Minggu, 21 Juli 2019

FILOSOFI AIR MUTANAJIS ADINDA JANGAN ENGKAU PILIH LELAKI YANG SEPERTI AIR MUTANAJIS


Adinda, Lelaki yang seperti air mutanajis itu adalah lelaki yang akhlaknya tidak baik karena sudah tercemar dengan kotoran-kotoran maksiat sehingga perilakunya menjadi tidak baik. Jika lelaki ini akhlaknya sendiri sudah tidak baik maka tidak akan bisa membawamu menjadi lebih baik.

Adinda, Pertimbangkan kembali bila kamu didekati lelaki yang seperti ini walaupun dia membawa dunia beserta isinya untuk dirimu. Namun bila kamu tetap mau menerimanya maka kamu harus berusaha dengan sekuat tenaga agar bisa membuatnya menjadi baik.


Adinda, Temukanlah cinta sejatimu dengan penuh kehati-hatian. Jangan sampai kesucian akhlakmu tercemar menjadi najis karena terpengaruh oleh lelaki yang seperti air mutanajis tersebut. Akhlak baikmu dan rasa malumu jangan sampai hilang hanya karena kamu terpesona ketampanan dan materi yang dia punya. 

Adinda, kamu adalah makhluk Tuhan yang paling indah dan harus selalu dijaga. Keindahanmu akan selalu menimbulkan dua hal yaitu fitnah dan kebahagiaan. Jika lelaki memperlakukanmu dengan sebaik-baiknya maka akan ada kebahagiaan disitu. Namun sebaliknya jika seorang lelaki memperlakukanmu dengan perlakuan yang buruk maka akan ada fitnah-fitnah yang terjadi.


Adinda, ketahuilah Air mutanajis adalah air yang terkena barang najis yang volumenya kurang dari dua qullah atau volumenya mencapai dua qullah atau lebih namun berubah salah satu sifatnya—warna, bau, atau rasa—karena terkena najis tersebut.

Air sedikit apabila terkena najis maka secara otomatis air tersebut menjadi mutanajis meskipun tidak ada sifatnya yang berubah.

Sedangkan air banyak bila terkena najis tidak menjadi mutanajis bila ia tetap pada kemutlakannya, tidak ada sifat yang berubah. Adapun bila karena terkena najis ada satu atau lebih sifatnya yang berubah maka air banyak tersebut menjadi air mutanajis.

Air mutanajis ini tidak bisa digunakan untuk bersuci, karena dzatnya air itu sendiri tidak suci sehingga tidak bisa dipakai untuk menyucikan. Wallahu A'lam.


1 komentar:

anonim mengatakan...

sungguh mendebarkan ceritanya