Rabu, 03 Januari 2018

Kemesraan Mbah Kakung l Rindu Karya Tere Liye

Beberapa cuplikan kejadian dalam Novel Rindu Karya Tere Liye


Lihatlah, betapa mesra pasangan tua ini. Saat naik tangga, Mbah
Kakung membantu istrinya dnegan lembut. Saat berjalan di lorong,
mereka berdua berpegangan tangan. Sesekali berhenti. Mbah Kakung dengan sabar menunggu. Aduh, mesra sekali, seolah ini
perjalanan bulan madu (hlm:189).

“Pendengaranku memang sudah berkurang, Nak. Mataku sudah
tidak awas lagi. Tapi kami akan naik haji bersama. Menatap
Ka‟bah bersama. Itu akan kami lakukan sebelum maut menjemput.
bukti cinta kami yang besar.” Mbah Kakung menggenggam jemari
Mbah Putri, mengakhiri ceritanya (hlm: 208).

“Pendengaranku memang sudah tidak bagus lagi, Nak. Juga
mataku, sudah rabun. Tubuh tua ini juga sudah bungkuk. Harus
kuakui itu.” Mbah Kakung membela diri, “Tapi aku masih ingat
kapan akau bertemu dengan istriku. Kapan aku melamarnya.
Kapan kami menikah. Tanggal lahir semua anak-anak kami.
Waktu-waktu indah milik kami. Aku ingat itu semua” (hlm: 205).

Tidak ada komentar: