waktu dekat setengah bulan maupun satu bulan kok ada keluarganya misal bapaknya meninggal dulu itu kemudian di akadkan didepan jenazah. Hal itu dulu Rasulullah Saw ketika sudah wafat sekitar jam 10 siang hari senin kemudian dimakamkan malam rabu. 

Kalau kita menghitung itu berarti senin selasa rabu tapi itu hitungan yang keliru, kenapa keliru? karena dengan menghitung seperti itu seakan-akan sahabat itu tidak melakukan syariatnya Nabi saw yaitu "اسرعوا بالجنازة" jenazah harus dipercepat tapi sahabat itu menghadapi sesuatu yang luar biasa yaitu siapa pengganti Nabi Saw. 

Kalau diganti nabi Ibrahim saja itu masih kurang karena beliau sayyidul anbiya digantikan nabi musa pun masih kurang karena nabi ini ketua sayyidul anbiya apalagi hanya diganti seorang sahabat itu tidak gampang.

Dalam pemilihan itu ada tiga kriteria :

Yang pertama kalau sahabat yang tua maka yang layak adalah Abbas karena Abbas ini pamannya Nabi Saw yaitu saudaranya Sayyid Abdullah ayah baginda Nabi. Namun problemnya adalah Abbas islamnya secara lahir terlambat yaitu beliau islam setelah peristiwa perang badar.

Kriteria kedua sebagai menantu baginda Nabi Saw yaitu sayyidina Ali dan Usman. Sementara kriteria ketiga berdasar poin yaitu yang paling lama mengikuti nabi dan sudah dewasa yaitu abu bakr as-shiddiq. Akhirnya secara lahir terjadilah geger-gegeran sehingga orang ansor bilang "منا امير ومنكم امير" ya sudah setiap klan punya pemimpin sendiri.  

Mereka para sahabat Nabi Saw ingin bahwa pergantian itu disaksikan setidaknya oleh jenazah Rasulullah Saw. Akhirnya rembug-rembugan terus sayyidina Umar ini ketika ada rapat beliau selalu datang dan bilang siapa diantara kalian yang siap memimpin komunitas masyarakat "وفيهم ابو بكر" yang diantara yang kalian pimpin itu ada yang bernama abu bakr as-shiddiq. 

Para sahabat yang rapat terus bilang "معاذالله" kita tidak mungkin melakukan itu, memimpin orang yang bernama abu bakar assiddiq.  Kalau begitu, kalau kamu tidak mau memimpin Abu Bakr Assiddiq maka harus mau dipimpin oleh beliau. 

Dulu orang masih waras, waras sewaras-warasnya. Dulu itu ukurannya unik kalau orang sekarang pasti menolak yaitu

"ان رسول الله صلى الله عليه وسلم رضي له لديننافنرضى لامر دنيانا"

Sahabat Abu bakr ketika Rasulullah masih hidup disuruh memimpin sholat. Bahwa sholat itu perkara yang luar biasa dan ibadah terbaik itu saja disuruh yang memimpin Abu Bakr apalagi hanya sekedar urusan dunia.  Kalau ukuran itu di pakai zaman sekarang pasti tidak ada yang mau pasti banyak alasannya. 

Kalau dulu itu dipakai ukuran, Rasulullah saja ridlo saat abu bakr jadi pemimpin sholat dan sholat itu kaya apa posisinya dalam islam "imaduddin", sholat adalah al munajah, sholat adalah mi'roju arwahil mu'min luar biasa lah status sholat. Itu saja dipimpin oleh Abu Bakr apalagi cuma urusan duniawi. 

Akhirnya mereka ridlo semua dipimpin Abu Bakr assiddiq hingga kelarlah urusan tentang siapa pengganti Rasulullah Saw.  Artinya kelar itu mereka ingin khilafah itu disaksikan jenazahnya Rasulullah Saw.

Kemudian adat-adat dijawa menikah didepan jenazah itu juga ada padanannya bahwa orang-orang yang spesial ini meskipun sekarang sudah menjadi jenazah ikut menyaksikan. Berapapun kadarnya itu ada padanan yang pernah dilakukan rasulullah saw kalau dalam bahasa qiyas ya "ilhaqun nadzir binnadzir" yang mirip-mirip. Wallahu A'lam. 


Tidak ada komentar: