Rabu, 03 April 2019

4 Kriteria Wanita Dinikahi Dari Sudut Pandang Yang Berbeda lV Karena Agamanya [ لدينها ]

Dalam agama islam memilih menikahi seorang wanita tidak lepas dari 4 kriteria seperti yang disabdakan Nabi Muhammad S.A.W. yaitu karena hartanya, Nasabnya, Kecantikanya dan Agamanya. Namun kali ini kita artikan 4 kriteria ini dengan sudut pandang yang berbeda sehingga bisa menjadi referensi baru dalam memilih calon pasangan.

4. Karena Agamanya [ لدينها ]
Sebelum membaca kriteria yang terakhir ini alangkah lebih baiknya untuk kembali membaca kriteria nomer satu, dua dan tiga terlebih dahulu agar memahaminya bisa sesuai sudut  pandang yang diharapkan.

Setelah kita mempunyai pandangan yang berbeda terkait menikahi wanita karena hartanya, nasabnya dan kecantikanya maka menikahi wanita karena agamanya adalah akumulasi dari semunya.

Artinya menikahi wanita karena agamanya dilihat dari hartanya yaitu dapat di artikan wanita tersebut bisa amanah dalam menjaga harta suaminya, dilihat dari nasabnya artinya wanita tersebut mampu menjaga kehormatan keluarganya hingga nasabnya terjaga dari perbuatan-perbuatan tercela dan dilihat dari kecantikanya artinya wanita tersebut mampu tampil cantik didepan suaminya  serta menutup aurat untuk orang lain.

Itulah sudut pandang yang berbeda yang dimaksud dengan menikahi wanita karena agamanya. Banyak lelaki menikahi wanita karena hartanya artinya hanya mampu amanah dalam mengelola harta suami tapi tidak mampu menjaga nasab keturunananya dari perbuatan tercela sehingga membuat martabat rumah tangga dipandang hina.

Begitu juga banyak lelaki yang menikahi wanita hanya karena kecantikannya artinya hanya mampu menampilkan kecantikan pada suaminya tetapi kurang terampil dalam mengolah nafkah dari suami sehingga tidak mampu membelanjakan nafkah dari suami sesuai dengan kebutuhanya, serta tidak mampu membedakan mana yang kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

Kesimpulanya menikahi wanita karena agamanya itu tetap dengan melihat hartanya, nasabnya dan kecantikanya. Tetapi tentunya hal ini dilihat dari sudut pandang yang berbeda sesuai dengan yang telah dijelaskan diawal. Namun daripada itu tidak ada manusia yang sempurna. 

Akhirnya, semua kriteria itu tergantung bagaimana suami mendidiknya hingga sang istri mampu dianggap layak agamanya dengan cara melatih istri bagaimana cara mengolah hartanya,  mengarahkan istri agar nasab keturunannya mulia, dan memuji istri agar senantiasa tampil cantik. Wallahu A'lam.

Note :

1.
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

خَيْرُ النِّسَاءِ الَّتِي إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ ، وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ ، وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا

Sebaik-baik istri adalah wanita yang jika suaminya melihatnya, menyenangkan suaminya, jika diperintahkan suaminya, dia mentaatinya, dan jika suaminya jauh darinya, dia bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartanya.(HR. Thayalisi 2444 dan al-Bazzar 8537).

2.
Rasulullah SAW bersabda kepada Umar, “Maukah kuberitahukan sebaik-baik simpanan seseorang? Dia adalah wanita shalihah, yaitu jika suami memandangnya, dia menyenangkannya.”

3.
Rasulullah SAW bersabda “Sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang cantik parasnya dan murah maharnya.” (HR. Ibnu Hibban dari Ibnu Abbas r.a)