Senin, 16 Januari 2012

KEPERAWANAN DALAM ISLAM "PERTAHANKAN KEPERAWANAN DAN KEPERJAKAAN SAMPAI HALAL"


BAGAIMANAKAH pandangan agama tentang keperawanan? 
Drs. H. Seproni Hidayat, dosen STAI Yamisa Soreang mengatakan, sesungguhnya banyak hadis Nabi Muhammad saw yang menegaskannya pentingnya makna keperawanan bagi seorang gadis hingga Nabi Muhammad mewanti-wanti kaum pria untuk lebih condong memilih perawan.
    Anjuran Nabi Muhammad untuk lebih memprioritaskan menikahi gadis meski tidak melarang untuk menikahi janda, menurut Seproni, bisa diartikan sebagai upaya ajaran Islam lebih melindungi kaum wanita dari perbuatan zina. "Selain itu, dengan menikahi gadis yang masih perawan juga timbul gairah bagi pasangannya sekaligus menghilangkan sak wasangka negatif terhadap perempuan yang menjadi jodohnya," jelasnya.
   
Malah Seproni memaknai pemilihan faktor kecantikan seorang perempuan juga bisa diartikan lahir dan batin termasuk faktor keperawanannya. "Jadi, salah apabila wanita atau kaum pria tidak lagi memandang penting arti sebuah keperawanan. Entah apa jadinya apabila gadis di Indonesia seperti gadis AS yang merasa lebih bangga apabila tidak lagi menjadi seorang perawan. Bukankah bangga tidak perawan lagi berarti hubungan di luar nikah atau zina juga merebak di masyarakat?" ujarnya. Padahal, ajaran Islam dengan tegas-tegas menyatakan "walaa taqrabuzzinaa" (jangan mendekati zina) yang bermakna luas bukan hanya sebatas melakukan hubungan di laur nikah, melainkan juga berdekatan antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrimnya (ada hubungan keluarga yang tak boleh dinikahi). "Dengan demikian ajaran Islam lebih banyak mencegah terjadinya sebuah perbuatan atau preventif. Mendekati zina saja tidak boleh, apalagi melakukannya," tegasnya.
Bagaimanakah mencegah agar keperawanan tetap terjaga?
    Sejumlah nara sumber "Hikmah" mengatakan, caranya sangat banyak tetapi semuanya itu bergantung pada faktor keseriusan perempuan yang bersangkutan dan lingkungan pergaulannya. Dari aspek perempuannya, berkaitan dengan sejauhmana persepsi terhadap nilai-nilai keperawanan. Sedangkan lingkungan pergaulan, itu berhubungan dengan interaksi sosialnya dengan lawan jenis, khususnya sang pacar.
    Sedangkan pakar seks, Boyke R Dian Nugraha menyarankan agar para remaja selalu rajin memakai celana panjang dengan ikat pinggang yang kuat. Dengan begitu, diharapkan kalau terjadi upaya memenuhi hasrat seksual akan "terhambat" sejenak karena harus membuka celana dan ikat pinggang. "Jika ‘terhambat’ seperti itu, diharapkan otaknya bisa cepat berpikir tentang dampak negatif bila melakukan hubungan pergaulan bebas. Akhirnya, mereka tidak jadi melakukan hubungan intim seperti layaknya suami-istri," tutur Boyke R Dian Nugraha kepada para remaja yang mengikuti sebuah diskusi seksualitas di Bandung, beberapa waktu lalu.
    Sedangkan dalam perspektif Islam, menurut KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym, Red), hendaknya para remaja khususnya untuk benar-benar menjaga pergaulannya sehari-hari dengan lawan jenis. Untuk itulah, disarankan para remaja khususnya dan para orangtua menciptakan situasi yang kondusif bagi peningkatan pengetahuan dan pengamalan ajaran Islam, terutama dalam kaitannya dengan pergaulan lawan jenis.

Maka jagalah keperawanan dan keperjakaan sampai benar-benar halal dengan pasangannya. Yang penting itu bukan hanya keperawanan bagi perempuan tapi juga keperjakaan bagi laki-laki. 

Tidak ada komentar: