Selasa, 22 April 2025

Kisah Masyitah Tukang Sisir Putri Firaun Yang Mengharukan


Masyitoh (atau juga dikenal sebagai Masyitah) adalah seorang wanita salehah yang bekerja sebagai tukang sisir putri Firaun, raja Mesir yang terkenal kejam dan mengaku sebagai tuhan. Masyitoh dikenal sebagai seorang mukminah sejati yang menyembunyikan keimanannya kepada Allah SWT karena berada di lingkungan istana Firaun yang sangat anti terhadap tauhid.

Latar Belakang Cerita

Pada masa itu, Firaun menguasai Mesir dan mengklaim dirinya sebagai tuhan. Ia sangat kejam dan membunuh siapa pun yang menyembah Tuhan selain dirinya. Di tengah kekejaman itu, Masyitoh tetap teguh dalam iman kepada Allah SWT, meskipun secara lahiriah harus hidup dan bekerja di lingkungan yang penuh kekufuran.

Awal Terungkapnya Keimanan Masyitoh

Suatu hari, saat Masyitoh sedang menyisir rambut putri Firaun, sisir yang ia pegang terjatuh ke tanah. Saat mengambilnya, ia secara tidak sengaja mengucapkan:"

Bismillah" (Dengan nama Allah).

Putri Firaun yang mendengar itu terkejut dan bertanya:

“Apakah engkau menyebut nama ayahku?”


Masyitoh dengan jujur menjawab:

“Tidak. Aku menyebut nama Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, serta Tuhan ayahmu.”

Mendengar itu, sang putri marah dan melaporkan Masyitoh kepada Firaun. Maka Masyitoh pun dipanggil menghadap.

Siksaan dari Firaun

Firaun murka saat mendengar pengakuan Masyitoh bahwa ia menyembah Allah. Ia memerintahkan agar Masyitoh dihukum dengan cara disiksa hingga murtad dari agamanya.

Namun, Masyitoh tetap tegar dalam imannya. Ia bahkan mengakui keimanannya di hadapan Firaun tanpa takut. Karena itu, Firaun memutuskan untuk memberikan hukuman yang sangat kejam.

Ujian Keimanan: Dilempar ke Dalam Kuali Air Mendidih

Firaun memerintahkan agar disiapkan sebuah kuali besar berisi air mendidih. Masyitoh memiliki suami dan anak-anak, dan Firaun mengancam akan membunuh mereka satu per satu jika Masyitoh tidak mau meninggalkan imannya kepada Allah.

Satu per satu anak Masyitoh dilempar ke dalam kuali panas itu. Bayangkan, betapa beratnya ujian yang ia hadapi. Namun, Masyitoh tetap tidak bergeming.

Hingga akhirnya, bayi terakhirnya yang masih menyusu akan dilempar ke dalam kuali. Hati Masyitoh pun mulai goyah. Tapi bayi itu berbicara dengan izin Allah dan berkata:

“Wahai ibuku, tetaplah teguh. Sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran.”

Dengan kalimat itu, Masyitoh kembali teguh dan ikhlas melihat anak terakhirnya juga syahid. Akhirnya, ia pun ikut dilempar ke dalam kuali, dan wafat dalam keadaan husnul khatimah, sebagai syahidah.

Kisah dalam Hadis Nabi

Kisah ini diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadits shahih. Dalam HR. Ahmad dan al-Hakim, Rasulullah bersabda bahwa saat beliau melakukan Isra’ Mi’raj, beliau mencium harum wangi dari tanah, lalu bertanya:

“Wangi apakah ini, wahai Jibril?”

Dan Jibril menjawab:

“Itu adalah bau harum dari tukang sisir anak perempuan Firaun dan anak-anaknya.”


Pelajaran dari Kisah Masyitoh

Keimanan sejati bukan hanya diucapkan, tapi diuji dengan pengorbanan dan keteguhan hati.

Wanita bisa menjadi simbol keteguhan iman, meskipun menghadapi siksaan dan kematian.

Ketaatan kepada Allah lebih utama dari keselamatan duniawi.

Mukjizat bayi yang berbicara menjadi tanda kekuasaan Allah dalam menguatkan hamba-Nya.

Tidak ada komentar: