Kamis, 08 November 2018

Empat Syarat Menjadi Santri Menurut Ilmu Nahwu

Santri iku kudu kumpul syarat papat

Rupane lafadz mufid wadlo murokab

Lafadz Maksudnya Adalah Bahwasanya Seorang santri itu harus mendalami lafadz-lafadz Al-quran, Hadist dan Kitab2 Kuning. Tanpa mendalami itu ya bagaimana bisa disebut santri.

Mufidz Maksudnya Adalah Santri itu ya harus bisa berfaidah dan bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Lah kalau tidak bisa memberikan manfaat apa ya pantes di sebut santri.

Wadlo Maksudnya Dadi santri iku kudu nduwe sejo. Niatnya yang baik selama dipesantren. Niat hanya untuk mencari ilmu. Tanpa niat yang baik masihkah berharap berhasil cita-citanya. Layak kah dipanggil santri jika niat saja tidak baik.

Murokkab Maksudnya Santri itu harus bisa bersosialisasi, tidak bisa hidup sendiri. Karena santri butuh seorang guru dan ketika sudah berilmu santri harus menjadi berguna dan dibutuhkan masyarakat. Seperti halnya murokkab bisa terdiri fi'il fail, mubtada khobar atau syarat jawab. Fiil butuh fail, mubtada butuh khobar atau ada syarat ada ada jawab.

Rabu, 12 September 2018

Aku Ingin Menjadi Badal Syai min Syai "Seutuhnya Memilikimu"

Adinda, masih ingatkah engkau dengan materi ilmu nahwu bab badal??

Jika ibarat badal aku adalah بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ اَلشَّيْء . yang sepenuhnya ingin memilikimu yang bersatu menjadi ikatan kita. Tidak ada lagi kata kamu dan kata aku yang ada adalah kita. 


Aku ingin menjadi pemilik cintamu yang sepenuhnya. Lahir dan batinmu ingin kumiliki sepenuhnya dalam ikatan ijab yang abahmu ucapkan dan kuterima dengan ucapan qabul dengan disaksikan oleh dua orang saksi.

Itulah ijab qabul yang aku inginkan yang menyatukan aku dan kamu menjadi kita sehingga aku lah seutuhnya pemilik jiwa ragamu yang akan mengimamimu dalam menjalani kehidupan ini. 

Aku tidak ingin seperti َبَدَلُ اَلْبَعْضِ مِنْ اَلْكُلِّ yang tidak bisa memilikimu sepenuhnya dan hanya menjadi sebagian dari dirimu. Aku tidak mau jika aku hanya sebagian dari orang-orang yang kamu cintai. Hanya sebagian dari orang-orang yang kamu inginkan. Adinda, aku tidak ingin seperti itu!

Aku juga tidak ingin menjadi َبَدَلُ اَلِاشْتِمَالِ yang hanya bisa nyawang ora bisa nyanding. Kamu memang bisa membuatku merasa bahagia namun itu tidak ada artinya bila ikatan ijab dan qabul tidak terjadi diantara kita. 

Apalah artinya cinta tanpa memiliki. Walaupun terkadang memang cinta tidak selalu memiliki tetapi tidak ada faidahnya jika tetap bertahan pada cinta yang tidak bisa dimiliki. Adinda, Aku tidak ingin seperti itu!

Dan yang terakhir aku juga tidak ingin menjadi َبَدَلُ اَلْغَلَطِ yang ternyata bukan aku yang engkau tuju, yang ternyata bukan aku yang engkau perjuangkan. Adinda, Aku tidak ingin seperti itu!

Adinda, Pilihlah Aku!

Sadarkah kau kusayangi
Sadarkah untukmu ku bernyanyi
Terbacakah niat tulus ini
Degup jantung kian terbisik
Kadang kata tak berarti
Kalau hanya kan sakiti
Diam bukanlah tak ingin

Degup jantung kian terbisik
Tanda cinta yang bersemi
Aku yang kan mencintaimu
Aku yang kan slalu mendampingimu
Bila bahagia yang akan kau tuju
Bila butuh cahaya tuk menemanimu
Pilihlah aku!

Jangan sempatkan berlalu
Kalau karyaku yang kau tunggu
Jangan hanya aku yang tahu
Aku cinta padamu
Mohon warnai jiwaku
Maukah hidup bersamaku?

Note :

.إِذَا أُبْدِلَ اِسْمٌ مِنْ اِسْمٍ أَوْ فِعْلٌ مِنْ فِعْلٍ تَبِعَهُ فِي جَمِيعِ إِعْرَابِهِ وَهُوَ عَلَى أَرْبَعَةِ أَقْسَامٍ بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ اَلشَّيْءِ, وَبَدَلُ اَلْبَعْضِ مِنْ اَلْكُلِّ,وَبَدَلُ اَلِاشْتِمَالِ, وَبَدَلُ اَلْغَلَطِ, نَحْوَ قَوْلِكَ "قَامَ زَيْدٌ أَخُوكَ, وَأَكَلْتُ اَلرَّغِيفَ ثُلُثَهُ, وَنَفَعَنِي زَيْدٌعِلْمُهُ, وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَ", أَرَدْتَ أَنْ تَقُولَ رَأَيْتُ اَلْفَرَسَ فَغَلِطْتَ فَأَبْدَلْتَ زَيْدًا مِنْه.ُ

"Apabila isim diganti dengan isim atau fi’il diganti dengan fi’il, maka ia mengikutinya pada seluruh i’rabnya, yaitu perubahan akhir lapaznya, Maka itulah yang disebut dengan badal". 

*Pembagian Badal

Adapun Badal terdiri atas empat bagian :

بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ اَلشَّيْء .

َبَدَلُ اَلْبَعْضِ مِنْ اَلْكُلِّ .

َبَدَلُ اَلِاشْتِمَالِ .

َبَدَلُ اَلْغَلَطِ .

*Contoh-Contoh Badal

Contoh Badal Kul min kul atau syaun min syain
"قَامَ زَيْدٌ أَخُوكَ, 
(Zaid telah berdiri yaitu adalah saudaramu) 

contoh badal ba'di minkul
وَأَكَلْتُ اَلرَّغِيفَ ثُلُثَهُ,
(aku telah memakan roti yaitu sepertiga-nya)

Contoh badal Isytimal
وَنَفَعَنِي زَيْدٌ عِلْمُهُ,
(Zaid memberi manfaat kepadaku yaitu ilmunya)

Contoh badal Ghalath
وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَ.
(aku telah melihat zaid yaitu eh, kudanya)

Kamu ingin berkata "al farasa" (kuda) akan tetapi salah, وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَ. (aku melihat zaid yaitu kudanya)

Rabu, 22 Agustus 2018

SANTRIWATI NGUMPET

Waktu itu, Menjelang subuh  disebuah pondok pesantren putri yang terletak dipinggiran kota dijawa tengah dengan sigapnya keamanan pondok putri membangunkan para santriwati untuk melaksanakan sholat tahajud sambil menunggu azan subuh berkumandang. Sang keamanan ini terkenal tegas sekaligus galak, bagi santriwati yang baik dianggapnya seperti polwan yang tegas namun bagi santriwati yang pemalas dianggapnnya seperti emak-emak yang cerewet dan galak. 

Fajar sodik akhirnya menampakan cahaya, setelah semua santriwati melaksanakan tahajud dikumandangkan lah azan subuh, kali ini santriwati yang bernama nissa yang mengumangkan azan. Lantunan suara azannya mempu membuat hati para santriwati bergairah untuk selalu kembali meraih kemenangan dalam ketaatan beribadah kepada ilahi.

Sang keamanan pondok dengan gesitnya, bertubuh kecil tapi gerak langkahnya tegas penuh semangat mengecek kembali setiap kamar-kamar. Memastikan bahwa semua penghuni kamar telah menuju ke mushola khusus santriwati untuk melaksanakan sholat subuh berjama'ah.

Ketika memasuki kamar an-nur yang terletak di pojok, kamar yang terkenal penghuninya sangat pemalas dan kemproh-kemproh. Sekilas nampak kamar telah kosong namun dipojokan kamar tepatnya disamping lemari yang dekat dinding ada celah kecil yang cukup untuk menyelinap "ngumpet" ada suara gemeletuk gigi. Sambil berjinjit keamanan pondok ini mendekati suara tersebut dan ternyata ada santriwati sedang ngumpet tidur sambil berdiri disela-sela lemari tersebut dengan bersandar pada dinding. 

Seketika wajah keamanan pondok yang terkenal cantiknya ini dengan tahi lalat yang menghiasai wajahnya tepatnya disamping mata dan alis langsung memerah penuh amarah merasa dikhianati memukul lemari tersebut dengan sekencang-kencangnya sehingga membuat santriwati ngumpet ini terkaget-kaget dan lari terbirit-birit. 

Ibu nyai datang untuk menjadi imam sholat subuh dan dikumandangkanlah iqomah sebagai tanda akan dilaksanakannya sholat subuh berjama'ah. Suasana seperti ini tidak akan pernah didapati pada remaja yang tidak mengenal pesantren. Dikala para remaja luar masih terbuai dengan tidurnya dan menarik selimut untuk melindungi tubuh dari dinginya subuh, para santriwati dipesantren ini sedang terbuai kenikmatan beribadah pada ilahi. 

Suara merdu bu nyai dalam membaca ayat-ayat al quran menambah khusu' dan merontokan nafsu keduniawian para santriwati, setiap gerakan sholatnya hanya Allah yang diingat. Keindahan mana lagi yang lebih indah dari pada subuh berjama'ah dengan ditemani para malaikat-malaikat ilahi.

Sang keamanan pun turut serta terlarut dalam khusu' sholat dan wiridnya. Jika di hadapan para santriwati selalu menampakan wajah ketegasan namun dalam beribadah wajahnya berubah teduh penuh kerinduan pada ilahi.

Dalam doanya selalu meminta pada ilahi agar dapat istiqomah dalam menjaga hafalan quranya. Istiqomah adalah seberatnya-beratnya amalan, istiqomahlah yang lebih baik daripada seribu karomah. Kebahagiaan baginya adalah ketika mampu menjaga hafalan qurannya hingga ajal menjemputnya.

Lirihnya doa dengan penuh kesyahduan meminta pada ilahi agar diperjodohkan dengan seseorang yang bisa ikut serta menjaga hafalan quranya. Menyemai keindahan-keindahan al quran bersama seseorang yang tahu bagaimana memperlakukan wanita penghafal quran, Hingga tak terasa air matanya mengalir menetes membasahi mukenanya. 
Air mata pengharapan pada ilahi yang telah menggetarkan jagad malaikat untuk turut serta meng-aminkan doa-doanya. 

Dipojok mushola tepatnya barisan sholat paling belakang, Nena santriwati yang tadi lari terbirit-birit karena kedapatan ngumpet dipojok kamar memperhatikan setiap wirid dan doa dari keamanan pondok. Sekali-kali melirik melihat raut wajah keamanan pondok yang kebetulan posisinya tidak jauh dari dirinya. 

Melihat betapa khusu'nya dalam berdoa dan wajahnya yang memancarkan keteduhan membuat hati nena tersadarkan, selama ini telah salah sangka bahwa keamanan pondok yang dianggapnya galak ternyata dapat meneteskan air mata ketika berdoa. Nena dalam hati berjanji akan memperbaiki diri dan membuang sifat malasnya. Sambil bergumam "aku harus meminta maaf pada keamanan pondok." Terimakasih keamanan pondok telah menyadarkanku. Jazakillah Khoiran!


Minggu, 15 Juli 2018

Hikmah I'rob Rafa' "Bahagiaku Adalah Bersamamu"

I'ROB ROFA'

ROFA' menurut bahasa adalah العلو yang berarti 'tinggi'. 

Sementara menurut istilah adalah ketentuan perubahan keadaan dari akhir sebuah kata yang ditandai dengan dlommah atau yang menjadi pengganti dari dlommah. Tanda pengganti dlommah dalam Rofa' terdiri dari 'wau, alif dan nun.

DLOMMAH artinya adalah Gabung, Bersatu, Bersama atau kumpul. Dlommah merupakan tanda asli dari i'rob rafa'. 

Contoh : زيد حاضر "Zaid Hadir"

Dari keterangan di atas dapat diambil hikmahnya bahwa bila persatuan umat itu dapat membawa pada derajat yang tinggi dan bila perpecahan umat dapat membawa pada rendahnya derajat.

Baca disini Filosofi Nahwu Shorof Jadikan Aku Isim Mufradmu

Umat muslim dapat memperoleh kejayaaan bila sesama umat bersatu padu saling bahu membahu demi teracapainya kejayaan islam. 

Hindari pertikaian dan perpecahan karena hal ini yang dapat membawa kehancuran pada umat islam sehingga umat islam selalu dalam kondisi yang terbelakang daripada umat lainya.

Dan bagiku bersatu denganmu dalam kehalalan dapat membantuku untuk meraih derajat yang tinggi dan mulia. Aku harap kamu menerimaku. Bismillah.

Kamis, 15 Maret 2018

Filosofi Nahwu Shorof Al Kalamu : Kalam Menghalalkanmu

Para ulama ahli nahwu membahas tentang kalam selalu di tempatkan di bab awal. Mari kita bahas Filosofi Kalam dengan kaitannya Bab Pernikahan. Semoga dapat membawa manfaat bagi siapapun yang membacanya dan bisa menjadi inspirasi. 

Kalam adalah "Lafadz yang tersusun dari dua kalimat [ Mubtada Khobar atau Fi'il Fa'il ] yang memberi faidah dengan sengaja”. 

Filosofinya kaitannya dengan pernikahan adalah Lafadz ijab qabul yang sengaja terucap dari dua insan manusia agar mendapatkan kehidupan yang berfaidah.

Keterangan :

Lafadz filosofinya adalah Akad ijab qabul.

Murokkab [terdiri dari dua lafadz] filosofinya adalah Dua insan manusia, Pria dan wanita [ Penganten ] yang mengucapkan ijab dan qabul. Ijab di ucapkan oleh wali pengantin wanita dan qabul diucapkan oleh pengantin pria.

Wadlo' [ Sengaja ] filosofinya adalah Ijab qobul di ucapkan dengan sengaja dan sadar tidak ada paksaan dari pihak manapun.

Mufid [Berfaidah] filosofinya adalah ijab qabul tersebut dapat membawa faidah atau manfaat yaitu menyempurnakan sebagian iman dan halalnya pasangan untuk di pergauli sehingga mendatangkan berbagai macam anugerah Allah swt.

Wahai adinda, Kapankah aku dan kamu dapat mengucapkan Lafaz ijab qabul agar mempunyai kehidupan yang berfaidah dan bermanfaah. Aku tidak bisa menjadi kalam jika tidak murakkab tersusun denganmu. Aku tidak berfaidah bila tanpamu. Aku tidak mungkin dapat sengaja mengucapkan qabul jika walimu tak mau mengucapkan ijab.  

Wahai adinda, Maukah dirimu kuikat dengan ijab qabul agar menjadi kalam kehidupan yang berfaidah dan bermanfaah. Kalam bahtera yang mendatangkan pahala dan keberkahan. Kalam kemesraan yang halal nan berpahala dalam penyatuan dua insan yang berlainan jenis. Kalam sedekah ketika meluapkan nafsu sahwat pada pasangan yang sah. Kalam rindu ketika lama tak mencumbu. Kalam perjuangan memburu ridlo ilahi. 

Kusitirkan sebuah lagu dari Almarhum Ust. Jefry Al-Bukhory. 

BIDADARI SURGA
Setiap manusia punya rasa cinta,
yang mesti dijaga kesuciaanya
namun ada kala insan tak berdaya,
saat dusta mampir bertahta

Kuinginkan dia,
yang punya setia.
Yang mampu menjaga kemurniaanya.
Saat ku tak ada,
ku jauh darinya,
amanah pun jadi penjaganya

*Hatimu tempat berlindungku,
dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu,
dijadikan engkau istriku

Engkaulah
Bidadari Surgaku
Tiada yang memahami,
sgala kekuranganku
kecuali kamu, bidadariku
Maafkanlah aku
dengan kebodohanku
yang tak bisa membimbing dirimu

*Hatimu tempat berlindungku,
dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu,
dijadikan engkau istriku

Engkaulah
Bidadari Surgaku

Rabbana hablana
Min azwajina
Wadzurriyatina
Qurrata a’yun
Waja’alna lil muttaqiina
Imaamaa imaamaa imaamaa

Bidadari surgaku


Note / Catatan :

قَالَ المُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: الكَلَامُ: هُوَ اللَّفْظُ المُرَكَّبُ المُفِيْدُ بِالوَضْعِ

Berkata almushonnif (pengarang kitab Al Ajurrumiyyah) semoga Allah merahmatinya:

الكَلَامُ: هُوَ اللَّفْظُ المُرَكَّبُ المُفِيْدُ بِالوَضْعِ

Kalam adalah lafadz yang tersusun yg berfaidah dengan bahasa Arab serta disengaja.

PENJELASAN

Maka Ibnu Ajjurum berkata kalimat adalah :

 اللَّفْظُ -> lafadz

المُرَكَّبُ -> yang tersusun

المُفِيْدُ -> yang berfaidah

بِالوَضْعِ -> dengan bahasa Arab

فَلَا بُدَّ أَنْ يَجْتَمِعَ فِيْ الكَلَامِ أَرْبَعَةُ أُمُوْرٍ.

Maka semestinya kalimat itu harus terhimpun padanya empat perkara.

۱- أَنْ يَكُوْنَ لَفْظًا: أَيْ صَوْتًا مُشْتَمِلًا عَلَى بَعْضِ الحُرُوْفِ الهِجَائِيَّةِ.

1. Kalimat itu haruslah lafadz

Yang dimaksud dengan lafadz adalah : Suara yg tersusun dari sebagian huruf Hijaiyah.

۲- أَنْ يَكُوْنَ مُرَكَّبًا: أَيْ مُؤَلَّفًا مِنْ كَلِمَتَيْنِ أَوْ أَكْثَرَ.

2. Kalimat itu harus tersusun [ Murokkab ]

Apa itu tersusun?

Yaitu : disusun dari dua kata atau lebih.

٣- أَنْ يَكُوْنَ مُفِيْدًا: أَيْ يَحْسُنُ سُكُوْتُ المُتَكَلِّمِ عَلَيْهِ.

3. Ia harus berfaidah [ Mufid ]

Maksudnya : seorang yang berbicara bisa diam dengan sempurna.

٤- أَنْ يَكُوْنَ بِالوَضْعِ العَرَبِيِّ: أَيْ مِنْ كَلَامِ العَرَبِ.

4. Perkara ke-empat, [ Wadlo ]
bahwasanya: Kalam itu harus dalam bahasa Arab serta disengaja.

Maksudnya dari perkataan orang Arab. Sebagian ulama memaknai dengan di ucapkan secara sengaja atau secara sadar.

Wallahu A'lam.

Minggu, 11 Maret 2018

Filosofi Nahwu Shorof Jadikan Aku Isim Mufrodmu Selamanya

Wahai adinda, Aku ingin kau menjadikanku isim mufrodmu hanya satu-satunya dalam kehidupanmu. Menemanimu hingga ajal menjemput.

Aku tahu banyak sekali yang mencoba mendekatimu, namun aku selalu berdoa semoga dihatimu hanya ada namaku.

Wahai adinda, aku tidak sanggup jika kau dua kan aku layaknya isim tasniyah/mutsanna. Sakit hati ini jika itu terjadi.

Kesabaranku menantimu semoga tidak terbalas dengan engkau men-dua-kanku dengan dirinya. Aku disini selalu mempercayaimu. Menantimu dengan menggenggam erat kerinduan. 

Wahai adinda,  hati ini tidak akan pernah sanggup di dua-kan apalagi sampai engkau tiga-kan layaknya isim jama'.

Aku percaya engkau adalah wanita baik-baik yang sangat menghormati arti kesetiaan. Disaat banyak wanita yang bangga bila memiliki lebih dari satu kekasih, aku tetap percaya bahwa engkau adalah wanita pemegang teguh kesetiaan.

Setiamu adalah dambaanku. Hatimu adalah tempat bersemayamku. Akalmu adalah wahanaku menari-nari. Rasamu adalah hujaman anak panah yang menusuk relung-relung hati ini sehingga menyalakan cahaya kerinduan yang tak pernah padam.

Laksana ribuan bintang dilangit yang bersinar berkerlap-kerlip memancarkan sinar terangnya sehingga hilanglah kegelapan. Doaku pada ilahi yang menjadi bintang hatimu adalah AKU. Hanya kamu yang menghilangkan kegelapan hati ini.  JADIKAN AKU ISIM MUFRODMU UNTUK SELAMANYA.

Baca disini Filosofi Nahwu Shorof Mutiara Kasih Mubtada Khobar Cukup Satu Bidadari

Note :

Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:

1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.

2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.

3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.

Contoh :

ﻣُﺴْﻠِﻢٌ (=seorang muslim) --> Mufrad Mudzakkar

ﻣُﺴْﻠِﻤَﺔٌ (=seorang muslimah) --> Mufrad Muannats

ﻣُﺴْﻠِﻤَﺎﻥِ (=dua muslim) --> Mutsanna Mudzakkar

ﻣُﺴْﻠِﻤَﺘَﺎﻥِ (=dua muslimah) --> Mutsanna Muannats

ﻣُﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ (=muslimin) --> Jamak Salim Mudzakkar

ﻣُﺴْﻠِﻤَﺎﺕٌ (=muslimat) --> Jamak Salim Muannats.

Wallahu A'lam

Kamis, 08 Februari 2018

FILOSOFI HATI I'ROBNYA (PERUBAHAN) HATI ADA EMPAT MACAM


*باﺏ ﺍﻟﺄﺣﻜﺎﻡ*

ﻭﺇﻋﺮﺍﺏ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﻋﻠﻰ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﻧﻮﺍﻉ:
ﺭﻓﻊ , وﻓﺘﺢ , وﺧﻔﺾ , ﻭﻭقف . - 

I'robnya/Perubahan hati ada empat macam :
1. Rofa' (terangkat)
2. Fathah (terbuka)
3. Khofadh (turun)
4. Waqof (berhenti/mati) .

ﻓﺮﻓﻊ ﺍﻟﻘﻠﺐ: ﻓﻰ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ .

وﻓﺘﺢ ﺍﻟﻘﻠﺐ: ﻓﻰ ﺍﻟﺮﺿﺎﺀ ﻋﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ .

وﺧﻔﺾ ﺍﻟﻘﻠﺐ: ﻓﻰ ﺍﻟﺎﺷﺘﻐﺎﻝ ﺑﻐﻴﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ .

وﻭﻗﻒ ﺍﻟﻘﻠﺐ: ﻓﻰ ﺍﻟﻐﻔﻠﺔ ﻋﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ .

Rofa' (terangkat) nya hati adalah *ketika dzikir kepada Allah,*

Fatha (terbuka) nya hati adalah *ketika ridho kepada Allah,*

Khofadh (turun) nya hati adalah *ketika sibuk dengan selain Allah,*

Waqof (berhenti/mati) nya hati adalah *ketika lalai dari Allah.*

ﻓﻌﻠﺎﻣﺔ ﺍﻟﺮﻓﻊ ﺛﻠﺎﺛﺔ ﺃﺷﻴﺎﺀ:
ﻭﺟﻮﺩ ﺍﻟﻤﻮﺍﻓﻘﺔ , وﻓﻘﺪ ﺍﻟﻤﺨﺎﻟﻔﺔ , ودوام ﺍﻟﺸﻮﻕ .

وﻋﻠﺎﻣﺔ ﺍﻟﻔﺘﺢ ﺛﻠﺎﺛﺔ ﺃﺷﻴﺎﺀ:
ﺍﻟﺘﻮﻛﻞ , وﺍﻟﺼﺪﻕ , وﺍﻟﻴﻘﻴﻦ . -

*Tanda rofa' / terangkatnya hati ada 3 :*

1. Adanya kecocokan
2. Hilangnya penyimpangan
3. Lestarinya kerinduan

*Tanda fathah/terbukanya nya hati ada 3 :*

1. Kepasrahan
2. Kejujuran
3. Keyakinan .

وﻋﻠﺎﻣﺔ ﺍﻟﺨﻔﺾ ﺛﻠﺎﺛﺔ ﺃﺷﻴﺎﺀ:
ﺍﻟﻌﺠﺐ , وﺍﻟﺮﻳﺎﺀ , وﺍﻟﺤﺮﺹ ﻭﻫﻮ ﻣﺮﻋﺎﺓ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ . 
وﻋﻠﺎﻣﺔ ﺍﻟﻮﻗﻒ ﺛﻠﺎﺛﺔ ﺃﺷﻴﺎﺀ ؛
ﺯﻭﺍﻝ ﺣﻠﺎﻭﺓ ﺍﻟﻂﺎﻋﺔ , وﻋﺪﻡ ﻣﺮﺍﺭﺓ ﺍﻟﻤﻌﺼﻴﺔ , وﺍﻟﺘﺒﺎﺱ ﺍﻟﺤﻠﺎﻝ . -

*Tanda khofadh nya (turunnya) hati ada 3 :*
1. Bangga diri
2. Pamer
3. Tamak yaitu selalu memperhatikan dunia . -

*Tanda waqof (mati) nya hati ada 3:*

1. Hilangnya rasa manis dalam ketaatan .
2. Tiadanya rasa pahit dalam kemaksiatan .
3. Ketidak jelasan kehalalan .

Baca disini pilihlah lelaki yang seperti air suci menyucikan untuk dijadikan pasangan hidup

*ﻣﻨﻬﺎﺝ ﺍﻟﻌﺎﺭﻓﻴﻦ ﻟﻠﺎﻣﺎﻡ ﺃﺑﻰ ﺣﺎﻣﺪ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻰ*

*(Imam Al Ghazali dalam kitab Minhajul 'arifin)*

Senin, 05 Februari 2018

Filosofi Air Pilihlah Lelaki Yang Seperti Air Suci Mensucikan Bag.1

Wahai Adinda, Engkau adalah tulang rusuk lelaki yang hilang. Adalah kesempurnaan iman lelaki bila telah menemukan tulang rusuk yang hilang tersebut. 

Wahai Adinda, Engkau harus tahu tentang hal ini, bahwasanya banyak cara yang dilakukan lelaki dalam melakukan pencarian tulang rusuknya yang hilang. Ada yang menggunakan cara-cara terhormat sesuai dengan tuntutan syariat. Ada juga yang menggunakan cara-cara yang melanggar syariat.

Wahai Adinda, Sangat dianjurkan untuk menerima lelaki yang menggunakan cara-cara terhormat ketika ingin memilikimu, Lelaki yang berani menemui orang tuamu dan menyatakan cintanya dihadapan orang tuamu untuk menghalalkanmu.

Ada 4 tipe lelaki yang harus adinda ketahui:

1. lelaki yang seperti air tahir mutahir : Air suci mensucikan

Wahai Adinda, Jika datang khitbah kepadamu dari lelaki yang seperti air tohir mutahir maka terimalah dengan mantap dan yakin, hilangkan segala keraguan karena lelaki tersebut yang dapat membahagiakan jasmani dan ruhanimu. 

Wahai Adinda, Ketahuilah bahwa lelaki yang seperti air tahir mutahir itu adalah lelaki yang suci dan bisa mensucikan. Lelaki yang akhlaknya suci dan terpuji, lelaki yang perangainya baik dan santun. Namun tidak hanya akhlaknya yang suci dan terpuji tetapi juga bisa membawamu menjadi lebih baik dan menjadi suci. Lelaki yang pribadinya baik tetapi juga bisa membuatmu menjadi baik.

2. Lelaki seperti air tahir ghairu Mutahir : Air suci tidak mensucikan

3. Lelaki seperti air mutanajjis : Air terkena najis

4. Lelaki seperti air musta'mal : Air telah dipakai


Note :

1. “Orang yang beneran suka sama kita, nembak bilang ‘i love u’-nya nggak sendirian. Dia datang serombongan, bareng keluarga besar.” –Tere Liye-

2. Air Thahir dan Muthahir [air suci lagi mensucikan] Atau disebut juga dengan air mutlak. Ia adalah air yang memiliki dua sifat. Yang pertama adalah tahir atau suci, dan yang kedua mutahir atau menyucikan. Artinya, selain air itu suci, juga bisa digunakan untuk bersuci. Yaitu mengangkat hadats kecil seperti buang angin dengan berwudhu, ataupun hadats besar seperti junub dengan mandi. Allah berfirman [yang artinya], "Dan Kami menurunkan dari langit air yang thahur [suci lagi menyucikan]". [Q.S Al Furqan; 48]

3. Air yang suci yang dapat mensucikan yaitu: semua air yang berasal dari langit atau yang bersumber dari bumi, dan tidak merubah sifat-sifatnya dengan sebab adanya benda yang dapat merubah kesucian air tersebut. Seperti: air hujan, air laut, air sungai, air es dan air embun. "Mabadi Fiqh Juz 3".

Kamis, 01 Februari 2018

Wanita Menerima Khitbah Lelaki Karena Nasabnya Wahai Wanita Jangan Salah Pilih. Bag.2

Bila wanita mempunyai 4 kriteria alasan untuk dinikahi yaitu karena Hartanya, Nasabnya, Kecantikanya dan Agamanya maka seorang pria pun mempunyai 4 kriteria tersebut. Jadi wanita menerima pinangan seorang pria karena melihat 4 kriteria tersebut. Mari kita kupas satu persatu ke empat kriteria tersebut. Tentunya yang kita kupas ini melihat dari sudut pandang yang berbeda dari pandangan yang umum di kalangan masyarakat. Semoga bermanfaat.

1. Baca Disini Wanita Menerima Khitbah Lelaki Karena Hartanya [ لماله ]

2. Wanita Menerima Khitbah Lelaki Karena Nasabnya atau Status Sosialnya [ لحسبه ]

Seorang wanita yang dkhitbah lelaki harus lah melihat nasab atau status lelaki tersebut. Jika nasab atau status sosialnya baik maka terimalah khitbahnya namun bila kurang baik sebaiknya untuk menolak pinangannya. maksud dari status sosial lelaki disini adalah lelaki tersebut mempunyai karakter baik yang mampu membawa istri dan anak-anaknya untuk mendapatkan status sosial yang mulia di hadapan masyarakat dan Allah swt.

Namun sering kali masyarakat mengartikan nasab atau status sosial lelaki dengan arti lelaki yang berasal dari kalangan keluarga berada. Jika wanita menerima pinangan lelaki karena status sosial atau nasabnya dengan artian tersebut maka tidak akan membawa manfaat yang hakiki bagi rumah tangganya kelak karena lelaki yang berasal dari keluarga berada relatif egois dan kurang peka terhadap sensitifitas wanita.

Maka lihatlah lelaki dari sudut pandang lain terkait nasab atau status sosialnya yaitu bukan karena status sosialnya yang disandang tetapi karakter lelaki yang mampu membawa menuju ke status sosial yang mulia baik di mata masyarakat atau Allah swt.

Maka sangat perlu mempunyai calon suami yang bisa membawa bahtera rumah tangga menuju rumah tangga yang mulia. Bahtera rumah tangga yang mulia itu yang sakinah mawaddah wa rahmah. Demi mendapatkan rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah maka seorang suami harus bisa mengayomi istrinya dengan sebaik-baiknya.

Bila Seorang suami tidak bisa mengayomi istrinya dengan baik maka tidak akan bisa membawa bahtera rumah tangganya menuju rumah tangga yang mulia. Dengan rumah tangga yang mulia berarti telah membuat status sosial keluarga menjadi mulia dan kelak anak-anaknya menjadi anak yang mempunyai nasab yang mulia.

3. Wanita Menerima Khitbah Lelaki Karena Ketampanannya [ لجماله ]

4. Wanita Menerima Khitabah Lelaki Karena Agamanya [ لدينه ]

Note :


 اِسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا

“Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita.” (HR Muslim: 3729)

 خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku.” (HR Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh Al Albani dalam “ash-shahihah”: 285)

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?.”(QS. An Nahl [16]:72)

Imam Ahmad pernah berkata, “Aku hidup bersama istriku, Ummu Abdillah, selama empat puluh tahun tidak pernah saya berbeda pendapat dengannya meskipun hanya dalam satu kata.” Ungkapan tersebut menunjukkan betapa sebagai suami, Imam Ahmad tidak pernah meremehkan istrinya, sekalipun dirinya adalah seorang ulama yang sangat kaya akan ilmu, karya dan pengaruh. Imam Ahmad sangat memuliakan sang istri.

Sayyidina Umar RA berkata kepada pria yang hendak mengadukan sikap istrinya. “Wahai saudaraku, aku tetap sabar menghadapi perbuatan istriku, karena itu memang kewajibanku.

Senin, 29 Januari 2018

Filosofi Nahwu Shorof Tanwin " Kamu Seperti Hantu "

Wahai Adinda, Dirimu itu seperti nun mati dalam tanwin. Tidak nampak ketika ditulis, hanya tertulis dengan dua dhommah, dua fathah atau dua kasroh tetapi terbaca ketika di ucapkan. 

Engkau tidak nampak dihadapanku dan aku tidak bisa melihatmu tetapi namamu selalu kubaca dan kusebut dalam doa dan wiridku dengan penuh kemesraan. Mesraku bukan dengan menyentuh jasad jasmanimu. Mesraku berupa anak panah doa kepada Tuhanku untuk menancapkan kerinduan di ulu hatimu. 

Engkau semerbak wangi dari sekuntum bunga yang tak mewujud di mataku namun wangimu kubaui hingga menusuk jiwa. Engkau laksana kicauan indah burung Kenari yang tak menampak di dahan pohon namun kicauanmu mampu menggetarkan hatiku.

Baca juga Filosofi Nahwu Shorof Kaidah I'lal " Aku Terbuang Demi Dia "

Wahai Adinda, Sebuah lagu kupersembahkan untukmu.

KOSONG
Kamu seperti hantu
Terus menghantui aku
Kemana pun tubuhku pergi
Kau terus membayangi aku

Salahku biarkan kamu
Bermain dengan hatiku
aku tak bisa memusnahkan
Kau dari pikiranku.. ini..

Reff
Didalam keramaian aku masih merasa sepi
Sendiri memikirkan kamu
Kau genggam hatiku
Dan kau tuliskan namamu
Kau tulis namamu...

Tubuhku ada di sini
Tetapi tidak jiwaku
Kosong yang hanya kurasakan
Kau telah tinggal di hatiku.

Wahai Adinda, Percayalah aku disini selalu menyebut namamu dalam tiap-tiap doaku. Engkau tidak perlu menampakan dirimu dihadapanku karena aku selalu mempercayaimu. 

Note :
Tanwin (bahasa Arab: التنوين, "at tanwiin") adalah tanda baca/diakritik/harakat pada tulisan Arab untuk menyatakan bahwa huruf pada akhir kata tersebut diucapkan layaknya bertemu dengan huruf nun mati. 
[ Wikipedia ]

Tanwin adalah Nun sukun yang tidak tertulis tapi terucap di akhir isim nakirah dan tertulis dengan dua dhammah, dua fathah atau dua kasrah.

Contoh :

جاء رجل  : Seorang lelaki telah datang
رايت رجلا : Aku melihat seorang lelaki
مررت برجل : Aku Melewati seorang lelaki

[ Kitab Mulakhos Hal. 26 ]

Kamis, 25 Januari 2018

Filosofi Nahwu Shorof l Kaidah I'lal " Aku Terbuang Demi Dia".

Wahai adinda, Aku ibarat seperti wawu dalam kalimat  صون yang harus terbuang dan digantikan alif menjadi صان. Begitu juga seperti ya [ ي ] dalam kalimat بيع yang harus terbuang untuk digantikan Alif menjadi باع. 


Aku  sadar,  aku memang tidak pantas untuk mendampingimu, aku tidak seperti Alif yang berdiri kokoh penuh wibawa. Hanya lelaki yang gagah berani dan lurus akhlaknya seperti huruf Alif yang pantas untuk mendampingimu. Lelaki seperti huruf alif yang lurus berkeadilan yang bisa membimbingmu mencapai surganya Allah swt. 


Adinda berbahagialah engkau berdampingan dengan lelaki seperti huruf alif. Dalam huruf alif ini terdapat kisah yang sungguh luar biasa, yaitu kisah yang terjadi antara Khalifah Umar bin Khottob dan seorang yahudi yang mengadu kepada khalifah atas ketidakadilan gubernur mesir amr bin ash. Kemudian di tulislah huruf alif ditulang belulang untuk diserahkan kepada gubernur amr bin ash. Pesan yang ingin disampaikan oleh khalifah dengan huruf alif tersebut adalah supaya amr bin ash bertindak lurus seperti alif yakni adil terhadap siapapun termasuk kepada orang yahudi.


Dari kisah tersebut, aku rela dohiron wa batinan terbuang demi melihatmu berdampingan dengan lelaki yang seperti alif. Cukuplah aku menjadi pengagum rahasiamu.


Note :

Kaidah I'lal Ke 1


إذَا تَحَرَّكَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ بَعْدَ فَتْحَةٍ مُتَّصِلَةٍ فِيْ كَلِمَتَيْهِمَا أُبْدِلَتَا آلِفًا مِثْلُ صَانَ أَصْلُهُ صَوَنَ وَبَاعَ أَصْلُهُ بَيَعَ.

Apabilah ada Wawu atau Ya’ berharokah, jatuh sesudah harkah Fathah dalam satu kalimah, maka Wawu atau Ya’ tersebut harus diganti dengan Alif seperti contoh صَانَ asalnya صَوَنَ , dan بَاعَ asalnya بَيَعَ .


Praktek I’lal :
صَانَ asalnya صَوَنَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi صَانَ.
بَاعَ asalnya بَيَعَ ikut pada wazan فَعَلَ. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi بَاعَ.


غَزَا asalnya غَزَوَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi غزا.

Rabu, 24 Januari 2018

Filosofi Nahwu Shorof l Kalimat Huruf Tak Bermakna Tanpamu

Wahai adinda, apalah maknanya diriku tanpa hadirnya dirimu. Bagaikan butiran debu tersapu angin hingga terbang menghilang entah kemana tanpa arah dan tujuan. Kau lah penyempurna imanku. Bersamamu bermaknalah hidupku. 

Layaknya huruf yang tiada bermakna keculi bila dapat bersama dengan kalimat yang lainnya [Isim atau Fi'il]. Kau adalah isim dan fi'ilku yang membuatku bermakna. Terimalah cinta dan kasihku ini sehingga kita dapat bersama dalam ikatan suci yang halal yang di ridloi Allah swt. Janganlah lelah untuk selalu membuatku bermakna hingga ajal menjemputku. 

Adinda tetaplah selalu disampingku menemani hari-hariku didunia ini hingga akhirat nanti. 



Note :

BAB 3 – HURUF ( Kitab Mulakhos hlm. 147) 

Huruf adalah semua kata yang tidak mempunyai makna kecuali ketika 
bersama yang lainnya. 
Huruf dalam bahasa arab jumlahnya sedikit, tidak lebih dari 80 dan 
semuanya mabni. 
Diantaranya ada yang dimabnikan atas: 
– Sukun, contoh:
 لم - بل - أو - في - كي - هل - لن
– Fathah, contoh:
ليت - إن - أن - ثم
– Dhammah, contoh: 
منذ
– Kasrah, contoh: 
ب - ل
Huruf ba’ yang memajrurkan – Huruf lam yang memajrurkan

Download Terjemah Kitab Risalatul Mahidl Kitab Wajib Bagi Perempuan

Download Kitab Risalatul Mahidl, sebuah kitab wajib di miliki sebagai pegangan bagi para wanita Bisa di download di tautan ini Download Terjemah Kitab Risalatul Mahid

Download Buku 37 Masalah Populer Karya H. Abdul Somad, Lc MA

Bagi yang berminat untuk download buku 37 Masalah Populer Karya H. Abdul Somad dan buku Lainya bisa di download disini Download 37 Masalah Populer Karya H. Abdlu Simad, Lc MA

Filosofi Sarung l Segera Penuhi Kewajiban Ibadah

Sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya sehingga berbentuk seperti pipa/tabung. Ini adalah arti dasar dari sarung yang berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan. Dalam pengertian busana internasional, sarung (sarong) berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke bawah).

Kata sarung berasal dari bahasa arab سرع    [ Saru'a ] yang artinya tangkas atau cepat. Sarung sering dipakai oleh orang muslim ketika akan menjalankan ibadah. Sarung juga sering di pakai dalam keseharianya santri dipondok pesantren. Orang-orang tua juga lebih sering mengenakan sarung ketika beribadah.

Baca Disini Filosofi Nahwu Shorof I'rob Cinta Dalam Ilmu Nahwu

Sarung buat para santri menjadi simbol bahwa seorang santri harus tangkas dan cepat dalam melaksanakan tugasnya sebagai santri. Sarung buat orang tua bermakna bahwa sudah selayaknya orang yang sudah tua harus cepat-cepat segera melaksanakan ibadah.

Sarung berarti cepat. Artinya mudah dipakai, efisien dan tidak ribet sehingga memudahkan seseorang untuk segera cepat-cepat memenuhi seruan adzan yang berkumandang untuk melaksanakan sholat berjama'ah. Tidak seperti celana yang pemakaiannya agak ribet. Bagi santri, dengan sarung akan lebih memudahkan kegiatan sehari-harinya dipesantren, mau mengaji bisa cepat hadir ke majlis pengajian bila mengenakan sarung. Mau sholat jama'ah lebih mudah dengan bersarung.

Kesimpulanya adalah sarung menjadi simbol bagi seseorang untuk segera cepat-cepat memenuhi kewajibannya dalam beribadah kepada Allah swt.

Selasa, 23 Januari 2018

Download Kitab Dan Buku


1. Kitab Al Umm Jilid Satu Download

2. Buku 37 Masalah Populer Karya H.Abdul Somad Lc, MA Download

3. Kitab Risalatul Mahidl Download


Filosofi Nahwu Sorof l Mutiara Kasih اعراب " Perubahan Sikap Wanita "


Adinda, ketahuilah seorang wanita itu ibarat seperti i'rob dalam ilmu nahwu. Wanita itu bisa berubah-rubah tergantung siapa yang membimbingnya. 


Wanita selalu menyesuaikan prilaku dan sikapnya sesuai prilaku dan sikap dari pembimbingnya yaitu suaminya. Maka pilihlah calon suami yang dapat merubahmu dan membimbingmu menjadi lebih baik dan selalu menjadi lebih baik setiap hari-harinya. 

Baca Juga Filosofi Nahwu Shorof Dhomir Mustatir Wujuban

Engkau telah mempelajari ilmu nahwu bab i'rob disitu diterangkan bahwa i'rob itu perubahan di akhir kalimat karena beda-bedanya amil yang masuk. Wanita sebagai istri dapat berubah sikapnya menjadi baik atau buruk tergantung suaminya.

Engkau dapat berubah menjadi rafa, nasob, khofedz dan jazem tergantung suamimu sebagai 'amilnya. Pada saatnya nanti akan kakanda jelaskan satu persatu tentang istri berubah menjadi rafa, nasob, khofed dan jazem karena suaminya.

Semoga kakanda adalah pilihan hatimu yang dapat membawamu menjadi lebih baik dan selalu menjadi labih baik. Aamiin.

Note :


Bab i’rob


اَلْاِعْرَابُ هُوَ تَغْيِيْرُ اَوَاخِرِ الْكَلِمِ لِاِخْتِلَافِ الْعَوَامِلِ الدَّاخِلَةِ عَلَيْهَا لَفْظًا اَوْتَغْدِيْرًا
I’rob adalah perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang memasukinya, baik secara lafazh atau secara perkiraan.

Maksudnya : i’rob itu merubah syakal tiap tiap akhir kalimah disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu tanpak jelas lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja keberadaannya.


Pembagian i’rob

وَاَقْسَامُهُ اَرْبَعَةٌ رَفْعٌ وَنَصْبٌ وَخَفْضٌ وَجَزْمٌ
I’rob terbagi menjadi empat macam, yaitu : i’rob rafa, i’rab nasab, i’rob khafadh, dan i’rob jazm.

Di antara contoh dari i’rob i’rob tersebut ialah sebagai berikut :
1. I’rob rafa’, seperti
زَيْدٌ قَائِمٌ (zaid berdiri)

2. I’rab nasab, seperti
رَأَيْتُ زَيْدًا (aku telah melihat zaid)

3. I’rob khafadh, seperti
مَرَرْتُ بِزَيْدٍ (aku telah bersua dengan zaid)

4. I’rab jazm, seperti
لَمْ يَضْرِبْ (dia tidak memukul)

Sabtu, 20 Januari 2018

Ukhty Jazil Regar : Tanamlah Pohon Walau Kau Tahu Esok Kiamat

Ukhty Jazil Regar Berkata :
Kalau kau tau hari besok akan datang kiyamat, dan hari ini ditanganmu masih ada satu butir biji yang akan ditanam, tanamlah! Lihat Disini

Catatan
Apa yang dikatakan oleh Ukhty Jazil Regar berasal dari hadist Nabi saw :

إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَ فِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيْلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لاَ تَقُوْمَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا

“Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang diantara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanam sebelum terjadi kiamat maka hendaklah dia menanamnya.” (HR. Imam Ahmad 3/183, 184, 191, Imam Ath-Thayalisi no.2078, Imam Bukhari di kitab Al-Adab Al-Mufrad no. 479 dan Ibnul Arabi di kitabnya Al-Mu’jam 1/21 dari hadits Hisyam bin Yazid dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu)

Penanaman Pohon atau Reboisasi (bahasa Inggris: reforestation) adalah penanaman kembali hutan yang telah ditebang (tandus, gundul). Reboisasi berguna untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan menyerap polusi dan debu dari udara, membangun kembali habitat dan ekosistem alam, mencegah pemanasan global dengan menangkap karbon dioksida dari udara, serta dimanfaatkan hasilnya. 

Hadist-hadist nabi yang menjelaskan tentang penanaman pohon tidak menjelaskan tempat dimana harus menanam pohon. Jadi penanaman pohon tidak hanya di hutan-hutan yang sudah tandus saja, penanaman pohon bisa dilakukan dimana saja seperti dihalaman rumah atau di pinggir-pinggir jalan. 

Banyak kebaikan yang terdapat dalam penanaman pohon, seperti adanya nilai-nilai sedekah. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa berbuat kebaikan itu hanya kepada sesama manusia padahal berbuat kebaikan itu bisa dilakukan kepada semua ciptaaan Allah swt. Begitu juga banyak yang beranggapan bersedekah hanya dengan yang berbentuk materi. Jika sedekah hanya bisa dengan materi, bagaimanakah sedekahnya orang yang tidak punya materi?? TANAMLAH POHON!

Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا‎ ‎إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ‏‎ ‎لَهُ صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ‏‎ ‎لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ‏‎ ‎السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ‏‎ ‎صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ‏‎ ‎فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا‎ ‎يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ‏‎ ‎لَهُ صَدَقَةٌ

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya.” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh (3945)]

Semoga Bermanfaat!

Ukhty Lazeem Masruro : Pahlawan Selalu Menahan Amarah

Ukhty Lazeem Masruro berkata :

Pahlawan bukanlah orang nan berani meletakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan nan sebenarnya adalah orang nan sanggup menguasai dirinya di kala ia marah. Lihat Disini

Note :
Banyak jenis pahlawan dimuka bumi ini. Dari semua jenis pahlawan ini hampir dapat dipastikan pahlawan-pahlawan tersebut harus dapat mengendalikan dirinya. Tidak ada pahlawan yang ceroboh melangkah. Pahlawan selalu bersikap penuh perhitungan serta yang paling utama dapat menguasai dirinya ketika api amarah meluap-luap.

Semua orang yang mampu mengendalikan amarahnya dapat di sebut juga sebagai pahlawan, karena pahlawan memberikan manfaat bukan madlorot. Dengan mampu mengendalikan amarahnya maka orang-orang disekitarnya tetap merasa aman. 

Sedangkan orang yang tidak bisa mengendalikan amarahnya hampir dipastikan amarahnya tersebut dapat menyakiti orang lain. Maka orang yang tidak mampu mengendalikan amarah tidak layak untuk di sebut pahlawan.

Telah bersabda Nabi Kita Muhammad Saw :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri].

Firman Allah Swt :


{الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ}



“Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnyaserta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali ‘Imran:134).

Hadist Nabi Saw :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ أنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَسَلَّم قَالَ (لَيْسَ الشَدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ) متفق عليه 
Artinya : Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda “Bukanlah orang yang kuat yang menang dalam pergulatan akan tetapi orang yang kuat ialah yang mampu menahan hawa nafsunya saat marah” (Muttafaqun ‘Aleih)
Semoga Bermanfaat.

Kultum Siswa l Tawadu Dalam Kehidupan Sehari-Hari

TAWADU
By.Adib Sulhani 
kelas 7B.

Tawadu artinya sikap rendah hati. Sikap ini merupakan sikap seseorang yang tidak ingin menonjolkan diri dengan sesuatu yang ada pada dirinya. Sikap ini adalah sikap yang harus dimiliki seorang muslim. Tawadu merupakan pertengahan dari sikap sombong dan melecehkan diri. Firman Allah swt

لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ (QS. 15 : 88)
Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan jangan engkau bersedih hati terhadap mereka dan berendah hatilah engkau terhadap orang yang beriman.

Seorang mu'min hendaknya selalu menampakan sikap rendah hati terhadap mukmin lainya dalam kehidupan sehari-hari. Terutama sekali bagi siswa-siswi MTs Tarbiyatul Aulaad dalam keseharianya, baik di sekolah maupun di rumah harus bersikap tawadu.

Dari Iyadh bin Himar Radiyallhu’anhu ia berkata: Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kamu bersikap tawadhu’sehingga tidak ada seorangpun yang menzalimi yang lainnya, dan juga tidak ada seorangpun yang bersikap sombong terhadap yang lainnya.” (HR. Muslim).

Berikut beberapa prilaku rendah hati dalam kehidupan sehari-hari seorang siswa adalah sebagai berikut :

1. Menghormati orang tua di rumah, tidak berani menyela atau tidak membentaknya.

2. Menaati perintah orang tua.

3. Tidak sombong atau iri dengan kakak atau adik di rumah.

4. Memberikan bantuan kepada teman di sekolah dengan ikhlas dan tidak mengharapkan pujian dari teman.

5. Menerima saran maupun kritik dari orang lain.

Semoga Bermanfaat.

Jumat, 19 Januari 2018

Filosofi Nahwu Shorof Mutiara Kasih Mubtada Khobar Cukup Satu Bidadari

Wahai adinda, Jika aku adalah suami yang diibaratkan mubtada dalam ilmu nahwu tentu engkau adalah khobarnya, engkau adalah penyempurna imanku. Bukankah fungsi khobar sebagai penyempurna makna mubtada. Aku percaya denganmu sepenuhnya, engkau adalah kriteria yang rasulullah saw sebutkan dalam hadistnya. Agamamu lah yang membuatku memilihmu. Namun kali ini aku meminta izin akan sesuatu yang membuatku gundah gulana selama ini. Jika adinda tidak mengizinkan pun tak apa, aku tak memaksa. Tiada yang lebih berarti daripada melihatmu selalu tersenyum gembira dan menerimaku apa adanya.


Wahai kakanda, ada gerangan apa ini?? Seakan ada hal yang sangat penting sekali sampai kakanda memohon izin seperti itu. Ungkapkan saja apa itu permohonan kakanda, jika itu demi kebaikan bahtera rumah tangga kita menuju ridlo Allah Swt maka dengan senang hati adinda izinkan.

Wahai adinda masih ingatkah saat adinda di pesantren mempelajari kitab alfiyah ibni malik bab ibtida, disitu diterangkan bahwa bolehnya mubtada memiliki lebih dari satu khobar bisa dua, tiga, empat. Adinda juga tahu makna مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ yang terdapat dalam Q.S. Anisa : 2. 

Cukup kakanda, Adinda tahu maksudnya kakanda. Sebagai istri jika keinginan kakanda itu dapat membuat kakanda dan keluarga ini dekat kepada Allah swt maka adinda izinkan walaupun hati ini tidak bisa berbohong bahwa jika itu terjadi sungguh sakit lah hati ini karena adinda adalah manusia biasa. Namun sebelum hal itu dilaksanakan, izinkanlah adinda untuk memberi nasehat kepada kakanda, bukan bermaksud lancang tapi semoga nasehat ini dapat membawa manfaat buat kita berdua.

BACA JUGA I'ROB CINTA DALAM NAHWU : SEBUAH KEMESRAAN DALAM ILMU NAHWU BAB TANDA-TANDA I'ROB

Mubtada memiliki lebih dari satu khobar memang diperbolehkan, begitu juga suami beristrikan dua, tiga atau empat juga diperbolehkan tentunya ada syarat-syarat yang harus di penuhi.  Kakanda juga paham betul menikah itu hukum asalnya adalah sunah tetapi menggauli istri dengan mu'asyarah yang baik itu kewajiban [ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ ] Q.S. Annisa : 19. Secara dohir lisan ini, adinda mengizinkan tetapi batin hati ini, tidak bisa menerimanya. Maafkan adinda atas keterus terangan perkataan adinda ini. Jika mu'asyarah yang baik terhadap istri hanya cukup dohirny saja mengabaikan mu'asyaroh yang bersifat batin, mental dan hati maka kakanda keliru. Namun adinda tidak akan mencegahnya bila itu sudah menjadi keputusan kakanda. Hanya saja adinda minta jika kakanda tetap mengambil keputusan itu maka adinda minta kakanda dapat memastikan adinda terjaga dari api neraka nanti. bukankah tugas kakanda yang paling utama adalah menjaga keluarga dari api neraka. 

Wahai adinda, terimakasih atas segala nasihatnya. Maafkan kakanda yang selama ini mengira dengan terpenuhinya sandang, pangan dan papan untuk keluarga, bisa dianggap sebagai suami yang baik. Padahal yang baik adalah yang mampu menyelamatkan keluarga dari api neraka. Dengan satu istri saja, kakanda tidak bisa menjamin apakah nantinya keluarga ini selamat dari api neraka atau malah terdampar kejurang neraka yang paling terdalam. Semoga Allah swt senantiasa memberikan ampunan terhadap kakanda jika lalai dalam memenuhi tanggung jawab terhadap keluarga, baik secara dohir, batin, mental dan hati. 

Mari Adinda kita melangkah bersama menuju surgaNYA. Cukuplah engkau seorang yang nantinya menjadi Bidadari untuk kakanda disurga nanti. Aamin


Note :
1.
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا (QS. 4 : 3)
Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim.

2.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا (QS. 4 : 19)
Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.

3.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
(QS. 66 : 6)
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. 

4.
Alfiyah ibni malik bab ibtida.
وَأَخْبَرُوا بِاثْنَيْنِ أَوْ بِأَكْثَرَا ¤ عَنْ وَاحِدٍ كَهُـمْ سَرَاةٌ شُعَـرَا


Mereka (ulama nuhat/orang arab) menggunakan khabar dengan dua khobar atau lebih dari satu mubtada’, contoh “Hum Saraatun Syu’aroo-un” =  mereka adalah orang-orang luhur para penyair.