Minggu, 27 April 2025

Kalimat-Kalimat Cinta Ilmu Sharaf

Berikut kalimat-kalimat cinta dalam ilmu sharaf. Semoga bermanfaat


"Wahai bidadari yang menawan,"

"Aku datang kepadamu membawa niat yang telah berubah dari fi’il menjadi 'azm yang mantap. Seperti dalam ilmu shorof, hatiku telah melalui berbagai tashrif; dari māḍī kenangan, muḍāri‘ harapan, hingga amr tekad untuk membangun masa depan bersamamu."


"Dalam setiap wazan perubahan, namamu selalu menjadi fa‘ala, awal dari segala gerak rasa. Aku, hanyalah seorang fā‘il yang berusaha, berharap engkau menjadi maf‘ūl bih dalam doa-doaku, menjadi tujuan dan pelengkap bagi amal hidupku."

"Cintaku padamu bukan sekadar masdar kosong tanpa makna, tapi ṣighat mubālaghah yang penuh ketulusan dan pengorbanan. Dalam semua bāb tashrif kehidupanku, hanya engkau satu-satunya yang tetap konstan, tanpa perubahan."

"Maka izinkan aku, yang tak sempurna ini, mengajukan satu fi‘il amr yang penuh harap: Terimalah aku menjadi teman hidupmu, menjadi suamimu, menjadi imam dalam safar cinta menuju ridha Allah."

"Sebagaimana fi’il membutuhkan maf’ul untuk sempurna maknanya, aku membutuhkanmu untuk menyempurnakan hidup dan ibadahku."

"Bersediakah engkau?"


  1. "Engkau adalah mahbūbah dalam hatiku, sebagaimana ism maf'ūl yang senantiasa menerima cinta dari fi'il-nya."
    (mahbūbah: yang dicintai – bentuk isim maf’ul dari ḥabba)

  2. "Jika aku adalah fā‘il, maka mencintaimu adalah fi‘l yang tak pernah berhenti kuserap dalam wazan hatiku."

  3. "Hatiku terus yataḥawwal—berubah—setiap kali engkau hadir, sebagaimana akar kata berubah dalam timbangan wazan."

  4. "Cintaku padamu bukan hanya muḍāri‘, tapi telah menjadi māḍī yang kukenang dan amr yang kuteguhkan."

  5. "Engkau adalah ism fā‘il dari kata ‘asyiq—seorang pecinta sejati yang tak pernah lelah memberi rasa."

  6. "Seperti kata kerja yang terus yatakarrar, rinduku padamu pun tak pernah berhenti berulang."

  7. "Dalam kamus hidupku, engkaulah satu-satunya ṣīghat mubālaghah dari kata cinta."

  8. "Kalau aku adalah akar kata, maka engkau adalah semua bentuk turunannya—melengkapi makna hidupku."

  9. "Cinta ini bukan sekadar masdar, tapi telah menjelma menjadi amal nyata yang tak terbantahkan."

  10. "Sebagaimana fi'il butuh maf'ul bih untuk sempurna, aku butuh hadirmu untuk menyempurnakan hidupku."


Semoga bermanfaat!!

Tidak ada komentar: